Preeklamsia berat terjadi ketika seorang ibu hamil mengalami salah satu kondisi berikut ini:
- Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau lebih tinggi atau tekanan darah diastolik 110 mmHg atau lebih tinggi pada dua kali pemeriksaan dengan jarak minimal 4 jam saat pasien tirah baring
- Urine dengan 5 atau lebih gram protein dalam spesimen 24 jam atau 3 atau lebih gram protein pada 2 sampel urine acak yang dikumpulkan dengan jarak minimal 4 jam
- Hasil tes yang menunjukkan kerusakan ginjal atau hati—misalnya, tes darah yang mengungkapkan jumlah trombosit yang rendah atau enzim hati yang tinggi
- Sakit perut yang parah dan tidak dapat dijelaskan yang tidak menanggapi pengobatan
- Gejala yang meliputi gangguan penglihatan, kesulitan bernapas, atau penumpukan cairan
Jika Mama menderita preeklamsia parah, kemungkinan besar Mama akan dirawat di rumah sakit sehingga dokter dapat memantau Mama dan janin dengan cermat.
Obat-obatan kortikosteroid antenatal bisa diberikan kepada Mama. Obat-obatan ini membantu mempercepat perkembangan paru-paru janin. Dokter juga akan memberikan obat untuk mengontrol tekanan darah dan untuk mencegah kejang (disebut magnesium sulfat).
Jika kondisi memburuk, mungkin lebih aman bagi Mama dan janin untuk melahirkan lebih awal. Sebagian besar bayi dari ibu dengan preeklamsia berat sebelum 34 minggu kehamilan lebih baik dirawat di rumah sakit daripada di dalam kandungan.
Jika Mama hamil setidaknya 34 minggu, dokter mungkin menyarankan agar Mama melahirkan setelah kondisi stabil. Dokter dapat menginduksi persalinan atau melakukan persalinan caesar.
Jika belum 24 minggu dan kondisi stabil, dokter akan meminta Mama untuk menunggu hingga saatnya melahirkan.
Jika Mama memiliki preeklamsia berat dan sindrom HELLP, kemungkinan besar Mama harus melahirkan lebih awal. Sindrom HELLP adalah kelainan hati yang langka namun mengancam jiwa. Sekitar 2 dari 10 perempuan (20 persen) dengan preeklamsia berat mengalami sindrom HELLP.
Mama memerlukan obat untuk mengontrol tekanan darah dan mencegah kejang. Sebagian ibu hamil juga membutuhkan transfusi darah jika mengalami kondisi tersebut.
Preeklamsia dialami oleh ibu hamil meski sebelumnya belum pernah mengalami tekanan darah tinggi. Jika didiagnosa dengan cepat dan mendapatkan perawatan segera, Mama bisa memiliki kehamilan yang sehat.
Itu penjelasan tentang preeklampsia saat hamil, diagnosa, tes, dan perawatannya. Semoga kehamilannya selalu sehat ya, Ma!