Sebagaimana disebutkan di atas, berbohong merupakan bagian dari proses tumbuh kembang anak.
Hal ini membuat sikap berbohong itu sendiri menjadi sesuatu yang sangat normal dan harus Mama lalui dengan sebaik-baiknya karena hal yang normal, Mama justru harus waspada jika anak Mama tidak bisa berbohong ketika menginjak usia 3 tahun.
Hal ini diungkapkan oleh Michael Brody M.D., psikiater anak asal Amerika Serikat., sebagaimana dilansir dari Parenting.com.
Pasalnya, Michael Brody M.D berpendapat bahwa di usia ini, si Kecil telah memasuki tahap di mana kemampuan otaknya telah berkembang untuk berimajinasi atau menciptakan sebuah karangan cerita yang bertolak belakang dari fakta, sepeti mengatakan sosok teman imajinasi, perjalanan ke dunia ajaib dan semacamnya.
Ternyata cukup unik juga ya, cara otak si Kecil berkembang. Sementara, ketika si Kecil menceritakan sosok imajinasinya, Mama dapat mendengarkan dengan baik segala 'cerita karangan' yang ia buat ya.
Seru juga lho kalau Mama menambahkan sedikit bumbu pada ceritanya, misalnya saat ia cerita tentang sosok peri yang ia temui, Mama dapat bilang ia pasti peri yang kamu temui berasal dari negeri yang sangat indah, penuh dengan musik riang.
Setelah beranjak dewasa dan mulai memahami banyak hal, tak ada salahnya Mama memberitahu kebenaran bahwa sosok peri yang pernah ia ceritakan dan Mama kembangkan ceritanya itu sebenarnya tidak pernah ada.
Hal ini mengatisipasi agar si Kecil tak menceritakan 'cerita karangan' tersebut terlalu luas ke banyak orang. Mama nggak mau kan si Kecil dianggap pembohong oleh teman-temannya saat ia terus menceritakan segala imajinasinya saat kecil.