TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Vagina Bau Amis saat Hamil, Normal atau Tidak?

Waspada, vagina berbau amis bisa menjadi tanda dari masalah kesehatan!

Canva/Kaspars Grinvalds

Saat sedang mengandung, Mama mungkin akan menyadari beberapa perubahan yang terjadi pada tubuh. Sayangnya, perubahan tersebut tidak selalu menyenangkan. Salah satunya adalah perubahan bau yang berbeda yang muncul dari organ-organ tubuh, termasuk vagina.

Pada dasarnya, vagina menjadi bau saat hamil merupakan hal yang wajar. Sekitar 65% ibu hamil mengalami keputihan yang berbau selama awal kehamilan. Ini berarti, setidaknya 6 dari 10 ibu hamil mengalami bau khas dari vagina mereka. 

Bau vagina yang dialami setiap ibu hamil bisa berbeda-beda. Ada yang berbau ringan, berbau tidak sedap, dan berbau amonia. Bahkan, ada juga yang mengalami vagina berbau amis. 

Lantas, apa penyebab vagina bau amis saat hamil? Berikut Popmama.com merangkum penjelasannya, termasuk apakah hal itu normal atau tidak.

1. Penyebab vagina berbau amis

Freepik/Doucefleur

Dilansir dari Romper, Dr. Kameelah Phillips, seorang OB-GYN dari Amerika mengungkapkan bahwa vagina berbau amis merupakan kondisi yang tidak wajar. Jika baunya amis seperti ikan, maka ada suatu masalah kesehatan tertentu yang perlu diwaspadai.

“Alasan paling umum mengapa vagina berbau amis adalah infeksi bakteri yang disebut vaginosis bakterialis,” ujar dokter Phillips. 

Vaginosis bakterialis mungkin terdengar mengerikan di telinga mama. Namun, kabar baiknya, kondisi ini bisa diobati dengan pengobatan tertentu.

2. Apa itu vaginosis bakterialis?

Freepik/Freepik

Vaginosis bakterialis merupakan jenis peradangan vagina yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari bakteri alami yang ditemukan di vagina. Dengan kata lain, vaginosis bakterialis merupakan perubahan dari bakteri sehat ke bakteri tidak sehat di mikrobioma vagina. 

Selain vagina berbau amis, vaginosis bakterialis juga bisa ditandai dengan gejala lain, seperti keputihan encer berwarna abu-abu, putih, atau hijau, gatal pada vagina, serta sensasi terbakar saat buang air kecil.

Vaginosis bakterialis tergolong kondisi infeksi yang ringan dan dapat diobati. Meski demikian, kondisi vaginosis bakterialis tidak boleh dibiarkan begitu saja, terutama jika dialami ibu hamil. 

Sebab, pergeseran mikrobioma vagina dapat menyebabkan siklus di tubuh menjadi kacau sampai vagina menemukan keseimbangan lagi. Bahkan, vaginosis bakterialis pada kehamilan berisiko menyebabkan komplikasi, termasuk kelahiran prematur dan ketuban pecah dini.

3. Cara mengobati vaginosis bakterialis

Pexels/JESHOOTS.com

Umumnya, vaginosis bakterialis dapat diobati dengan antibiotik untuk membunuh bakteri berbahaya di area vagina. Antibiotik yang digunakan bisa berupa gel, krim, atau tablet sesuai dengan anjuran dokter. 

Untuk ibu hamil, dokter akan memberikan antibiotik yang tergolong aman digunakan di masa kehamilan. Selain itu, ibu hamil juga dianjurkan untuk melakukan tindakan pencegahan, yakni:

  • Cukupi kebutuhan probiotik, seperti yogurt, pisang, apel, oats, dan rumput laut.

  • Hindari berganti pasangan seksual.

  • Gunakan kondom jika aktif dalam berhubungan seksual.

  • Jaga kebersihan organ intim. Gunakan air hangat untuk membersihkan bagian luar vagina tanpa menggunakan sabun. Selalu bersihkan dari depan ke belakang hingga anus. 

  • Hindari ratus atau vaginal douching.

  • Menjaga sirkulasi udara di area vagina dengan mengenakan celana dalam berbahan katun dan tidak terlalu ketat.

4. Penyebab lain vagina berbau amis saat hamil

Canva/Zerocool

Selain karena vaginosis bakterialis, ada penyebab lain yang mungkin menyebabkan vagina berbau amis. Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab vagina berbau amis:

  • Keringat berlebih

Karena adanya perubahan hormon, produksi keringat umumnya akan mengalami peningkatan saat hamil. Bau amis pada vagina bisa disebabkan oleh keringat berlebih di area panggul.

Dalam kasus yang lebih ekstrem, bau amis pada vagina yang disebabkan oleh keringat mungkin menunjukkan kondisi medis yang disebut  trimetilaminuria atau "sindrom bau ikan", yakni kelainan langka ketika proses metabolisme tubuh gagal untuk mengubah trimetilamina kimiawi.

  • Pola makan yang tidak sehat

Pola makan yang tidak sehat dapat memengaruhi keseimbangan pH vagina secara negatif. Pastikan untuk mengonsumsi makanan bergizi dan mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. 

  • Radang panggul

PID (Pelvic Inflammatory Disease) atau penyakit radang panggul merupakan infeksi pada organ kandungan (rahim dan saluran telur). Penderita PID mungkin merasakan bau amis pada vagina saat berhubungan seks, bersamaan dengan perdarahan yang dipicu oleh hubungan seksual. Konsultasikan dengan dokter jika Mama menyadari adanya tanda-tanda PID.

  • Trikomoniasis

Bau amis pada vagina juga berpotensi muncul jika ibu hamil terjangkit infeksi menular seksual seperti trikomoniasis.

Trikomoniasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit trichomonas vaginalis. Kondisi ini tidak bisa disepelekan, khususnya jika terjadi pada ibu hamil karena bisa memengaruhi kondisi mama dan janin. 

  • Kurangnya kebersihan pada vagina

Jika bau amis pada vagina tidak disertai cairan atau gatal, Mama mungkin dapat mengatasinya dengan menjaga kebersihan yang baik pada vagina. Berikut adalah beberapa cara menjaga kebersihan vagina:

  • Membersihkan dari depan ke belakang setelah buang air kecil dan buang air besar.

  • Buang air kecil setelah berhubungan intim.

  • Rutin mengganti pakaian dalam (lebih sering jika banyak berkeringat).

  • Menggunakan deterjen tanpa pewangi untuk mencuci pakaian dalam.

  • Mandi dengan sabun yang gentle atau lembut.

  • Hindari penggunaan sabun pembersih kewanitaan yang berbahan kimia, yang dapat mengganggu keseimbangan pH pada vagina dan menyebabkan infeksi.

5. Bau vagina yang sehat

Freepik/Freepik

Jika vagina berbau amis merupakan kondisi yang tidak wajar, lantas seperti apakah bau vagina yang sehat dan normal?

Umumnya, vagina yang sehat adalah yang tidak berbau, keputihan tidak berwarna, dan tidak terasa gatal atau terbakar. Bau vagina juga tidak seharusnya seperti obat atau bahan kimia. 

Namun, setiap vagina memiliki aroma yang khas dan berbeda-beda pada setiap orang. Ada juga yang berbau asam karena didominasi bakteri baik. 

Bau vagina yang asam diisi oleh bakteri lactobacilli, yakni bakteri baik yang menjaga vagina tetap asam, di mana pH normal vagina berkisar antara 3,8 sampai 4,5. Bau asam yang dikeluarkan mirip dengan olahan makanan fermentasi seperti yogurt.

Tak perlu khawatir, hal ini normal dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Justru, bakteri ini berguna untuk melindungi vagina dari jenis bakteri jahat.

Demikianlah rangkuman mengenai vagina bau amis saat hamil. Jika Mama menyadari adanya kondisi yang tidak wajar, jangan ragu untuk konsultasikan pada dokter, ya!

Baca juga:

The Latest