TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Meloxicam, Obat untuk Meringankan Radang Sendi

Selalu perhatikan terlebih dulu petunjuk pemakaian sebelum menggunakannya, ya!

Indofarma.id

Gejala-gejala penyakit radang sendi atau arthritis, seperti bengkak, nyeri atau kaku pada sendi umumnya dialami oleh orang-orang lanjut usia (lansia)

Namun, tak jarang juga orang-orang muda mengalami radang sendi. Penyebab radang sendiri ada banyak yang salah satunya adalah kelelahan karena terlalu banyak melakukan aktivitas berat.

Mama sendiri pernahkah mengalami gejala-gejala radang sendi? Lalu, obat apa yang digunakan untuk mengatasinya?

Salah satu jenis obat yang dapat menangani penyakit radang sendi adalah meloxicam. Obat ini bekerja pada tubuh dengan cara menghambat enzim yang memproduksi prostaglandin, yaitu hormon yang menimbulkan peradangan dan rasa sakit.

Dengan menghambat produksi prostaglandin, rasa sakit dan peradangan akan berkurang.

Lantas, apa saja hal menarik yang dimiliki oleh obat meloxicam ini? Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini Popmama.com akan mengulasnya dari berbagai sumber.

Yuk, simak informasinya!

1. Obat untuk mengatasi nyeri, bengkak dan kaku pada sendi

Popmama.com/Onic Metheany This article supported by vivo as Official Journalist Smartphone Partner IDN Media

Merek dagang meloxicam: Meloxicam, Hexcam, X-Cam, Fri-Art, Flamoxi, Melocid, Mecox.

Meloxicam merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan Nonsteroidal Anti Inflammatory Drug (NSAID). Fungsi utama dari obat ini adalah mengurangi rasa nyeri, bengkak, dan kaku pada sendi yang diakibatkan oleh penyakit arthritis (radang sendi) dan juga asam urat.

Meloxicam hanya boleh digunakan dengan resep dokter. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 7,5 mg dan 15 mg, suppositoria (masuk melalui dubur), serta suntik.

2. Dosis dan aturan pemakaian meloxicam

Pexels/JESHOOTS.com

Dosis meloxicam ditentukan oleh dokter berdasarkan tingkat keparahan, usia, dan respons pasien terhadap obat. Perlu diketahui juga bahwa dosis yang dibutuhkan akan berbeda takarannya antara orang dewasa dan anak-anak.

  • Orang Dewasa

Untuk orang dewasa, dosis obat meloxicam yang dibutuhkan akan berbeda takarannya sesuai dengan tahapannya.

Pada dosis awal, takaran yang dibutuhkan, yaitu 7,5 mg sekali sehari ditambah dengan dosis pemeliharaan yaitu 7,5 mg sekali sehari. Jika ditotalkan, dosis yang dibutuhkan maksimal 15 mg perhari.

  • Anak-anak

Untuk anak-anak usia 2 tahun atau lebih, dosis obat meloxicam yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan dengan orang dewasa.

Dosis awal yang dibutuhkan yaitu 0,125 mg dan dikonsumsi sekali sehari, sedangkan dosis maksimal, yaitu 7,5 mg per hari.

Pastikan untuk selalu mengikuti panduan dokter dan membaca petunjuk pada kemasan obat dalam mengonsumsi obat ini. Konsumsilah setelah makan dan jangan berbaring sampai 10 menit setelah mengonsumsi meloxicam.

Simpan meloxicam pada suhu ruangan. Jangan menyimpan obat ini di tempat yang lembap atau terkena sinar matahari secara langsung, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.

3. Interaksi meloxicam dengan obat lain

Pexels/Pixabay

Penggunaan meloxicam bersamaan dengan obat-obatan di bawah ini dapat menimbulkan efek interaksi:

  • Antikoagulan, antidepresan jenis SSRI, kortikosteroid, serta salisilat, efeknya meningkatkan risiko pendarahan lambung.
  • Obat darah tinggi jenis ACE inhibitor, diuretik, ARB, dan penghambat beta, efeknya menurunkan efektivitas obat tersebut.
  • Digoxin, lithium, dan methotrexate, efeknya meningkatkan kadar obat-obat tersebut dalam darah.
  • Cholestyramine, efeknya menurunkan efektivitas meloxicam.

4. Efek samping meloxicam

Pixabay/Anastasia Gepp

Meloxicam juga memiliki efek samping yang perlu diperhatikan. Beberapa efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaan obat ini antara lain, sakit maag, diare, perut terasa kembung, gangguan pencernaan, bengkak di daerah bibir, tenggorokan, gatal-gatal, demam, dan juga kesulitan bernafas.

Namun, efek samping dapat berkurang seiring tubuh menyesuaikan dengan obat meloxicam.

Menurut USNational Library of Medicine (Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat), orang yang menggunakan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti meloxicam kemungkinan berisiko lebih tinggi terkena serangan jantung atau stroke daripada orang yang tidak mengonsumsi obat ini. Risiko tersebut kemungkinan lebih tinggi untuk orang yang memakai NSAID untuk waktu yang lama. 

Jika tubuh semakin merasakan efek samping yang berkelanjutan, sebaiknya segera hentikan pemakaian dan konsultasi ke dokter.

5. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum mengonsumsi meloxicam

Pexels/Puwadon Sang-ngern

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat ini, antara lain :

  • Sebaiknya konsultasi terlebih dahulu ke dokter karena obat ini dikontraindikasikan penggunaannya pada orang dengan riwayat asma, gangguan sistem pencernaan, gangguan pembekuan darah, polip hidung, penyakit hati, tekanan darah tinggi, stroke, dan penyakit jantung.
  • Tidak boleh merokok serta mengonsumsi minuman beralkohol saat menggunakan meloxicam karena bisa meningkatkan risiko timbulnya peradangan saluran pencernaan.
  • Obat ini bisa membuat kulit jadi lebih sensitif terhadap sinar matahari. Oleh karena itu, hindari paparan sinar matahari secara langsung dan jika harus beraktivitas di luar rumah saat siang hari, gunakan tabir surya serta pakaian yang dapat menutupi kulit secara maksimal.
  • Obat ini bisa menyebabkan kantuk dan pusing. Oleh karena itu, hindari berkendara atau beraktivitas yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi obat ini.
  • Mengonsumi meloxicam dalam jangka panjang dengan dosis tinggi bisa berisiko serangan jantung dan juga stroke.
  • Jangan lupa juga untuk memberi tahu dokter sedang mengkonsumsi meloxicam jika hendak menjalani operasi.

6. Amankah untuk ibu hamil dan menyusui?

Freepik/bristekjegor

Selalu konsultasikan ke dokter untuk mempertimbangkan manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat meloxicam.

Perlu diketahui, mengonsumsi obat ini bagi ibu hamil termasuk dalam risiko kehamilan kategori D (ada bukti berisiko pada ibu hamil) menurut US Food and Drugs Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (setara dengan BPOM RI) sehingga tidak disarankan untuk diminum saat hamil.

Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA :

A = Tidak berisiko

B = Tidak berisiko pada beberapa penelitian

C = Mungkin berisiko

D = Ada bukti positif dari risiko

X = Kontraindikasi

N = Tidak diketahui

Meloxicam dapat tersalurkan melalui ASI dan dapat membahayakan bayi, jadi jangan gunakan obat ini tanpa memberi tahu dokter jika sedang dalam kondisi menyusui.

Nah, itulah informasi penting terkait obat meloxicam. Semoga bermanfaat dan selalu konsultasikan ke dokter dalam mengonsumsi jenis obat apapun, ya!

Baca Juga:

The Latest