TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Kelainan-Kelainan Genetik yang Bisa Menurun ke Janin

Menerapkan pola hidup sehat saat hamil bisa mengurangi risiko kelahiran bayi dengan kelainan genetik

Freepik/tirachardz

Gen merupakan bagian dari sel yang berperan menyimpan instruksi tentang cara tubuh berkembang, bagaimana fisik terlihat (tinggi badan, warna mata, bentuk rambut), dan bagaimana tubuh bekerja. Gen diwarisi oleh orangtua dan akan menurun ke anak hingga keturunan selanjutnya. 

Terkadang gen dapat mengalami perubahan dan menyebabkan gangguan kesehatan. Kondisi ini dapat diturunkan ke anak, bahkan dapat menyebabkan masalah serius seperti cacat lahir dan cacat jantung. Oleh karena itu, penting bagi Mama mengetahui tentang genetika, cacat lahir, dan masalah medis lainnya yang bisa diturunkan dalam keluarga.

Kali ini Popmama.com akan mengulas tentang kelainan genetik yang bisa menurun ke janin. 

1. Anemia sel sabit

Pixabay/swiftsciencewriting

Anemia sel sabit merupakan penyakit turunan yang disebabkan oleh mutasi pada salah satu gen yang terkait dengan protein hemoglobin.

Orang normal pada umumnya memiliki sel darah merah dengan bentuk bundar dan kondisinya lentur, sedangkan orang yang mengalami anemia sel sabit memiliki sel darah merah berbentuk bulan sabit dan kaku. 

Kondisi ini dapat menyebabkan anemia kronis hingga kerusakan pada jantung, paru-paru dan ginjal karena orang yang menderita anemia sel sabit mudah mengalami penyumbatan pembuluh darah kecil. Kondisi penyumbatan ini akan menghambat suplai darah dan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh.

2. Cystic fibrosis

Pexels/CDC

Cystic fibrosis atau fibrosis kistik adalah mutasi gen yang akan memengaruhi sel-sel yang memproduksi lendir, keringat, dan cairan pencernaan. Orang yang mengalami fibrosis kistik memiliki lendir yang kental dan lengket. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan parah pada sistem pernapasan, pencernaan, dan reproduksi.

Selain itu, penderita fibrosis kistik juga cenderung rentan tertular infeksi jika berdekatan atau bersentuhan dengan orang yang sedang mengalami infeksi. 

3. Penyakit Tay-Sachs

Unsplash/chrishcush

Penyakit Tay-Sachs merupakan salah satu kelainan genetik yang serius karena dapat mengakibatkan kerusakan progresif pada sistem saraf.

Kondisi ini disebabkan oleh cacat gen yang menyebabkan tidak adanya enzim vital yang disebut heksosaminidase A. Kekurangan enzim ini dapat menyebabkan penumpukan lemak yang berlebihan yang dikenal sebagai gangliosida pada otak dan sel saraf.

Saat tidak adanya enzim heksosaminidase A yang dibutuhkan untuk memecah zat tertentu seperti lemak, maka lemak akan menumpuk di lisosom. Saat terlalu banyak lemak di lisosom, maka akan berpotensi menjadi racun sehingga menghancurkan sel dan merusak jaringan di sekitarnya.

4. Hemofilia

Pexels/Ksenia Chernaya

Kelainan genetik yang satu ini paling umum diderita oleh laki-laki. Hemofilia merupakan kondisi saat penderitanya kekurangan zat pembeku darah yang menyebabkan perdarahan abnormal. 

Penderita hemofilia yang mengalami luka, baik luka kecil atau besar dapat menjadi masalah yang serius. Kurangnya protein pembeku darah dapat menyebabkan pendarahan dalam dan merusak jaringan tubuh yang dapat berakibat fatal.

5. Distrofi Otot

Pexels/Keira Burton

Distrofi otot merupakan kerusakan gen yang dapat mengganggu produksi protein yang diperlukan untuk perkembangan otot. Penyakit ini biasanya ditunjukan dengan gejala seperti kelemahan otot progresif dan hilangnya massa otot. 

Gangguan distrofi otot paling umum ditemukan di usia kanak-kanak, terutama pada anak laki-laki. Penderita distrofi otot dapat mengalami kesulitan berjalan, berlari, duduk, dan aktivitas lain yang membutuhkan kinerja otot.

Cara Mengetahui Kemungkinan Janin Mengalami Kelainan Genetik

Freepik/jcomp

Mama perlu mengetahui apakah bayi yang dikandung memiliki risiko kelainan genetik karena dapat memengaruhi kesehatan diri dan janin. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui risiko kelainan genetik pada janin:

  • Riwayat penyakit dan kelainan genetik dari keluarga, baik dari Mama dan Papa.

  • Tes screening sebelum kehamilan untuk melihat apakah orangtua memiliki kondisi genetik tertentu.

  • Konsultasi dengan dokter mengenai hasil tes dan bagaimana hasil tes tersebut dapat memengaruhi ibu hamil dan bayi. 

Nah, itulah informasi seputar kelainan genetik yang bisa menurun ke janin. Risiko penyakit kelainan genetik dapat dikurangi dengan mengonsumsi makanan yang bernutrisi dan menghindari aktivitas yang tidak sehat.

Yuk, prioritaskan kesehatan diri sendiri dan juga bayi dengan cara menerapkan hidup sehat!

Baca juga:

The Latest