Penurunan suhu tubuh dapat dibantu dengan penggunaan obat penurun panas (antipiretik), terapi fisik (nonfarmakologi) seperti istirahat baring, kompres hangat, dan banyak minum.
Penggunaan obat tradisional dengan produk herbal atau homeopatik belum terbukti secara ilmiah dapat menurunkan demam, tapi hanya berdasarkan pengalaman semata sehingga perlu dikaji lebih lanjut.
Dilansir dari laman IDAI, indikasi utama pemberian obat penurun panas adalah membuat si Kecil merasa nyaman dan mengurangi kecemasan orangtua, bukan menurunkan suhu tubuh. Pemberian obat penurun panas diindikasikan untuk bayi demam dengan suhu 38oC (pengukuran dari lipat ketiak). Dengan menurunkan suhu tubuh maka aktivitas dan kesiagaan si Kecil membaik, dan perbaikan suasana hati (mood) dan nafsu makan juga semakin membaik.
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar orangtua membuat bayi mereka nyaman jika demam, alih-alih berfokus pada penurunan suhu.
Untuk merawat bayi yang demam, orangtua dapat:
Memantau tingkat aktivitas dan kenyamanan bayi secara keseluruhan. Bayi yang tampak bahagia, waspada, dan nyaman mungkin tidak memerlukan perawatan.
Pastikan bayi tetap terhidrasi dengan baik. Demam meningkatkan risiko dehidrasi, sehingga orang tua, pengasuh, dan perawat harus menawarkan susu atau susu formula sesuai permintaan. Bayi yang lebih besar juga harus minum banyak air. Dalam beberapa kasus, tenaga kesehatan profesional mungkin menyarankan penggunaan minuman elektrolit untuk membantu mengatasi dehidrasi.
Memantau bayi untuk tanda-tanda dehidrasi. Ini dapat mencakup tidak buang air kecil sesering biasanya, mata cekung, bibir pecah-pecah, atau kulit yang sangat kering atau tampak pucat.
Hindari membangunkan bayi yang sedang tidur untuk memberikan obat anti-demam. Kecuali jika diinstruksikan oleh dokter.
Memberikan obat anti-demam di bawah pengawasan dokter. Orang dapat memberikan obat ini jika bayi kesakitan atau tidak nyaman karena demam. Berat badan bayi menentukan dosisnya, jadi ikuti petunjuk pada label dengan saksama. Hubungi dokter sebelum memberikan obat baru kepada bayi, terutama yang sakit.
Bantu batasi penyebaran infeksi. Jangan menitipkan bayi yang sakit ke tempat penitipan anak atau membawanya ke tempat di mana bayi atau orang rentan lainnya mungkin berada, karena hal ini dapat menyebarkan infeksi. Kapan harus berkonsultasi dengan dokter
Hubungi dokter atau cari pertolongan medis jika bayi demam dan mengalami salah satu dari berikut ini:
Bayi tidak dapat ditenangkan, lesu, atau tampak sangat sakit.
Demam berlangsung lebih dari 24 jam pada bayi di bawah usia 2 tahun tanpa gejala lain.
Demam naik di atas 40°C.
Bayi masih tampak sakit meskipun sudah diberi obat.
Bayi minum antibiotik tetapi tidak membaik dalam satu atau dua hari.
Bayi menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, termasuk bibir kering atau bagian lunak di atas kepalanya yang cekung.
Bayi memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah karena alasan lain.
Bayi berusia di bawah 3 bulan.
Segera ke unit gawat darurat untuk demam jika bayi:
bayi baru lahir
mengalami kejang untuk pertama kalinya
mengalami kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit
demam meningkat hingga 41,6°C atau lebih tinggi
Anak kecil dan bayi terkadang mengalami demam, tetapi hal ini biasanya tidak perlu dikhawatirkan jika bayi berperilaku seperti yang diharapkan.
Orangtua dapat mengamati perilaku bayi sebagai petunjuk. Jika bayi tampak baik-baik saja tetapi demam, kemungkinan besar penyakitnya ringan dan akan segera berlalu.
Lesu, menangis berlebihan, dan tanda-tanda penyakit serius lainnya penting untuk diatasi, meskipun demam bayi relatif rendah. Demam berarti sistem kekebalan tubuh sedang bekerja keras melawan infeksi.
Orangtua tidak perlu mengobati demam itu sendiri, tetapi mereka dapat menenangkan bayi dan mengobati gejalanya. Jika mereka tidak yakin apakah gejala bayi serius, mereka harus berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.
Itu penjelasan tentang kapan harus minum obat penurun panas jika bayi demam. Konsultasikan dengan dokter juga, ya, Ma!