Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Pexels/singkham
Pexels/singkham

Intinya sih...

  • Dengan sedikit pengetahuan dan banyak kasih sayang, orangtua dapat membesarkan bayi yang tenang, puas, dan bahagia yang dapat menenangkan diri sendiri.

  • Memenuhi kebutuhan bayi baru lahir sebelum mereka merasa tertekan membantu membangun otak yang lebih tenang, rasa percaya diri, dan harapan bahwa mereka akan dirawat, yang pada akhirnya membuat bayi mampu menenangkan diri.

  • Ada beberapa cara membesarkan bayi yang bahagia, mulai dari memeluk bayi hingga memenuhi kebutuhannya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dengan sedikit pengetahuan dan banyak kasih sayang, orangtua dapat membesarkan bayi yang tenang, puas, dan bahagia yang dapat menenangkan diri sendiri.

Bayi menunjukkan kebutuhan melalui gerakan seperti menggeliat ketika tidak nyaman atau membuka dan menutup mulut ketika lapar. Jika itu tidak menarik perhatian orangtuanya, mereka akan menangis.

Memenuhi kebutuhan bayi baru lahir sebelum mereka merasa tertekan membantu membangun otak yang lebih tenang, rasa percaya diri, dan harapan bahwa mereka akan dirawat, yang pada akhirnya membuat bayi mampu menenangkan diri.

Tentu saja, tidak ada bayi yang akan selalu tersenyum—dan memang seharusnya tidak. Kebutuhan bayi sebagian besar harus terpenuhi dalam 6 bulan pertama. Tetapi setelah itu, Mama tidak perlu menyelamatkan mereka dari setiap emosi negatif. Mereka harus mendapatkan kesempatan untuk mengatur dan menenangkan diri.

Tapi, setiap orangtua ingin bayinya tumbuh dengan bahagia. Bagaimana cara membesarkan bayi yang bahagia? Yuk, simak tips yang dirangkum Popmama.com berikut ini.[

Unsplash/Colin Maynard

1. Pertimbangkan sudut pandang bayi

Para ahli dari generasi sebelumnya tidak menyadari bahwa bayi baru lahir belum cukup cerdik untuk memanipulasi orangtuanya. Itu adalah keterampilan yang kita peroleh seiring bertambahnya usia.

Sebaliknya, bayi baru lahir menangis dan rewel agar kebutuhan dasarnya terpenuhi dan menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar rahim.

Sampai saat ini, bayi menghabiskan sebagian besar waktunya dipeluk erat di dalam rahim yang nyaman. Tiba-tiba, mereka terlempar ke dunia yang bising, terang, dan sibuk ini, dan dunia itu sangat berbeda dari yang mereka kenal.

Saat bayi kewalahan, Mama dapat menenangkan mereka dengan menawarkan hal-hal yang mengingatkan mereka pada rahim seperti:

  • Memberikan tekanan lembut pada perut mereka

  • Menggendong dan mengayun mereka

  • Menyuruh mereka diam

  • Menawarkan empeng atau jari yang bersih untuk dihisap

Pexels/Alina Matveycheva

2. Peluk dan belai bayi

Penelitian telah menemukan bahwa sentuhan positif—terutama belaian pelan dan usapan lembut—membuat bayi merasa aman dan nyaman dengan mengurangi kadar kortisol mereka (hormon stres).

Sentuhan positif juga merangsang produksi oksitosin, hormon yang menenangkan dan meningkatkan ikatan.

Penting untuk melakukan banyak kontak fisik di bulan-bulan awal. Jadi, amati apa yang tampaknya disukai dan tidak disukai si kecil, lalu ikuti arahannya.

Beberapa cara untuk membuat bayi bahagia melalui sentuhan fisik antara lain:

  • Kontak kulit ke kulit

  • Pijat bayi

  • Banyak pelukan dan ciuman

Kontak kulit ke kulit sudah menjadi bagian dari menyusui langsung, tetapi jika Mama menyusui dengan botol, Mama bisa mendapatkan kontak kulit ekstra dengan menarik baju dan mendekap tubuh bayi yang telanjang ke perut mama saat menyusuinya.

Saat mandi, pijat lembut kulit kepala, perut, lengan, kaki, tangan, dan telapak kaki bayi jika ia menyukainya. Dan setiap kali si Kecil mengendus dan mencondongkan tubuhnya ke arah sentuhan mama, jangan menahan pelukan dan ciuman. Pelukan juga akan merangsang neurotransmiter "perasaan nyaman" dalam diri Mama, lho.

Unsplas

3. Tidur yang cukup dan berkualitas

Saat bayi kelelahan, suasana hatinya tidak akan selalu ceria. Biarkan tidur lebih diutamakan daripada hal lain untuk meningkatkan kemungkinan bayi bahagia saat terjaga.

Sebuah studi membandingkan bayi-bayi Belanda dengan bayi-bayi Amerika dan menemukan bahwa bayi-bayi dari Belanda umumnya tampak lebih bahagia dan lebih mudah ditenangkan. Salah satu kemungkinan alasannya adalah karena orang Belanda menekankan pentingnya tidur.

Misalnya, ketika orangtua di Belanda membawa bayi mereka pulang dari rumah sakit, mereka sering mengirimkan kartu undangan untuk berkunjung pada waktu-waktu tertentu agar tidak mengganggu jadwal tidur bayi.

Jika si Kecil mulai menunjukkan tanda-tanda mengantuk, itu pertanda Mama harus menidurkannya di boks bayi.

Yan Krukau/Pexels

4. Beri perhatian pada bayi

Kami mengerti jika orangtua sibuk. Waktu dalam sehari hampir tidak cukup untuk mengurus rumah tangga, mencari nafkah, membalas pesan dan email, atau bersosialisasi. Namun, salah satu hal terpenting yang dapat dilakukan untuk memiliki bayi yang bahagia adalah mengamati dan berinteraksi dengan bayi untuk mempelajari isyarat mereka.

Yang paling dibutuhkan anak-anak adalah orangtua yang peka. Kehadiran melalui kontak mata, senyuman, dan gestur kasih sayang memberikan bayi rasa hormat yang pantas mereka dapatkan.

Membangun ikatan dengan bayi baru lahir tidak harus rumit, jadi Mama bisa memulainya dengan sederhana. Berikut beberapa ide:

  • Luangkan waktu untuk bermain berdua dengan bayi sebelum berangkat kerja

  • Nyanyikan lagu sambil menyiapkan sarapan

  • Tatap matanya saat mengganti popoknya dan bicaralah padanya seolah-olah dia memperhatikan setiap kata Mama

  • Singkirkan godaan seperti ponsel atau laptop dari kamar bayi

  • Jika Mama sibuk di rumah, beri tahu bayi apa yang Mama lakukan sementara dia memperhatikan

Memprioritaskan bonding bukan berarti Mama harus memaksakan diri untuk menghabiskan setiap momen berinteraksi dengan bayi. Mereka juga butuh waktu istirahat, dan kebanyakan bayi tidak menginginkan stimulasi terus-menerus.

Perhatikan bayi. Jika mereka mulai menguap, melengkungkan punggung, atau memalingkan muka dari Mama, inilah saatnya untuk istirahat. Jangan terus-menerus bekerja atau melakukan sesuatu sampai bayi terlalu rewel hingga menangis.

Pexels/Mart Production

5. Berikan pilihan

Kita tidak akan pernah mengerti bagaimana rasanya menjadi bayi. Bayangkan Mama tidak punya hak untuk menentukan apa atau kapan makan, di mana atau kapan tidur, atau apa yang boleh Mama kenakan.

Orang lain yang harus membuat semua keputusan 24/7. Begitu pula dengan musik yang diputar di rumah, pencahayaan di kamar tidur, dan apakah Mama akan naik mobil dan pergi jalan-jalan atau tetap di rumah.

Inilah hidup bayi—selalu dalam kendali orangtua dan tidak pernah bisa mengendalikan apa pun. Dengan mengingat hal itu, Mama dapat membuat rewel bayi lebih mudah dipahami.

Seiring pertumbuhannya, Mama dapat mendorong perkembangannya dan membuat bayi bahagia dengan mengajaknya membuat keputusan. Mama bisa memberikan dua pilihan yang dapat diterima. Membatasi pilihan akan memudahkan, dan hanya menawarkan pilihan yang Mama setujui akan memastikan semua orang senang.

Jadi, biarkan mereka memilih antara brokoli kukus dan kacang polong yang dihaluskan, atau antara sendok abu-abu atau biru kehijauan. Bayi senang. Mama pun senang.

Unsplash/Jakob Owens

6. Jalan-jalan ke luar rumah

Terkadang, bayi yang kurang bahagia hanya butuh perubahan suasana. Coba pergilah ke luar, jalan-jalan di taman! Dorong mereka di ayunan (jika bayi berusia minimal 6 bulan dan bisa duduk tanpa ditopang). Biarkan mereka merasakan sinar matahari di wajah mereka, mendengar desiran pepohonan, menghirup udara segar, dan mengamati orang-orang, atau lebih tepatnya, mengamati bayi.

Bayi senang melihat bayi lain. Dokter merekomendasikan agar si Kecil bersosialisasi dengan anak-anak yang sama berulang kali—saat bermain, di perpustakaan, atau di kelas musik—agar mereka mulai terbiasa.

Selain itu, keluar rumah juga baik untuk suasana hati mama. Merawat bayi itu berat dan membuat Mama terasing, dan Mama tidak perlu merasa bersalah karena ingin istirahat. Jika Mama bosan atau tidak bahagia, lakukan sesuatu. Bergabunglah dengan kelompok orangtua, jangan lewatkan klub buku favorit, dan bicaralah lebih terbuka dengan suami.

Anak-anak dengan orangtua yang depresi lebih rentan mengalami depresi. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), depresi pascapersalinan biasanya dimulai 3 minggu pertama setelah kelahiran. Namun, depresi ini dapat muncul kapan saja di tahun pertama kehidupan si Kecil.

Pexels/Helena Lopes

7. Lakukan pemeriksaan tubuh bayi

Sayangnya, bayi tidak bisa berbicara, jadi terkadang Mama harus teliti tentang apa yang mungkin membuatnya rewel. Jika si Kecil tidur nyenyak, makan, kentut, dan tidak memiliki popok kotor atau demam, lakukan pemeriksaan tubuh.

Berikut beberapa hal yang perlu diperiksa:

  • Pastikan pakaian tidak mengiritasi kulit sensitif

  • Cari label yang mungkin menggoresnya

  • Pastikan popoknya tidak terlalu ketat atau menjepit kakinya

  • Periksa jari tangan dan kakinya untuk memastikan tidak ada rambut yang melilit salah satunya

Orangtua juga bisa melakukan sesuatu yang biasanya membuat bayi senang untuk melihat apakah Mama dapat mengalihkan perhatiannya. Mungkin Mama bisa memijat bayi, memandikannya dengan air hangat, atau mengayunkannya di ayunan bayi favoritnya.

Pexels/sarahchai

8. Ketahui kapan boleh membiarkan bayi menangis lebih lama

Seiring pertumbuhan bayi, mereka pasti akan merasa frustrasi atau kesal saat mencoba hal-hal baru seperti duduk, merangkak, berjalan, dan makan sendiri. Dalam kasus ini, menangis sedikit mungkin wajar sesuai perkembangannya.

Salah satu hal terpenting bagi bayi adalah merasa mampu, dan raut wajah bangga bayi saat mereka berjalan sendiri untuk pertama kalinya akan menunjukkan segalanya.

Perjuangan itu sepadan, dan Mama akan memiliki bayi yang bahagia lagi. Karena Mama telah menunjukkan bahwa Mama akan selalu ada untuk diandalkan di saat-saat sulit maupun menyenangkan, bayi akan merasa cukup percaya diri untuk mencoba tantangan baru. Dan itulah tujuannya!

Itu tips tentang bagaimana cara membesarkan bayi yang bahagia. Semoga bisa membantu orangtua dalam mengasuh si Kecil.

Editorial Team