Seorang ibu di Amerika Serikat berbagi pengalamannya soal penurunan gerakan janinnya.
Saat hamil 37 minggu, Keri Stephens sedang makan malam ketika dia menyadari bahwa ia tidak merasakan gerakan bayinya.
Ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya baik-baik saja dan merasa itu hanyalah reaksi panik berlebihan.
Keri merasa bahwa ia mungkin terlalu sibuk sehingga tidak memerhatikan pergerakan janinnya seharian.
Kemudian setelah makan malam selesai, ia pun melakukan beberapa metode untuk merangsang bayinya bergerak, seperti minum jus, mengubah posisi, dan menusuk-nusuk perutnya. Namun semua yang dilakukannya itu tidak membuat janinnya bergerak. Suaminya pun menyarankan untuk segera pergi ke rumah sakit.
Setelah beberapa tes, ia dilarikan untuk menjalani operasi caesar darurat dengan anestesi umum dan tanpa suaminya karena dokter memutuskan tidak ada cukup waktu.
Pengalaman tersebut tentu saja tidak ingin dialami oleh siapapun.
Apa yang sebenarnya harus Mama ketahui mengenai gerakan janin di akhir kehamilan? Dan apa yang harus Mama lakukan jika pergerakan bayi menurun?
Yuk, simak ulasannya di popmama.com berikut ini.
