TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Pertolongan Pertama Ketika Anak Sakit saat Pandemi

Jangan langsung panik ya, Ma

Freepik/prostooleh

Pada masa pandemi seperti saat ini, rumah sakit serta fasilitas kesehatan lainnya menjadi tempat paling berisiko yang harus dihindari jika tidak dalam keadaan darurat. Itulah mengapa banyak dokter yang mengimbau masyarakat untuk tidak ke rumah sakit kecuali keadaan benar-benar darurat.

Hal ini tentu tidak mudah bagi orangtua yang memiliki anak kecil dan rentan alami berbagai penyakit. Demam, batuk dan pilek, serta diare menjadi beberapa penyakit langganan yang sering dialami oleh anak-anak.

Hasilnya, tak jarang orangtua dibuat panik ketika anak sakit dan tak bisa membawanya ke rumah sakit. 

Jangan langsung panik ya, Ma.

Melalui #PopmamaTalk bersama dr. Eugenia Permatami Herwansyah, Sp.A beberapa waktu lalu, berikut panduan dari dr. Tami yang bisa Mama lakukan saat anak sakit ketika pandemi.

1. Konsultasi virtual sebelum ke rumah sakit

Freepik/Bilahata

"Untuk kasus non gawat darurat, sekarang kan ada pilihan konsultasi online," jelas dr. Tami pada livesession bersama #PopmamaNgabuburit. Jadi, sebelum memutuskan membawa si Kecil ke rumah sakit, Mama bisa melakukan konsultasi dengan dokter anak secara online terlebih dahulu guna menghindari keramaian yang ada di luar rumah.

Selain itu, dr. Tami menyebutkan bahwa orangtua harus menjelaskan secara detail mengenai sakit yang diderita anak saat melakukan konsultasi online, hal ini guna menghindari terjadinya salah diagnosis pada si Kecil.

2. Nilai keadaan anak secara umum

heraldextra.com

Demam menjadi salah satu penyakit yang mudah diderita oleh anak-anak, tak jarang ini membuat orangtua panik dan segera membawa anak mereka untuk mendapat pertolongan pertama di rumah sakit.

Sebelum membawanya ke rumah sakit, Mama bisa mengecek suhu tubuh anak terlebih dahulu. Dr. Tami menyebutkan bahwa suhu tubuh normal pada anak berada sekitar 36,5 sampai 37,5 derajat celcius.

Pastikan keadaan anak secara umum dengan melihat apakah anak masih aktif bergerak atau tidak, minum dan makannya rutin atau tidak, serta siklus buang air kecilnya lancar atau tidak.

Mama bisa meminta anak untuk istirahat total dan juga memberikan kompres air hangat untuk menurunkan panas ditubuhnya. Hindari kompres air dingin atau alkohol ya, Ma. Sebab itu akan membuat anak tak nyaman dan justru akan meningkatkan suhu tubuhnya.

3. Memastikan asupan makanan dan minum anak tercukupi

Freepik/Bearfotos

Saat anak mulai rewel karena sakit yang ia rasakan, Mama tetap harus memastikan si Kecil mendapat asupan makanan dan minuman sesuai kebutuhan hariannya. Jika anak mulai susah makan atau malas minum, Mama harus lebih aktif lagi dalam mencukupi asupan hariannya.

Misalnya saat anak hanya menghabiskan setengah piring porsi makannya, Mama bisa mengganti dengan frekuensi yang lebih sering agar anak tetap mendapat asupan makanan yang sesuai. Begitu pula dengan minum, agar tak terhindari dari dehidrasi, Mama harus rajin memberikan anak minum guna mengembalikan kondisi tubuh yang lebih fit.

4. Siap sedia paracetamol di rumah

videoblocks.com

Siapa tak kenal paracetamol, obat yang dikenal ampuh dalam menurunkan demam anak atau pun orang dewasa. Itulah mengapa banyak dokter menyarankan orangtua harus siap sedia obat paracetamol di rumah.

Sebab jika anak mulai demam, Mama bisa memberikan obat ini terlebih dahulu tanpa perlu membawanya ke rumah sakit. Dr. Tami juga menjelaskan dosis penggunaan paracetamol pada anak ialah 10-15 mg per kg berat badan anak.

Misalnya berat badan si Kecil adalah 10 kg, maka saat ia demam Mama bisa memberikan 100 mg paracetamol untuk satu kali minum. Kemudian Mama bisa memberikan paracetamol ini sehari sebanyak 4 sampai 6 kali.

Agar tak salah dosis yang akan diberikan, penting untuk selalu membaca label takaran sebelum memberikan obat ini pada anak ya, Ma.

5. Saat anak kejang, cobalah mendokumentasikannya

amotherfarfromhome.com

Kebanyakan orangtua mungkin akan panik saat melihat anaknya kejang. Tetapi dalam melakukan pertolongan pertama, dr. Tami menyebutkan bahwa orangtua bisa mendokumentasikan kondisi anak saat kejang. Terdengar aneh, bukan? Eits! Ternyata ini sangat berpengaruh, Ma!

Definisi kejang bagi para tenaga medis dan orang awam bisa berbeda-beda. Kegunaan merekam kondisi anak saat kejang ini berguna untuk memberi tahu pada dokter saat berkonsultasi, sehingga definisi kejang bagi tenaga medis dan Mama bisa sejalan sebelum mendapat penanganan.

Selain mendokumentasikan, dr. Tami menyebutkan beberapa langkah yang bisa Mama lakukan saat anak kejang, diantaranya adalah memindahkan posisi anak ke tempat yang lebih aman, melonggarkan pakaian yang mengikat tubuhnya, jangan menahan gerakan anak ketika kejang, miringkan posisi tubuh anak saat produksi air liurnya meningkat, sediakan obat kejang yang biasa dimasukan melalui dubur, serta jangan pernah memasukan apapun ke dalam mulut anak saat kejang.

6. Rajin mencari informasi mengenai penanganan yang tepat

Freepik/User18526052

Panik ketika anak sakit adalah hal wajar bagi orangtua, namun disaat pandemi ini Mama harus bisa mengontrol apa yang sebaiknya dilakukan saat anak sakit.

Sebelum memutuskan membawa anak ke rumah sakit, Mama bisa memulai mencari informasi mengenai penanganan yang tepat ketika anak sakit.

Dengan rajin mencari informasi, ini membuat Mama bisa lebih tahu apa yang harus dilakukan ketika anak sakit. Tak melulu harus dibawa ke rumah sakit kok, Ma. Penanganan di rumah bisa Mama lakukan jika dilakukan dengan tepat dan sesuai instruksi yang ada. 

Tetapi balik lagi pada kondisi anak ya, Ma. Jika kondisi anak sakit parah dan tak bisa ditangani melalui pengobatan rumahan, maka Mama bisa segera membawanya ke rumah sakit. Tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ada.

Semoga bermanfaat dan si Kecil selalu dalam keadaan sehat ya, Ma.

Baca juga:

The Latest