Bukan hal yang aneh jika ibu hamil sulit membedakan antara kontraksi palsu dengan kontraksi persalinan. Jadi, sangat penting untuk memahami tanda-tanda kontraksi palsu yang umum terjadi pada kehamilan.
Berikut adalah beberapa tanda-tanda kontraksi palsu:
1. Frekuensi kontraksi tidak menentu
Frekuensi dan intensitas kontraksi palsu tidak sesering dan sekuat kontraksi sesungguhnya. Dari segi frekuensi, tidak terjadi peningkatan durasi, biasanya terjadi dalam waktu kurang dari 1 menit, Ma. Frekuensinya pun tidak menentu, biasanya hanya terjadi satu atau dua kali dalam satu jam, kemudian tidak berlanjut lagi, dan tiba-tiba menghilang begitu saja.
2. Kontraksi tidak berlangsung lama
Kontraksi palsu tidak berlangsung lama, biasanya akan menghilang saat ibu hamil melakukan gerakan ringan. Sebagian ibu merasakan kontraksi palsu secara tiba-tiba, lalu tiba-tiba menghilang. Kontraksi palsu tidak memiliki ritme, dan ibu tidak dapat memperkirakan kapan kontraksi palsu akan terjadi.
3. Kontraksi menimbulkan rasa tidak nyaman di area perut bagian bawah
Saat kontraksi palsu terjadi, akan terasa tidak nyaman, tetapi tidak nyeri. Kontraksi palsu tidak menyebabkan dilatasi serviks seperti saat melahirkan, sehingga tidak terlalu nyeri. Kontraksi palsu hanya menimbulkan rasa sesak dan tegang di perut bagian bawah, sehingga tidak nyaman sesaat.
4. Tidak keluar bercak darah dari vagina
Hal ini berbeda dengan saat kontraksi hendak melahirkan, tanda-tanda kontraksi palsu tidak disertai keluarnya bercak darah dari vagina. Hal ini karena kontraksi palsu hanya disebabkan oleh kontraksi otot rahim saja, tanpa disertai tanda-tanda melahirkan lainnya, seperti keluarnya bercak darah dari vagina.
5. Kontraksi tidak menyebabkan ketuban pecah
Kontraksi palsu memiliki intensitas dan frekuensi yang berbeda dengan kontraksi yang sebenarnya. Pada kontraksi palsu, kontraksi palsu lebih lemah dan hanya terjadi dalam waktu singkat sehingga selaput ketuban tidak pecah, yang merupakan salah satu tanda persalinan yang paling valid.