Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani ibu hamil yang mengalami abortus inkomplit, diantaranya adalah:
- Prosedur operasi yang disebut dilasi dan kuretase (D&C)
- Mengonsumsi obat misoprostol (cytotec)
- Menunggu tubuh mengeluarkan sisa jaringan-jaringannya secara alami
Penelitian menunjukkan bahwa ketiga metode di atas memiliki tingkat keefektifan yang sama untuk abortus inkomplit trimester pertama.
Untuk menentukannya, diperlukan pendapat dan preferensi perempuan yang mengandung, bersama dengan rekomendasi dokter tergantung dengan kondisinya.
Namun sebagai pertimbangan, berikut beberapa penjelasan detailnya:
Menunggu jaringan keluar secara alami
Untuk bisa menunggu jaringan keluar secara alami, diperlukan pemeriksaan ketat, rutin, dan teliti dari dokter.
Memang, pada kebanyakan kasus tubuh secara alami mengeluarkan sisa-sisa jaringan embrio tersebut tanpa masalah.
Metode ini merupakan yang paling invasif dan alami. Namun, metode ini juga memiliki risiko tinggi abortus inkomplit yang lebih berbahaya dan risiko operasi D&C yang tidak direncanakan.
Metode alami ini juga memiliki risiko perdarahan parah yang lebih tinggi. Perdarahan tersebut bisa berbahaya jika terlalu berat dan tidak kunjung berhenti.
Jika perdarahan tersebut tidak bisa dikontrol, transfusi darah diperlukan.
Metode operasi D&C
Operasi D&C bisa dilakukan jika perempuan yang mengalami keguguran memilihnya atau untuk mencegah dan menghentikan pedarahan berat.
Pada operasi D&C, dokter akan menggunakann alat kecil dan obat untuk membuka serviks supaya bisa memperoleh akses ke rahim. Prosedur ini dilakukan menggunakan anestesi umum.
Ketika sudah terakses ke rahim, dokter akan menggunakan kuret untuk mengikis sisi-sisi rahim dan mengumpulkan jaringan-jaringan sisa embrio yang masih tertinggal.
Kuret yang digunakan bisa bersifat tajam atau menggunakan suction. Walaupun D&C pada umumnya adalah prosedur yang aman, tetap ada potensi risiko akibat operasi ini.
Berikut beberapa risiko komplikasi akibar prosedur D&C:
- Perdarahan
- Komplikasi anestesi
- Kerusakan pada serviks
- Evakuasi inkomplit dari sisa-sisa jaringan
- Perforasi uterus
- Infeksi
Luka pada dinding rahim yang bisa menyebabkan kondisi langka yang disebut sindrom asherman.
Sindrom ini terkadang bisa menyebabkan keguguran pada kehamilan selanjutnya, ketidaksuburan, atau kelahiran prematur pada kehamilan selanjutnya.
Perempuan yang terus mengalami perdarahan hingga berhari-hari setelah prosedur D&C atau mengalami keputihan yang tidak normal harus segera memeriksakannya dokter.
Gejala lain akibat D&C yang perlu diwaspadai adalah nyeri dan kram pada abdominal yang tidak kunjung berhenti.
Pengobatan oral dengan misoprostol
Untuk pengobatan oral, misoprostol (cytotec) adalah obat pil yang bisa diberikan kepada perempuan yang mengalami keguguran.
Obat ini bisa dikonsumsi menggunakan 3 cara, yaitu lewat mulut, dimasukkan ke dalam vagina, atau diletakkan di bawah lidah (lalu dibiarkan hingga larut).
Misoprostol memiliki beberapa efek samping seperti nyeri pada abdominal, mual dan muntah, serta diare.
Meskipun pada kebanyakan kasus misoprostol cukup ampuh, untuk beberapa perempuan, obat ini tidak efektif dan diperlukan prosedur D&C.
Secara keseluruhan, menggunakan pil ini memiliki kelebihan dengan risiko lebih rendah menyebabkan kerusakan pada sistem reproduksi. Namun, risiko perdarahannya lebih tinggi.
Jika Mama mengalami abortus inkomplit, diskusikan baik-baik dengan dokter dan sesuaikan dengan preferensi sendiri.
Jangan terlalu terburu-buru membuat keputusan jika kondisinya tidak terlalu mendesak, karena kesehatan Mama lah yang harus menjadi prioritas utama.