Karena berbagai faktor, misalnya bayi sedang sakit atau karena kesibukan Mama, sering kali bayi tidak mendapatkan imunisasi sesuai jadwal. Misalnya, terlambat 1 hari. Bolehkah imunisasi telat 1 hari?
Jika telat satu atau beberapa hari dari jadwal, segera konsultasi ke dokter. Umumnya, dokter akan menganjurkan bayi untuk melakukan vaksinasi susulan. Hal ini juga berlaku apabila telat atau melewatkan vaksinasi yang harus bayi dapatkan dalam satu rangkaian, misalnya polio. Vaksinasi polio terdiri dari empat rangkaian, saat bayi baru lahir, usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan. Jika bayi terlambat mendapatkannya, ia tetap masih bisa melanjutkannya tanpa harus mengulanginya dari awal.
Pada dasarnya, tidak apa-apa untuk mengatur ulang jadwal imunisasi bayi sesuai dengan jenis vaksin yang terlambat diberikan tersebut. Tidak ada kata terlambat untuk memberikan imunisasi. Itu karena terdapat periode catch up immunization yang bisa dilakukan untuk mengejar ketertinggalan. Meski dapat mengejar keterlambatan imunisasi, tidak semua imunisasi yang terlambat dapat diberikan langsung.
Misalnya, si Kecil melewatkan imunisasi BCG maka perlu dilakukan pemeriksaan tes mantoux terlebih dahulu untuk melihat apakah pernah atau tidak terpapar kuman penyebab tuberkolosis.
Jika hasil pemeriksaan tes mantoux negatif, imunisasi BCG dapat diberikan sesuai dosis. Namun jika hasilnya positif, imunisasi BCG tidak dapat diberikan. Terlebih dahulu, dilakukan pemeriksaan skoring TB untuk memulai pengobatan TB.
Mama juga dapat menanyakan info vaksinasi di pusat kesehatan karena umumnya mereka memberikan vaksinasi gratis, seperti rumah sakit daerah (RSUD), Puskesmas, maupun Posyandu. Jangan ragu bertanya atau meminta penjelasan ke dokter maupun bidan terkait program dan jadwal imunisasi yang akan dilakukan bayi nantinya.
Minta penjelasan tentang jenis vaksin yang digunakan, merek vaksinnya, hingga efek samping imunisasi dan hal-hal lain yang harus diwaspadai setelah imunisasi. Jika Mama merasa belum mengerti silakan tanyakan dengan dokter sampai benar-benar paham.
Selain itu, Mama pun harus memahami hal-hal yang dokter catat dalam buku catatan vaksinasi. Meski dokter yang menulis buku catatan vaksinasi, tetapi buku itu adalah milik orang tua. Maka, penting bagi Mama untuk memahaminya juga. Dengan begitu, bayi tidak akan lagi terlambat imunisasi.
Katia Miasoed/Pexels/Ilustrasi mata bayi berair