Imunisasi monovalen (RV1)
Daftar Imunisasi Anak yang Tidak Boleh Terlambat Diberikan

Imunisasi anak merupakan langkah penting untuk memberikan perlindungan anak sejak dini dari berbagai penyakit serius. Selain menjaga kesehatan individu, imunisasi juga membantu mencegah penyebaran penyakit di masyarakat.
Karena sistem kekebalan tubuh anak masih berkembang, imunisasi perlu dilakukan secara rutin dan tepat waktu. Meski tersedia opsi imunisasi kejar, ada beberapa jenis vaksin yang tidak boleh diberikan terlambat agar efektif, Ma.
Berikut Popmama.com telah rangkum daftar imunisasi anak yang tidak boleh terlambat diberikan. Yuk, simak selengkapnya, Ma.
1. BCG

Imunisasi BCG diberikan untuk melindungi bayi dari penyakit tuberkulosis (TB) yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tak hanya mencegah TB paru, vaksin ini juga berfungsi menghindari komplikasi berat seperti radang selaput otak (TB meningitis).
Bacille Calmette-Guérin (BCG) hingga kini masih dianggap sebagai cara paling efektif dalam mencegah TB pada bayi. BCG diberikan dengan cara disuntikkan secara intradermal pada lengan bayi.
Imunisasi BCG mengandung bakteri yang telah dilemahkan sehingga dapat menimbulkan reaksi seperti kemerahan dan pembengkakan pada kulit. Kondisi ini normal dan akan menghilang dalam beberapa minggu.
Pemberian vaksin BCG umumnya diberikan satu kali yakni pada saat bayi baru lahir hingga berusia 1 bulan. Menurut pedoman dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), imunisasi BCG dapat dikejar hingga anak berusia 12 bulan.
2. Haemophilus influenzae tipe B (HiB)

Imunisasi HiB dirancang untuk melindungi tubuh dari infeksi yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus influenzae tipe B, yang bisa memicu berbagai penyakit serius seperti pneumonia dan meningitis.
Infeksi bakteri ini paling sering menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun, sehingga pemberian vaksin HiB tepat waktu sangat penting untuk melindungi mereka.
Imunisasi HiB dapat menimbulkan beberapa efek samping ringan, seperti demam ringan serta kemerahan, pembengkakan, dan nyeri di area suntikan.
Gejala ini biasanya bersifat sementara dan akan hilang dalam beberapa hari setelah imunisasi.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin HiB diberikan dalam 4 dosis, terdiri dari 3 dosis primer dan 1 dosis penguat (booster).
Dosis primer biasanya diberikan pada usia 2, 4, dan 6 bulan atau bisa juga pada usia 2, 3, dan 4 bulan, sementara dosis booster diberikan saat anak mencapai usia 18 bulan.
3. Pneumococcal conjugate vaccine (PCV)

Vaksin Pneumococcal conjugate (PCV) bertujuan untuk mencegah penyakit serius seperti radang paru, radang selaput otak, dan infeksi telinga yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus.
Program imunisasi nasional menetapkan pemberian vaksin PCV pada usia 2, 3, dan 12 bulan. Karena infeksi Pneumokokus sering menyerang anak-anak, PCV termasuk dalam imunisasi wajib yang harus diberikan.
PCV diberikan secara bertahap pada usia 2, 4, dan 6 bulan dengan jeda minimal satu bulan antar dosis, kemudian dilanjutkan dengan dosis booster antara usia 12 hingga 15 bulan, dengan jarak minimal dua bulan dari dosis terakhir.
Jika anak belum menerima PCV pada usia 1 hingga 2 tahun, vaksin dapat diberikan dua kali dengan jarak minimal dua bulan antara dosis.
4. Rotavirus

Imunisasi rotavirus diberikan untuk mengurangi risiko infeksi rotavirus yang dapat menyerang saluran cerna anak.
Virus ini bisa menyebabkan gastroenteritis, yaitu peradangan pada lambung dan usus, yang memicu gejala seperti diare berat, muntah, demam, nyeri perut, hingga dehidrasi.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan, infeksi rotavirus paling sering terjadi pada anak-anak di bawah usia dua tahun, sehingga imunisasi ini penting untuk mencegah kasus diare berat.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan imunisasi rotavirus diberikan secara oral pada bayi usia 2 hingga 6 bulan. Saat ini, ada dua jenis vaksin yang umum digunakan dalam program imunisasi dasar lengkap, yaitu:
Imunisasi rotavirus jenis monovalen diberikan dalam dua tahap. Dosis pertama diberikan saat bayi berusia antara 6 hingga 12 minggu.
Dosis kedua dapat diberikan setidaknya empat minggu setelah suntikan pertama dan diberikan paling terlambat sebelum bayi mencapai usia 24 minggu.
- Imunisasi pentavalen (RV5)
Imunisasi pentavalen diberikan dalam tiga dosis. Dosis pertama diberikan pada usia 6 hingga 12 minggu, sementara dosis kedua dan ketiga diberikan dengan jarak waktu antara 4 hingga 10 minggu dari pemberian sebelumnya. Dosis ketiga wajib diberikan sebelum anak berusia 32 minggu.
Nah, itu dia rangkuman daftar imunisasi anak yang tidak boleh terlambat diberikan. Pastikan si Kecil mendapatkan imunisasi tepat waktu demi kesehatannya yang optimal, Ma.



















