Apakah Mama pernah mendengar tentang anemia defisiensi besi pada bayi? Anemia defisiensi besi atau ADB merupakan salah satu penyakit yang kerap terjadi pada bayi, bahkan sejak ia baru lahir.
Melansir Mayo Clinic, anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia yang umum, di mana ini adalah kondisi ketika darah kekurangan sel darah merah yang sehat. Sel darah merah sendiri adalah pembawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
Jika oksigen tidak tersalurkan dengan baik, tentu saja akan membawa dampak yang kurang baik bagi bayi. Apa saja dampak yang mungkin terjadi pada si Kecil? Apakah ada tanda yang bisa Mama perhatikan untuk mencegah dampak buruk pada bayi?
Nah, berikut Popmama.com rangkum informasi tentang bahaya anemia defisiensi besi pada bayi baru lahir.
1. Anemia defisiensi dan bahayanya pada bayi
Freepik
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, anemia defisiensi besi merupakan kondisi ketika darah kekurangan sel darah merah yang sehat. Tak hanya dialami orang dewasa, nyatanya anemia defisiensi besi juga menjadi masalah kesehatan yang rentan dialami si Kecil sejak ia baru lahir.
Umumnya masalah ini dapat dialami anak usia di bawah lima tahun. Bahkan, anemia defisiensi besi disebut sebagai penyebab anemia terbanyak pada anak-anak.
Melansir Mayo Clinic, masalah yang satu ini juga dapat menjadi pemicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang kelak diderita oleh si Kecil. Itulah sebabnya Mama perlu memperhatikan benar tanda yang terjadi pada bayi.
Editors' Pick
2. Tanda jika bayi mengalami anemia defisiensi besi
Freepik/rawpixel.com
Pada awalnya, masalah kesehatan ini bisa sangat ringan sehingga tidak disadari dan digolongkan menjadi silent disease. Tetapi terdapat beberapa tanda atau gejala yang bisa mulai diwaspadai sejak si Kecil baru lahir.
Mayo Clinic menyebutkan beberapa tanda tersebut, yaitu:
Kelelahan yang ekstrem
Terlihat lemah
Kulit bayi pucat
Nyeri dada, detak jantung cepat atau sesak napas
Sakit kepala, pusing atau pusing
Tangan dan kaki bayi dingin
Peradangan atau nyeri pada lidah
Kuku rapuh
Cenderung ingin menikmati makanan yang kurang bergizi
Nafsu makan yang buruk
3. Penyebab bayi mengalami anemia defisiensi besi
Freepik/javi_indy
Jurnal berjudul Iron Deficiency Anemia from Diagnosis to Treatment in Children yang dipublikasikan pada National Library of Medicine menyebutkan bahwa anemia defisiensi besi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting terutama di negara-negara berkembang.
Penyebab paling umum dari masalah kesehatan ini pada anak-anak termasuk asupan yang tidak mencukupi bersamaan dengan pertumbuhan yang cepat, berat badan lahir rendah dan kehilangan saluran cerna yang berkaitan dengan asupan susu sapi yang berlebihan atau alergi protein susu sapi.
Selain itu kelahiran prematur, kelahiran kembar, hingga anemia yang dialami Mama selama masa kehamilan juga bisa menjadi penyebabnya.
4. Berbagai dampak anemia defisiensi besi di masa depan
freepik/freepik
Setiap masalah kesehatan yang tidak ditangani dengan tepat bisa menjadi faktor risiko terjadinya komplikasi di masa depan atau permanen. Beberapa masalah kesehatan yang berpotensi terjadi, seperti:
Masalah jantung. Anemia defisiensi besi dapat menyebabkan detak jantung yang cepat atau tidak teratur. Akibatnya, jantung harus memompa lebih banyak darah untuk mengkompensasi kekurangan oksigen yang dibawa dalam darah saat menderita anemia. Hal ini dapat menyebabkan pembesaran jantung atau gagal jantung.
Masalah selama kehamilan. Pada ibu hamil, anemia defisiensi besi yang parah telah dikaitkan dengan kelahiran prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah. Namun, kondisi ini dapat dicegah pada wanita hamil yang menerima suplemen zat besi sebagai bagian dari perawatan kehamilannya.
Masalah pertumbuhan. Pada bayi dan anak-anak, kekurangan zat besi yang parah dapat menyebabkan anemia serta terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu, anemia defisiensi besi dikaitkan dengan peningkatan kerentanan terhadap infeksi.
5. Yang bisa dilakukan untuk menolong bayi dari anemia defisiensi besi
Selain menjaga kesehatan si Kecil melalui asupan ASI, Mama dapat memberikan tambahan zat besi melalui menu MPASI si Kecil, seperti:
Daging merah, daging babi, dan unggas
Makanan laut
Kacang polong
Sayuran berdaun hijau tua, seperti bayam
Buah kering, seperti kismis dan aprikot
Sereal, roti, dan pasta yang diperkaya zat besi
Selain itu, berikan si Kecil makanan yang kaya akan vitamin C. Pasalnya, vitamin C diketahui baik untuk meningkatkan penyerapan zat besi. Tambahkan brokoli, jeruk bali, kiwi, melon, paprika, stroberi, jeruk keprok, atau tomat.
Jangan ragu untuk segera melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter jika mendapati bayi Mama mengalami beberapa gejala anemia defisiensi besi. Pasalnya, masalah kesehatan ini tidak dapat dilakukan hanya dengan melakukan self-diagnose.
Nah, itulah tadi rangkuman informasi tentang bahaya anemia defisiensi besi pada bayi. Semoga informasi ini bisa menolong Mama dalam mendukung si Kecil di masa tumbuh kembangnya, ya!