Pada dasarnya, mengalami gigitan tikus saat hamil memang dapat menimbulkan efek negatif bagi kehamilan.
Pasalnya, gigitan tikus mengandung sejumlah virus bernama lymphocytic coriomeningitis yang bisa mengakibatkan gangguan neurologi (saraf).
Bila terkena gangguan ini, ibu hamil bisa mengalami gejala ringan seperti demam, nafsu makan menurun, nyeri otot, hingga mual dan muntah.
Sementara gejala berat yang bisa dialami ialah radang selaput otak (meningitis), atau esefalitis.
Virus ini juga bisa ditularkan ibu hamil ke janin yang dikandungnya, serta bisa menimbulkan masalah pada perkembangan otak janin, mata, gangguan kognitif, bahkan berisiko mengalami cacat lahir seperti hidrocefalus, dan choriorerinitis (gangguan penglihatan).
Gigitan tikus dianggap banyak membawa virus dan bakteri berbahaya bagi manusia. Jika gigitan terjadi pada trimester pertama, bisa berisiko keguguran.
Sementara bila digigit tikus saat hamil trimester kedua atau ketiga, ada kemungkinan janin terinfeksi virus atau bakteri yang bisa menyebabkan gangguan pada janin seperti mikrosefali, retardasi mental, hidrosefalus.
Bahkan berisiko mengalami gangguan saraf seperti epilepsi dan meningitis. Karena itulah, disarankan bagi ibu hamil agar segera memeriksakan diri ke dokter bila mengalami gigitan tikus saat hamil, lakukan tes medis secara menyeluruh untuk memastikan kondisi ibu hamil dan janin baik-baik saja.
Nah, itulah ketiga informasi penting seputar kisah Dina yang digigit tikus saat hamil hingga bahayanya pada kehamilan dan janin.
Semoga dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.