Selain karena vaginosis bakterialis, ada penyebab lain yang mungkin menyebabkan vagina berbau amis. Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab vagina berbau amis:
Karena adanya perubahan hormon, produksi keringat umumnya akan mengalami peningkatan saat hamil. Bau amis pada vagina bisa disebabkan oleh keringat berlebih di area panggul.
Dalam kasus yang lebih ekstrem, bau amis pada vagina yang disebabkan oleh keringat mungkin menunjukkan kondisi medis yang disebut trimetilaminuria atau "sindrom bau ikan", yakni kelainan langka ketika proses metabolisme tubuh gagal untuk mengubah trimetilamina kimiawi.
Pola makan yang tidak sehat dapat memengaruhi keseimbangan pH vagina secara negatif. Pastikan untuk mengonsumsi makanan bergizi dan mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
PID (Pelvic Inflammatory Disease) atau penyakit radang panggul merupakan infeksi pada organ kandungan (rahim dan saluran telur). Penderita PID mungkin merasakan bau amis pada vagina saat berhubungan seks, bersamaan dengan perdarahan yang dipicu oleh hubungan seksual. Konsultasikan dengan dokter jika Mama menyadari adanya tanda-tanda PID.
Bau amis pada vagina juga berpotensi muncul jika ibu hamil terjangkit infeksi menular seksual seperti trikomoniasis.
Trikomoniasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit trichomonas vaginalis. Kondisi ini tidak bisa disepelekan, khususnya jika terjadi pada ibu hamil karena bisa memengaruhi kondisi mama dan janin.
Jika bau amis pada vagina tidak disertai cairan atau gatal, Mama mungkin dapat mengatasinya dengan menjaga kebersihan yang baik pada vagina. Berikut adalah beberapa cara menjaga kebersihan vagina:
Membersihkan dari depan ke belakang setelah buang air kecil dan buang air besar.
Buang air kecil setelah berhubungan intim.
Rutin mengganti pakaian dalam (lebih sering jika banyak berkeringat).
Menggunakan deterjen tanpa pewangi untuk mencuci pakaian dalam.
Mandi dengan sabun yang gentle atau lembut.
Hindari penggunaan sabun pembersih kewanitaan yang berbahan kimia, yang dapat mengganggu keseimbangan pH pada vagina dan menyebabkan infeksi.