Salah satu fase penting dalam tonggak perkembangan bahasa bayi adalah mengoceh atau babbling. Melansir Parents, bayi pada umumnya dapat mengoceh sejak ia berusia 4-6 bulan. Hanya saja, beberapa bayi mengalami keterlambatan dalam kemampuan ini.
Sayangnya, ada banyak orangtua yang tidak begitu peka akan ciri-ciri atau tanda jika bayinya mengalami keterlambatan mengoceh. Jika tidak diperhatikan, bisa jadi si Kecil kelak akan mengalami keterlambatan dalam berbicara.
Jadi, apa saja ciri-ciri bayi terlambat mengoceh? Apa yang sebaiknya dilakukan untuk membantu si Kecil meningkatkan kemampuan ini?
Nah, berikut Popmama.com rangkum informasi tentang ciri-ciri bayi terlambat mengoceh. Simak sama-sama, yuk, Ma!
1. Mengapa mengoceh atau babbling penting?
Unsplash/Sebastian Latorre
Mengoceh atau babbling adalah pengulangan suku kata atau suara yang dikeluarkan bayi. Biasanya, ini dilakukan bayi dalam beberapa bulan pertama kehidupannya.
Melansir Parents, salah satu hal yang disayangkan adalah masih banyak orangtua yang tidak menyadari kalau fase mengoceh atau babbling adalah fase penting dalam mengembangkan kemampuan bahasa anak.
“Mengoceh membantu bayi belajar mengendalikan otot vokalnya dan bereksperimen dengan suara yang berbeda,” kata Vanessa Fagundo, M.S., CCC-SLP, ahli patologi bahasa bilingual Spanyol, spesialis intervensi dini, dan pencipta Tiny Talkers Academy.
Editors' Pick
2. Ciri-ciri bayi terlambat mengoceh
Freepik/freepik
Melansir laman Pathfinder Health, terdapat ciri atau tanda yang bisa Mama perhatikan sebagai indikasi yang mengarah pada keterlambatan babbling. Biasanya, bayi mulai mengoceh antara usia 4 dan 6 bulan dengan mengucapkan suku kata sederhana seperti “ma”.
Jika bayi tidak menghasilkan kombinasi konsonan-vokal hingga usia 7 bulan, segera konsultasikan dengan dokter anak tentang kemungkinan masalah pendengaran, bicara, atau perkembangan.
Perlu diingat, berikut adalah early language milestones atau tonggak sejarah bahasa awal yang perlu diperhatikan:
Usia 4 bulan: Bayi mengeluarkan berbagai macam suara (cooing) suara vokal dan gurgles.
Usia 6 bulan: Bayi mulai mengeluarkan bunyi konsonan (seperti "m", "d", dan "b") dan menggabungkannya dengan bunyi vokal untuk membuat suku kata.
Usia 8-10 bulan: Bayi mulai menggabungkan bunyi konsonan dan vokal yang berbeda untuk membentuk rangkaian suku kata yang kompleks, seperti "ba-ba-ma-da".
3. Berbagai penyebab bayi terlambat mengoceh
Pexels/Polina Tankilevitch
Keterlambatan mengoceh atau babbling tidak terjadi begitu saja. Melansir laman Think Kids, terdapat empat penyebab utama bayi mengalami keterlambatan mengoceh bahkan bicara, yaitu:
Masalah oral-motorik (Oromotorik) Masalah keterlambatan bicara sering terjadi ketika ada masalah pada area otak yang mengontrol otot-otot yang bertanggung jawab untuk berbicara. Akibatnya, si Kecil mungkin kesulitan menghasilkan suara karena tidak bisa mengoordinasikan gerakan bibir, lidah, dan rahangnya.
Autisme Sebuah penelitian menemukan bahwa separuh dari anak usia 3-4 tahun yang didiagnosis autisme tidak dapat berbicara pada tingkat yang sesuai dengan usia mereka. Gangguan spektrum autisme juga mempengaruhi perkembangan bahasa dengan cara lain.
Masalah pendengaran Kesulitan mendengar berdampak signifikan pada kemampuan bicara anak, menggunakan bahasa, dan memahami orang lain. Beberapa anak memiliki masalah pendengaran yang disebut gangguan pemrosesan pendengaran yang menghalangi mereka untuk memahami apa yang mereka dengar.
Cacat intelektual Anak-anak dengan disabilitas intelektual sering mengalami keterlambatan perkembangan yang luas, yang mempengaruhi kemampuan bicara dan bahasa serta pembelajaran, perkembangan sosial, emosional, dan fisik mereka. Mereka mungkin kesulitan memproduksi atau mengucapkan kata-kata yang dapat dimengerti orang lain.
Selain keempat hal tersebut, faktor lingkungan juga menjadi faktor yang tanpa sadar menjadi penyebab bayi mengalami keterlambatan. Kurangnya rangsangan juga dapat menghambat perkembangan bicara bayi.
4. Kapan orangtua perlu waspada jika bayi terlambat mengoceh
Freepik/peoplecreations
Mengutip laman Parents, Brooke Dwyer, MS CCC-SLP, ahli patologi bahasa wicara dan salah satu pencipta Speech Sisters, mengatakan orangtua perlu waspada jika si Kecil yang berusia 10 bulan tidak mengoceh.
“Selama anak berada dalam rentang usia tersebut, tidak apa-apa. Jika mereka melebihi rentang tersebut, maka ada baiknya untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter anak. Lebih baik selalu melakukannya proaktif daripada reaktif. Tidak ada salahnya untuk mencari opini kedua," jelas Brooke Dwyer.
5. Lakukan ini untuk menstimulasi kemampuan mengoceh anak
Freepik
Terdapat lima tips yang bisa Mama coba untuk membantu menstimulasi kemampuan babbling si Kecil sejak dini. Melansir laman Speech Sisters, berikut cara yang bisa diterapkan:
Tatap mata saat berkomunikasi Saat bicara dengannya, cobalah untuk menatap mata bayi sehingga mereka dapat melihat seluruh wajah dan mulut orangtua-nya. Semua bayi dilahirkan dengan “Mirror Neuron” atau neuron cermin. Neuron cermin memberikan kesempatan bagi bayi untuk belajar bahasa melalui penyalinan dan interaksi.
Contohkan terlebih dahulu Mulailah untuk mengucapkan “dadada” atau “mamama” atau “bababa” beberapa kali. Kemudian, lihat apakah bayi membalasnya dengan bersuara. Lakukan ini setiap hari, beberapa kali sehari.
Tunggu dan beri kesempatan pada bayi Cobalah menunggu beberapa detik setelah memberikan contoh untuk memberikan kesempatan pada bayi merespons. Menunggu mungkin terasa aneh, namun hal ini perlu dilakukan untuk memberinya waktu berpikir sebelum ia bersuara.
Gunakan gaya bicara orangtua Cobalah ajak si Kecil bicara dengan suara yang berlebihan dan bernada tinggi. Pasalnya, menurut penelitian hal ini sangat bermanfaat bagi pemahaman bahasa bayi dan membuat mereka tetap tertarik.
Balas ocehan si Kecil Pahami bahwa akan sangat menyenangkan ketika orangtua melanjutkan permainan ini. Sehingga, saat si Kecil mulai membalas ucapan Mama, lanjutkan kembali agar si Kecil lebih banyak mengoceh.
Nah, itulah tadi rangkuman informasi tentang ciri-ciri bayi terlambat mengoceh. Semoga informasi ini bermanfaat. Jika Mama merasa si Kecil mengalami keterlambatan, segera lakukan konsultasi dengan dokter anak kepercayaan Mama.