Gaya bercinta menentukan posisi pasangan saat berhubungan seksual. Artinya, gaya juga memengaruhi tingkat kenyamanan ketika memadu kasih. Supaya janin dan ibu tidak berisiko sakit, cara berhubungan saat hamil tua adalah dengan menggunakan gaya yang tepat.
Apa saja gaya bercinta yang sebaiknya dipilih?
Inilah posisi paling ideal ketika hamil besar. Mama berada di atas, sementara Papa dengan posisi berbaring. Mama bisa meminta Papa untuk terlentang di tempat tidur atau duduk di kursi.
Mama bebas mengatur ritme hubungan seksual dan punya kendali untuk memimpin karena berada di atas. Dengan posisi ini, Mama dapat mengatur kedalaman penetrasi sekaligus intensitas gerakan.
Apabila sudah merasa lelah, Mama bisa meminta Papa untuk berganti posisi.
Posisi termasuk gaya bercinta konvensional. Suami dan istri berbaring dan saling berhadapan. Kemudian, gantungkan kaki kiri ke tubuh suami.
Dengan posisi ini, perut Mama yang membesar tidak mengganggu aktivitas seksual. Janin juga tidak berisiko ditekan.
Selain aman bagi janin, posisi side by side dapat menambahkan gairah dan keintiman. Apalagi, pasangan bisa saling menatap saat berhubungan badan.
Posisi ini mirip dengan gaya misionaris. Bedanya, gaya bercinta edge of the bed dilakukan di tepi ranjang.
Istri berbaring di pinggir dengan kaki menjuntai ke lantai. Sementara suami sedikit membungkuk di pinggir tempat tidur.
Posisi ini menjadi andalan saat bercinta karena memberikan kenyamanan. Selain itu, menghindari tekanan pada perut ibu hamil. Trik lainnya, pakai bantal untuk tumpuan kaki.
Seperti namanya, gaya bercinta ini membentuk posisi sendok. Posisi ini dianggap paling nyaman untuk ibu hamil tua di trimester ketiga.
Caranya, tidur dengan menyamping. Perut Mama bertumpu pada kasur. Kemudian, suami meringkuk di di samping kamu. Tambahkan juga bantal di atas kaki. Supaya perut Mama tidak tertekan dan terjepit.
Selain keempat gaya tersebut, ada gaya cowgirl reverse dan gaya on the chair yang sering digunakan untuk bercinta saat hamil tua.