Asap Karhutla Makin Pekat, Ibu Hamil Diliburkan di Jambi!

Baik ibu hamil ASN, PTT, atau karyawan swasta semua mendapat libur karena asap Karhutla makin pekat

23 September 2019

Asap Karhutla Makin Pekat, Ibu Hamil Diliburkan Jambi
theculturetrip.com

Asap Karhutla yang semakin pekat, seudah seperti udara berkabut tebal atau berasap tebal seperti habis dilakukan penyemprotan demam berdarah. Bayangkan, ini terjadi terus-menerus.

Kondisi warga di sana sudah diwajibkan selalu menggunakan masker, terutama saat berkegiatan di luar rumah. 

Pemerintah kota Jambi juga mengambil kebijakan sigap, yaitu meliburkan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang sedang hamil di lingkup pemerintahan kota akibat asap tebal yang semakin pekat.

1. Kualitas udara menjadi penyebab ibu hamil yang bekerja diliburkan di Jambi

1. Kualitas udara menjadi penyebab ibu hamil bekerja diliburkan Jambi
Dok. IDN Times

Ibu hamil diliburkan lantaran kabut asap Karhulta yang semakin menebal menyebabkan kualitas udara berada di dalam kategori berbahaya.

Kebijakan tersebut diambil berdasarkan data AQMS, Dinas Lingkungan Hidup Daerah (DLHD), Kota Jambi. Data itu menunjukkan kualitas udara berada di atas baku mutu atau berada di atas batas tenggang yang diperbolehkan, berdasarkan Permen LHK nomor 12 Tahun 2010, dengan kategori sangat tidak sehat hingga berbahaya.

Kebijakan pemerintah kota juga berpedoman pada maklumat Wali Kota Jambi nomor: 180/179 /HKU/2019 tentang Antisipasi Dampak Kabut Asap. Serta Berdasarkan hasil koordinasi DLHD Kota Jambi dan Dinas Kesehatan Kota Jambi, terkait dampak udara terhadap kesehatan ibu hamil.

Ibu hamil mendapatkan kesempatan libur selama 3 hari, mulai tanggal 23-25 September 2019, menurut keterangan Juru Bicara Kota Jambi Abu Bakar melalui keterangan tertulis.

Kesempatan libur juga diberlakukan pada ibu hamil yang bekerja sebagai karyawan swasta. Hal ini dilakukan semata-mata demi memerhatikan kesehatan ibu hamil dan kandungannya.

Sementara itu, berdasarkan rilis ISPU yang dikeluarkan oleh pemerintah kota pada Minggu malam (22/9), nilai konsentrasi ISPU dengan parameter partikulat PM 2.5 berada dinilai 969, artinya kualitas udara kota itu berada dalam kategori berbahaya.

2. Fenomena awan merah di JambiĀ 

2. Fenomena awan merah JambiĀ 
Dok. IDN Times
ANTARA FOTO/Rony Muharrman

Sempat viral di media sosial bahwa langit Jambi menjadi merah di sore hari. Warga bertanya-tanya dan merasa yakin, ini karena kebakaran yang terus terjadi.

Namun sebenarnya apa yang terjadi?

Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo Soetarno menjelaskan fenomena langit merah di Muaro Jambi, Jambi pada Sabtu (21/9) lalu disebut dengan fenomena Mie Scattering.

Agus mengakui bahwa langit merah tersebut berhubungan dengan titik api di Muaro Jambi yang sangat tinggi.

Dilansir dari CNNIndonesia, "Ini data tadi pagi di Muaro Jambi, terjadinya hotspot 430 yang validitasnya di atas 80 persen. Jadi memang di sana banyak sekali titik api," kata Agus, Minggu (22/9).

Hotspot tersebut menghasilkan asap dan debu yang berterbangan. 

Partikel itu terkena pantulan sinar matahari dan berubah menjadi berwarna merah. Disebutkan Agus, partikel dari debu tersebut menyerupai panjang gelombang warna merah atau oranye.

3. Arie Untung dan Istri sempat kirimkan bantuan untuk korban asap tebal Karhutla

3. Arie Untung Istri sempat kirimkan bantuan korban asap tebal Karhutla
Intagram.com/ariekuntung

Awalnya Arie Untung dan tim telah mengumpulkan dana dan bantuan untuk warga yang terdampak dari kabut asap tebal seperti ti Pontianak dan di Jambi. Semula Arie dan tim akan berangkat mengantar bantuan ke Pontianak, tapi menemukan kendala karena asap tebal yang tidak memungkinkan pesawat mendarat di Pontianak.

"Awalnya kami mau ke Pontianak, tapi karena asap tebal jarak pandang ahnya 100 meter, jadi sangat berbahaya. Nggak bisa dipaksakan juga. Sekitar 8 jam kami menunggu di bandara, akhirnya kami berkesampatan untuk mengantar bantuan ke Karhutla," ungkap Arie. 

"Asapmu Asapku Juga"

Inilah yang menjadi gambaran solidaritas Arie dan tim untuk tetap bisa menjangkau saudara-saudara yang terdampak asap tebal Karhutla. Mereka berusaha mencapai titik kebakaran dengan didukung oleh gerakan aksi cepat tanggap, Act for Humanity. Mereka telah mencapai Rimbo Panjang, Riau.

Semoga kondisi di Jambi dan sekitarnya semakin membaik, begitu pula daerah lainnya yang terdampak kabut asap karena ada kebakaran hutan.

Baca juga:

The Latest