Benarkah Bayi Lahir Caesar Berisiko Tinggi Terkena Penyakit Autoimun?

Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat

16 Mei 2022

Benarkah Bayi Lahir Caesar Berisiko Tinggi Terkena Penyakit Autoimun
Unsplash.com/Patricia Prudente
Bayi yang lahir caesar lebih mudah sakit

Bayi yang lahir secara caesar diklaim berisiko tingggi terkena penyakit autoimun di masa depan. Ini karena menurut Dr. David Perlumetter, seorang Ahli Saraf Bersertifikasi Dewan asal Amerika Serikat dalam podcast-nya bersama Lewis Howes, bayi yang lahir secara caesar tidak mendapatkan paparan bakteri baik dari ibu mereka seperti halnya bayi yang lahir dari jalur persalinan vagina. 

Di mana bakteri tersebut sebenarnya bemanfaat untuk membangun sistem autoimun agar mereka terhindar dari penyakit-penyakit autoimun di masa depan.

Benarkah demikian? Untuk menjawab hal itu, di bawah ini Popmama.com memaparkannya jawabannya yang dilansir dari berbagai sumber untuk Mama. Yuk, simak!

Perlu dicatat bahwa pembahasan artikel ini bukan bermaksud untuk menyebutkan bahwa operasi caesar merupakan pilihan yang buruk untuk bersalin ya, Ma!

1. Benarkah bayi yang lahir secara caesar berisiko tinggi terkena penyakit autoimun?

1. Benarkah bayi lahir secara caesar berisiko tinggi terkena penyakit autoimun
Pixabay/Tumisu

Sebenarnya, hal ini masih menimbulkan perdebatan besar di kalangan medis, Ma. Menurt Dr. David Perlumetter memang benar bahwa bayi yang baru lahir secara caesar terkena pernyakit autoimun. Ini berdasarkan berbagai macam penelitian yang dilakukan di benua Amerika dan benua Eropa.

Bayi yang lahir secara caesar berisiko tinggi untuk terkena penyakit autoimun jangka panjang karena mereka tidak memiliki bakteri baik seperti bayi yang lahir secara normal melalui jalur vagina.

Namun ada juga penelitian yang berpendapat lain, Ma. Hal ini dikemukakan oleh para peneliti dari Britania Raya (UK) pada tahun 2019.

Mereka mengatakan bahwa perbedaan bakteri antara bayi caesar dan bayi yang lahir melalui jalur vagina ini akan menghilang saat si Kecil memasuki usia 6 sampai 9 bulan.

Pernyataan yang satu ini pun bisa menghilangkan asumsi besar terkait kebenaran dari kesehatan bayi yang lahir dari persalinan caesar ini, Ma.

2. Penyakit autoimun yang bisa menyerang bayi yang lahir secara caesar

2. Penyakit autoimun bisa menyerang bayi lahir secara caesar
Webmd.com

Karena bayi yang lahir secara caesar tidak memiliki bakteri baik, menurut Dr. David Perlumetter, masih dalam podcast-nya bersama Lewis Howes, bayi yang lahir secara caesar lebih mungkin terkena implikasi penyakit seumur hidup.

Adapun berbagai penyakit tersebut adalah seperti autisme, celiac, obesitas, asma, eksim, dan diabetes.

Namun karena semua bayi yang lahir secara caesar terlihat sangat sehat, para peneliti tersebut tidak menemukan implikasi jangka panjang lebih lanjut terkait topik pembahasan ini, Ma.

Editors' Pick

3. Bakteri pada bayi baru lahir

3. Bakteri bayi baru lahir
Freepik.com/pikisuperstar

Sebelum bayi lahir, mereka berada di tempat yang steril yaitu di uterus (rahim). Menurut penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Britania Raya (UK) tahun 2019, bayi yang lahir secara natural melalui jalur persalinan vagina, mereka akan terpapar berbagai macam bakter baik dari sang ibu.

Bakteri vagina pada ibu hamil yang sehat sebagian besar adalah lactobacillus, yaitu bakteri yang dapat membantu bayi memetabolisme susu.

Namun penelitian tersebut juga menemukan fakta lainnya bahwa melalui hasil sampel feses dari 175 ibu dan membandingkannya dengan 178 bayi, dikatakan bahwa bakteri usus bayi tampaknya berasal dari usus ibu mereka, bukan dari vagina saat melahirkan.

Oleh karena itu, bisa jadi masalah autoimun ini tidak terjadi karena jenis proses persalinan yang dilakukan saat melahirkan, melainkan terjadi karena faktor lainnya, Ma.

4. Cara mengetahui jumlah bakteri yang dimiliki bayi

4. Cara mengetahui jumlah bakteri dimiliki bayi
Pixabay.com/Geralt

Kita bisa mengetahui jumlah bakteri yang dimiliki oleh bayi melalui inflammation composite score (ICS), Ma. ICS dilakukan untuk mengetahui jumlah mikrobakteria di dalam tubuh.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Britania Raya (UK) di tahun 2019 menemukan, 80% bayi yang lahir secara caesar memiliki bakteri yang didapat dari rumah sakit di dalam usus mereka ketika mereka lahir, dibandingkan dengan 50 persen bayi yang lahir melalui vagina, Ma.

Selain itu, bakteri tersebut membentuk sekitar 30 persen dari total bakteri pada bayi operasi caesar, dibandingkan dengan hanya 10 persen pada bayi yang lahir melalui vagina.

Ditekankan sekali lagi, perbedaan jumlah bakteri ini bukan berarti membuat bayi yang lahir caesar memiliki kekebalan tubuh yang lebih rendah daripada bayi yang lahir secara natural ya, Ma!

5. Ada satu cara yang dilakukan untuk mentransfer bakteri milik ibu pada bayi yang baru lahir, namun dilarang

5. Ada satu cara dilakukan mentransfer bakteri milik ibu bayi baru lahir, namun dilarang
Freepik.com/wavebreakmedia_micro

Meskipun cara ini sangat tidak dianjurkan, para peneliti kesehatan dari Britania Raya tersebut menjelaskan cara yang dilakukan untuk mentransfer bakteri milik ibu pada bayi yang baru lahir.

Caranya adalah dengan memasukkan kapas ke dalam vagina seorang ibu hamil yang akan menjalani operasi caesar, kemudian menyekanya ke wajah atau mulut bayi untuk mengeluarkan bakteri yang mungkin didapatnya saat melahirkan melalui vagina.

Sayangnya, praktik ini tidak direkomendasikan oleh badan klinis mana pun, karena bisa berbahaya bagi bayi yang baru lahir.

6. Kegiatan yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit autoimun pada bayi yang lahir secara caesar

6. Kegiatan bisa dilakukan mencegah terjadi penyakit autoimun bayi lahir secara caesar
Freepik.com/standret

Ketika membicarakan tentang penyakit alzheimer, Dr. David Perlumetter merekomendasikan ibu hamil untuk melakukan senam aerobik. Senam aerobik memiliki dampak yang baik pada otak si Bayi lho, Ma.

Senam aerobik akan meningkatkan detak jantung mama yang bertujuan untuk meningkatkan produksi bdnf atau brain aerived neutrophic factor.

Bdnf memiliki fungsi untuk menyembuhkan neurons yang rusak, sehingga dengan Mama melakukan senam aerobik selama hamil, hal tersebut bisa memicu kinerja pusat memori otak menyebabkan bayi tidak akan mudah lupa di masa yang akan datang. 

Mama bisa membaca lebih lanjut mengenai senam aerobik di sini.

Selain itu, diet dengan memakan makanan rendah karbohidrat olahan serta menambahkan lemak baik pada diet seperti ikan (omega-3 dan DHA) memiliki dampak yang sangat baik pada perkembangan otak si Kecil.

Oleh karena itu, dengan berolahraga serta mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang lengkap bisa membantu Mama memiliki bayi yang sehat melalui operasi caesar.

Semoga artikel ini bermanfaat ya, Ma!

Baca juga:

The Latest