Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta Pemerintah Daerah Riau melakukan tindakan nyata dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Hal ini diungkapkan mengingat sebelumnya Kepala BNPB Doni Monardo mendengar slogan 'Riau Tanpa Asap.'
Menurut Doni, slogan tersebut tidak sesuai dengan kondisi Riau saat ini.
"Saya tidak ingin hanya slogan-slogan. Dulu saya senang dengan pernyataan Riau Tanpa Asap. Tapi apa, hari ini Riau penuh asap," ujar Doni dalam rapat koordinasi penanganan karhutla di Riau, seperti dilansir dari IDN Times, Minggu (15/9).
Kondisi udara di Riau saat ini memang masih dipenuhi asap. Jelas ini kondisi yang tidak sehat bagi seluruh warga yang bermukim di sana. Termasuk untuk ibu hamil dan anak-anak.
Menjaga kesehatan saat hamil salah satunya adalah menjauhi lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat. Termasuk di antaranya memiliki lingkungan yang sehat dan menghindari konsumsi makanan tidak sehat dan rutin olahraga.
Namun selain itu, ada hal lain yang juga penting diperhatikan tetapi sering diabaikan yakni polusi udara.
Saat ini, kualitas udara sudah semakin buruk. Tidak hanya di Riau, tapi beberapa daerah lainnya di Indonesia, seperti di Jakarta juga mengalami kondisi udara yang tidak terlihat sehat.
Ibu hamil pun terpaksa harus menghirup udara buruk yang sebagian besar berasal dari asap kendaraan dan sumber polusi lainnya.
Apa itu polusi udara?
Polusi udara adalah kondisi yang bisa datang dalam berbagai bentuk. Biasanya udara yang tercemar terdiri dari ozon, partikel, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, asap knalpot kendaraan, emisi dari gedung-gedung di perkotaan, debu, dan bahan kimia lainnya.
Gejala umum dari paparan polusi udara buruk yang berkepanjangan termasuk batuk, iritasi mata, penyakit pernapasan (bronkitis, asma, dan emfisema), kelelahan kronis, kapasitas paru-paru berkurang dan sesak napas.
Adakah dampak buruk dari polusi udara bagi ibu hamil, terutama bagi tumbuh kembang janin? Berikut Popmama.com rangkum informasinya untuk Mama:
