Normalkah Ibu Hamil Alami Kram dan Nyeri setelah Berhubungan Intim?

Ini terjadi pada sebagian ibu hamil namun harus diwaspadai bila disertai gejala lain, Ma

20 Juli 2023

Normalkah Ibu Hamil Alami Kram Nyeri setelah Berhubungan Intim
Pexels/Sora Shimazaki

Berhubungan intim saat hamil dapat memberikan beberapa manfaat bagi Mama. Salah satunya adalah untuk menjaga keharmonisan dengan suami.

Ini umumnya dapat dilakukan selama kehamilan dalam kondisi baik-baik saja.

Namun, jika Mama mengalami kram dan kontraksi setelah berhubungan intim, apakah ini normal? Ketahui penyebab kram agar Mama dapat mengambil tindakan yang tepat.

Meski biasanya normal, kram atau nyeri ini bisa jadi merupakan kontraksi persalinan.

Penjelasannya dapat Mama simak pada ulasan Popmama.com tentang kram dan kontraksi setelah berhubungan intim selama kehamilan.

Apakah Kram Setelah Berhubungan Intim Normal Selama Kehamilan?

Apakah Kram Setelah Berhubungan Intim Normal Selama Kehamilan
Pexels/ Matilda Wormwood

Ya, ini normal, Ma. Terkadang kram terjadi di daerah perut dan selangkangan disertai dengan bercak atau sedikit aliran darah ekstra juga.

Biasanya bukan hal yang perlu dikhawatirkan, namun bila disertai gejala tertentu maka Mama harus waspada.

Kram setelah berhubungan intim selama kehamilan dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:

  • Kram atau nyeri yang mungkin terasa seperti kontraksi selama atau setelah orgasme pada kehamilan normal. Selain itu juga berisiko rendah dan kemungkinan disebabkan oleh peningkatan aliran darah ke daerah perut. Serta perubahan alami yang membuat serviks lebih sensitif.
  • Kram seperti menstruasi di sekitar konsepsi dapat disebabkan oleh implantasi.
  • Pada kasus yang jarang, kram setelah berhubungan intim bisa jadi merupakan kontraksi persalinan. Terutama jika cukup menyakitkan atau disertai dengan aliran darah yang tidak berhenti. Itu bisa menjadi pertanda sesuatu yang lebih serius, termasuk persalinan dini, keguguran, atau kehamilan ektopik. Bila ini terjadi, segera periksakan diri ke dokter, ya, Ma.

Mama juga perlu waspada bila mengalami gejala seperti pusing parah atau sakit kepala karena ini mungkin gejala preeklamsia.

Editors' Pick

Apa yang Harus Dilakukan Bila Mengalami Kram dan Nyeri?

Apa Harus Dilakukan Bila Mengalami Kram Nyeri
Pexels/ Cleyder Duque

Setelah orgasme, tubuh mengirimkan aliran darah ke rahim, yang dapat menyebabkan kram yang tidak nyaman di selangkangan.

Jangan terlalu memaksakan diri untuk menghilangkan rasa nyeri ini.

Namun, beri waktu untuk pulih setelah Mama merasakan nyeri atau kram. Tidur siang atau mandi air hangat dapat mengurangi ketidaknyamanan ini, Ma.

Jika kram dan kontraksi terus bertambah dan bertambah parah, segera periksakan diri ke dokter untuk memastikan gejala ini bukan pertanda sesuatu yang serius.

Apakah Kondisi Ini Bisa Dicegah?

Apakah Kondisi Ini Bisa Dicegah
Unsplash

Jika orgasme menyebabkan kram dan kontraksi parah, lewati klimaks. Mama mungkin akan merasakan foreplay tanpa klimaks sama menyenangkannya.

Kram dan kontraksi dapat terjadi setelah berhubungan seks kapan saja selama kehamilan. Tetapi Mama mungkin akan merasakannya ketika rahim mengembang, yaitu di trimester kedua dan ketiga.

Pada awal kehamilan, kram ringan setelah berhubungan seks dapat dikaitkan dengan implantasi, yaitu sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim.

Kram satu sisi yang parah, dengan pendarahan vagina dan pusing, bisa menjadi indikasi kehamilan ektopik.

Kram dengan pendarahan hebat, sakit punggung, dan tekanan panggul yang terasa seperti janin menekan ke bawah berpotensi menjadi tanda keguguran. Terutama bila terjadi selama paruh pertama kehamilan.

Selama trimester kedua dan ketiga, kram bisa terasa lebih tidak nyaman karena rahim membengkak. Ini akan memberi tekanan pada tulang, otot, dan ligamen di perut.

Kram dengan nyeri perut bagian bawah, gejala yang dikenal sebagai nyeri ligamen bundar. Ini dimulai pada minggu ke-14 dan menjadi lebih parah saat kehamilan berlanjut.

Seperti biasa, pastikan untuk memberi tahu dokter jika kram terjadi dengan gejala yang lebih mengganggu.

Tetapi jangan menyerah untuk berhubungan intim. Pelukan dan romantisme lebih penting dari sebelumnya sekarang, bahkan jika secara fisik Mama tidak siap untuk orgasme.

Apakah Kram dan Kontraksi Dapat Menyebabkan Persalinan Dini?

Apakah Kram Kontraksi Dapat Menyebabkan Persalinan Dini
Freepik/DCStudio

Saat waktu persalinan makin dekat, kram dan kontraksi akan menjadi lebih kuat. Rahim meregang secara maksimal, tulang dan ligamen bergeser untuk memberi ruang bagi kelahiran bayi. Tubuh dan pikiran pun bersiap untuk hari besar ini.

Jika Mama masih dapat menikmati hubungan intim, maka pertahankanlah. Tentu dengan izin dokter.

Orgasme biasanya tidak menginduksi persalinan. Tetapi dengan begitu banyak perubahan fisik yang menyebabkan ketidaknyamanan pada daerah selangkangan, Mama harus berhati-hati.

Ingatlah bahwa kram dan kontraksi ringan setelah berhubungan intim dan orgasme biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Juga bukan alasan untuk berhenti berhubungan intim.

Tetapi untuk menenangkan pikiran, Mama dapat berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kehamilan dan janin baik-baik saja.

Kapan Mama Harus Menghubungi Dokter?

Kapan Mama Harus Menghubungi Dokter
Freepik/rawpixel.com

Kram setelah berhubungan intim cukup normal pada semua tahap kehamilan.

Bahkan jika Mama tidak pernah mengalami kram setelah berhubungan intim sebelumnya.

Tapi kram ini bisa menjadi gejala bahwa ada sesuatu yang tidak normal, Ma. Hubungi dokter segera jika kram disertai dengan gejala berikut ini:

  • Demam atau kedinginan,
  • Bercak atau pendarahan hebat,
  • Sakit kepala parah,
  • Perubahan penglihatan,
  • Nyeri atau terbakar saat buang air kecil,
  • Merasa ingin pingsan,
  • Lebih dari empat kontraksi dalam satu jam dan kram yang cukup menyakitkan. Ini mungkin merupakan tanda-tanda persalinan.

Berhubungan intim selama kehamilan memberikan manfaat. Namun Mama harus berhati-hati karena perubahan tubuh.

Bila Mama merasakan kram atau nyeri setelah berhubungan intim, ini normal. Amati bila ada gejala yang menyertainya, karena ini bisa menjadi tanda komplikasi atau persalinan.

Apakah Mama juga pernah merasakan kram dan nyeri setelah berhubungan intim selama masa kehamilan? Apa yang Mama lakukan untuk mengatasinya?

Baca juga:

The Latest