Awas Kebablasan, Bijak Memahami 'Makan untuk Berdua' bagi Ibu Hamil

Jangan sampai saran ini jadi bumerang untuk kesehatan mama di kemudian hari

9 April 2021

Awas Kebablasan, Bijak Memahami 'Makan Berdua' bagi Ibu Hamil
Freepik/andreycherkasov

Ada banyak saran yang beredar di masyarakat untuk ibu hamil. Salah satunya adalah saran tentang ibu hamil harus banyak makan untuk memperkuat diri sendiri dan janin yang dikandungnya. Tetapi, penelitian justru mengatakan sebaliknya lho, Ma. Saran 'makan untuk berdua' yang ditujukan pada ibu hamil, ternyata tak selamanya benar.

Kok bisa? Berikut ini Popmama.com akan mengupas tuntas mengenai makan untuk berdua saat hamil, dilansir dari Healthline:

Kenaikan Berat Badan Berlebihan saat Hamil

Kenaikan Berat Badan Berlebihan saat Hamil
Freepik/Atlascompany

Penelitian menunjukkan fakta global bahwa hampir setengah dari ibu hamil mengalami kenaikan berat badan lebih dari yang seharusnya. Ini merupakan masalah yang tak dapat disepelekan begitu saja lho, Ma. 

Para peneliti mengatakan kelebihan berat badan calon mama saat hamil adalah yang terberat sepanjang hidup mereka. Kondisi ini meningkatkan risiko kesehatan bagi anak yang dilahirkannya kelak. Kasus awal yang sering ditemukan adalah jika berat badan sang Mama bertambah lebih dari seharusnya selama kehamilan, maka bayi yang dilahirkan kemungkinan ukurannya besar dan berisiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dan obesitas di kemudian hari. 

Editors' Pick

Konsep 'Makan untuk Berdua' saat Hamil yang Keliru

Konsep 'Makan Berdua' saat Hamil Keliru
Freepik/Tirachardz

Helena Teede, seorang ahli endokrin di Australia yang melakukan penelitian terhadap masalah ini mengungkapkan kepada Healthline, "“Begitu banyak ibu hamil yang memasuki kehamilan di atas berat badan yang sehat."

Ketika hamil, banyak orang menganggap harus makan sebanyak-banyaknya karena ada dua orang yang membutuhkan nutrisi. Tetapi konsep ini bisa jadi menyesatkan tatkala tanpa kontrol dan tidak mempertimbangkan faktor kesehatan lainnya. 

Padahal, ada batas-batas konsumsi kalori harian yang harus dipenuhi ibu hamil, begitu pula dengan penambahan berat badan yang sehat. Hal ini perlu diperhatikan karena jika ibu hamil mengonsumsi kalori berlebih maka berpengaruh terhadap kinerja sistem tubuhnya dan berdampak pada janin. Lebih dari itu, dampak kelebihan berat badan tersebut bisa terbawa hingga setelah persalinan dan apabila tidak dikelola dengan baik, bisa menjadi sumber penyakit. 

Sementara, sedikit kontras dengan fakta bahwa ibu hamil tidak boleh mengalami kenaikan berat badan terlalu banyak, di sisi lain ibu hamil juga tidak boleh menurunkan berat badan saat hamil. Tak peduli betapa pun tidak sehatnya mereka.

Seberapa Banyak Kenaikan Berat Badan yang Aman saat Hamil?

Seberapa Banyak Kenaikan Berat Badan Aman saat Hamil
Freepik/freepik

Pedoman terkini dari Institute of Medicine, yang didukung oleh American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), menyarankan seorang ibu hamil yang sebelumnya tergolong kelebihan berat badan atau obesitas, untuk menambah 11 hingga 20 pound (4,9 kg hingga 9 kg) saat hamil.

Sementara itu ibu hamil dengan berat badan kurang harus mendapatkan sekitar 0,5 kg tambahan berat badan per minggu pada trimester kedua dan ketiga, hingga 12,7 kg sampai 18,2 kg secara keseluruhan. 

Jika kondisi berat badan sebelum hamil dimulai dengan berat badan normal, usahakan untuk menambah 25 hingga 35 pon (11,3 kg hingga 15,9 kg).

Totalnya penambahan berat badan ini kira-kira dua kali lipat jika Mama mengandung anak kembar untuk Mama yang kelebihan berat badan atau obesitas.

Dampak Ibu yang Obesitas terhadap Masa Depan Anak

Dampak Ibu Obesitas terhadap Masa Depan Anak
Unsplash/freestocks

Sebuah penelitian di Jerman tahun 2012 yang diterbitkan dalam PLOS ONE menemukan bahwa ibu hamil yang mengalami kenaikan berat badan terlalu banyak terkait dengan masa depan kesehatan anak yang dikandung. Sekitar 28 persen kemungkinan sang Anak akan mengalami kelebihan berat badan saat mereka berusia lima atau enam tahun. Bahkan risiko ini akan tetap terbawa sekalipun sang Ibu akhirnya kembali ke berat badan normalnya. 

Oleh karena itu, penting sebagai orangtua untuk menjadi teladan bagi anak-anak yang memiliki kebiasaan sehat, sejak dalam kandungan.

Penambahan Berat Badan adalah Konsekuensi Seumur Hidup

Penambahan Berat Badan adalah Konsekuensi Seumur Hidup
Freepik/Kwanchaichaiudom

Kehamilan adalah salah satu penyebab yang berkontribusi pada gelombang obesitas dunia karena banyak ibu yang tidak dapat mengembalikan berat badannya ke kategori normal seperti sebelum kehamilan. 

Dalam sebuah penelitian di lima situs di AS yang dilaporkan pada 2015 di jurnal Obstetrics and Gynecology, sekitar 75 persen partisipan mengalami penambahan berat badan meski sudah setahun berlalu semenjak hamil dan melahirkan. Hampir setengahnya mengalami kenaikan berat badan sekitar 4,5 kg, dan 24 persen mengalami kenaikan berat badan sebanyak 9,07 kg. Dalam kelompok ini, 40 persen partisipan memiliki berat badan normal sebelum hamil, tetapi sepertiga dari mereka mengalami obesitas atau kelebihan berat badan setahun kemudian.

Sebagian partisipan mengaku mereka tidak bisa menghentikan keinginan makan karena masih terbawa kebiasaan 'makan untuk berdua' saat hamil hingga menyusui. Kebiasaan tersebut terbawa terus dan akhirnya menjadi gaya hidup. Padahal, obesitas dapat menyebabkan berbagai penyakit serius jika tidak segera diatasi. Misalnya penyakit kardiovaskular hingga diabetes, bahkan di usia muda.

Agar seimbang, konsultasikan berapa penambahan berat badan yang ideal saat hamil, beserta berapa banyak kalori yang diperlukan per hari dan rencana diet yang telah disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing. Dukung dengan aktif bergerak setiap harinya atau berolahraga. 

Nah itulah informasi mengenai istilah makan untuk berdua saat hamil. Semoga informasi ini bermanfaat!

Baca juga:

The Latest