Setelah Mama memilih susu formula, inilah saatnya masa percobaan dimulai.
Wajar jika bayi bisa menoleransi susu formula untuk sementara waktu, dan akhirnya, ada yang berubah. Beberapa tanda bahwa bayi mungkin perlu mengganti susu formula meliputi:
Kotoran bayi terus berubah, terutama karena sistem pencernaannya terus berkembang dan terpapar hal-hal baru. Perubahan buang air besar juga umum terjadi saat bayi sakit atau stres.
Namun, jika bayi terus-menerus diare atau feses encer, terutama setelah menyusu, inilah saatnya untuk mendapatkan alternatif susu formula.
Rewel terkadang merupakan sifat umum semua bayi. Namun, jika menjadi lebih sering dari biasanya, sering kali itu disebabkan oleh si Kecil yang lapar atau tidak puas. Itu juga dapat menunjukkan tubuhnya tidak nyaman atau kesakitan yang mungkin disebabkan oleh susu formula.
Bersamaan dengan perubahan gerakan usus, seperti diare setelah makan, peningkatan gas juga bisa menjadi tanda bahwa susu formula bayi tidak cocok untuknya. Ini mungkin disertai dengan perut kembung dan perut yang kencang. Jika demikian, sebaiknya hubungi dokter anak untuk menentukan langkah terbaik.
Sejalan dengan hal-hal yang dapat menyebabkan bayi rewel, merasa tidak nyaman atau lapar juga dapat mengganggu pola tidur normal.
Kulit bayi sensitif dan dapat berubah setiap hari tergantung pada lingkungannya. Misalnya, jika cuaca panas, lembap, atau dingin, semua ini dapat memengaruhi penampilan dan tekstur kulit. Reaksi terhadap susu formula juga dapat menyebabkan perubahan kulit, seperti munculnya ruam. Jika Mama melihat ruam baru terbentuk dan tidak yakin apa penyebabnya, sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak. Mungkin saja kulit bereaksi terhadap susu formula dan perlu diganti.
Jika bayi mengi setelah makan, ini umumnya merupakan indikasi bahwa susu formula menyebabkan lendir menumpuk dan mengiritasi dada. Jika demikian, itu bukanlah respons normal terhadap makan, dan penggantian susu formula perlu dilakukan.
Ditambah lagi, reaksi seperti mengi atau ruam dapat mengindikasikan bahwa bayi mengalami respons alergi terhadap sesuatu dalam susu formula. Alergen yang umum dapat mencakup alergi susu sapi dan kedelai.
Semua bayi pernah muntah setelah makan di beberapa titik dalam masa bayi mereka. Terutama saat mereka pertama kali mulai minum susu formula dan/atau ASI. Ini normal. Yang lebih mengindikasikan kemungkinan masalah susu formula adalah saat bayi secara teratur muntah setelah makan dan tidak nyaman dengan hal itu. Misalnya, jika bayi muntah dengan keras yang menunjukkan bahwa tubuhnya sedang berusaha mengeluarkan sesuatu. Ini adalah penyebab kekhawatiran yang lebih mendesak, karena memuntahkan susu formula tidak hanya membuat bayi tidak nyaman, tetapi juga mencegah mereka mendapatkan nutrisi dan cairan yang mereka butuhkan dari makanan.
Selain itu, bayi yang tidak cocok dengan susu formula mungkin akan menunjukkan gejala lain, seperti:
- penurunan berat badan yang signifikan atau kenaikan berat badan yang buruk,
- gejala refluks tambahan seperti muntah berlebihan disertai kesulitan menambah berat badan,
- lendir atau darah yang terlihat pada tinja,
- tanda-tanda reaksi alergi seperti ruam atau gatal-gatal.
Itu penjelasan tentang berapa lama reaksi bayi tidak cocok susu formula. Bila bayi baru mengonsumsi susu formula brand tertentu, amati apakah ada reaksi alergi. Namun biasanya, bayi juga membutuhkan waktu beberapa saat untuk beradaptasi dengan susu formula baru.
Semoga informasi di atas bisa membantu, ya, Ma!