Selama 9 bulan berada di dalam kandungan Mama, janin bisa merasakan beberapa hal yang mungkin tak Mama ketahui. Selain itu, ia juga belajar untuk melakukan beberapa gerakan.
Sebagian pergerakan janin ini merupakan reaksi atas apa yang Mama lakukan. Ya, bonding antara Mama dan janin bisa dimulai sejak dini.
Nah, apa saja ya hal-hal yang bisa janin lakukan dan rasakan di dalam kandungan? Berikut rangkuman informasinya, Ma:
Berada tertutup di dalam rahim bukan berarti lantas janin benar-benar tidak bisa mendengar suara luar. Faktanya, di dalam kandungan si Kecil justru bisa mendengar banyak hal.
Mulai dari suara organ tubuh Mama seperti detak jantung, aliran darah dan cegukan Mama, tapi juga suara bising dari luar perut Mama. Suara-suara tersebut termasuk suara televisi, klakson mobil, musik, dan bahkan percakapan Papa Mama.
Dari sejak usia kehamilan 20 minggu, indra pendengaran bayi mulai berkembang. Kemudian di usia 27 minggu, bayi pun mulai bereaksi terhadap suara dan getaran yang tembus ke dalam rahim.
Siapa bilang janin dalam kandungan selalu tenang dan tidak stres, Ma? Nyatanya saat Mama sedang stres, janin juga ikut merasakannya, lho.
Penelitian menyebutkan bahwa ibu hamil sebaiknya menghindari stres karena dapat memengaruhi janin. Hal tersebut dikarenakan adanya faktor hormonal dan zat kimia yang dilepaskan oleh tubuh Mama, untuk kemudian diserap janin dalam kandungan.
Ya, efek tersebut kemudian menjadi rangsangan negatif bagi proses tumbuh kembang janin. Peneliti dari University of California, Dr Pathik Wadhwa, mengatakan bahwa saat Mama stres maka ada beberapa perubahan biologis terjadi.
Salah satunya yakni peningkatan hormon stres dan kemungkinan peningkatan infeksi intrauterin. Selain itu, beberapa penelitian lain juga menunjukkan bahwa tingkat stres yang tinggi dalam rahim dapat memengaruhi temperamen dan perkembangan perilaku bayi kelak.
Saat hamil, pastikan Mama mengutamakan makanan sehat dan bergizi tinggi ya, Ma. Sebab janin juga bisa ikut 'mencicipi' rasa makanan yang Mama konsumsi, lho.
Mulai pada usia kehamilan 13 minggu, indra perasa dan otak janin mulai berkembang. Ia pun mulai bisa merasakan lima rasa yakni manis, asin, pahit, asam, dan gurih.
Saat mulai makan, bayi cenderung memilih makanan yang rasanya manis karena rasa ini dapat ia rasakan sejak dalam kandungan melalui cairan ketuban. Ya, penelitian mengungkapkan bahwa janin suka menelan cairan ketuban saat rasanya manis.
Selama trimester terakhir, si Kecil akan menelan lebih banyak cairan amnion. Ini merupakan persiapan dirinya jelang dilahirkan dan menjalani masa menyusui. Mirip seperti cairan ketuban, air susu ibu (ASI) juga menyerap rasa dari makanan yang Mama konsumsi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa semakin bervariasi pola makan Mama selama kehamilan dan menyusui, semakin kecil kemungkinan anak akan menjadi pemilih soal makanan alias picky eater.
Di dalam rahim, janin dapat merasakan sentuhan di luar perut Mama. Menjelang usia kehamilan 8 minggu, ia akan menanggapi setiap sentuhan Mama melalui pergerakan di sekitar mulut dan wajahnya.
Kemudian pada usia 11 minggu, janin mulai menjelajahi rahim dengan menggerakkan tangan, kaki, dan mulutnya.
Semua gerakan janin yang Mama rasakan adalah momen di mana ia sedang menjelajahi dan belajar tentang tubuhnya.
Luar biasa, ya Ma!
Jadi, saat Mama mengusap perut dan kemudian ia balas bergerak, ini adalah fase si Kecil belajar bereaksi terhadap sentuhan. Begitu juga saat Mama tertawa, berjalan-jalan, atau berlatih yoga, janin akan merasakan dan bereaksi terhadap gerakan-gerakan tersebut.
Pernahkah Mama bertanya-tanya apakah si Kecil tertidur dan bermimpi juga di dalam kandungan? Penelitian terbaru mengungkapkan faktanya.
Disebutkan bahwa dalam usia kehamilan 23 minggu, janinmengalami fase tidur REM (Rapid Eye Movement). Ini merupakan fase tidur nyenyak dan dapat menghasilkan mimpi.
Para peneliti telah menemukan bahwa janin mengalami tidur dengan fase REM seperti orang dewasa. Oleh sebab itu, peneliti pun meyakini janin sudah mulai bisa bermimpi dalam usia kehamilan tersebut.
Di dalam kandungan, janin belajar menggerakkan tangan, kaki dan anggota badannya. Ia juga belajar membuka mata, menutup mata dan tersenyum.
Pemindaian ultrasound 4D juga seringkali jelas menunjukkan janin bisa tersenyum. Namun demikian, belum diketahui secara pasti apa saja yang bisa membuat janin bereaksi dengan tersenyum.
Profesor Stuart Campbell dari Create Health Clinic di London meneliti soal senyuman pada janin. Ia menduga kuat janin bisa tersenyum karena suasana tenang dan nyaman di dalam rahim. Seperti diketahui, lingkungan dalam kandungan dianggap janin sebagai lingkungan yang bebas stres.
Bayi saat dilahirkan identik dengan reaksi menangis yang sering. Namun nyatanya, di dalam rahim si Kecil juga sudah mulai bisa menangis lho, Ma!
Penelitian menunjukkan bahwa janin dapat mulai menangis dalam rahim, tepatnya pada usia kehamilan 28 minggu.
Tangisan ini biasanya dilakukan sebagai bentuk reaksi terhadap rangsangan atau untuk mengekspresikan ketidaksenangan janin.
Baca juga: Apakah Janin Bisa Merasakan Saat Mama Bersedih
Beberapa penelitian menemukan bahwa janin bereaksi dengan gerakan menyerupai perilaku menangis seperti membuka mulut, menekan lidah, dan mengambil beberapa napas yang tidak teratur sebelum mengembuskan napas dan kembali diam.
Luar biasa ya, proses belajar yang bisa dilakukan dan dirasakan janin di dalam kandungan. Terus dukung tumbuh kembang janin dengan menerapkan gaya hidup sehat, termasuk memilih menu makanan sehat dan menghindari stres, Ma.