Viral Bayi Dilempar-lempar, Berisiko Alami Shaken Baby Syndrome

Guncangan dapat berakibat fatal pada bayi

29 Agustus 2022

Viral Bayi Dilempar-lempar, Berisiko Alami Shaken Baby Syndrome
Pinterest.com/creativemarket

Beberapa waktu yang lalu, viral sebuah video yang memperlihatkan seorang bayi yang dilempar-lempar ke udara beberapa kali. Hal ini pun menjadi perhatian warganet yang melihatnya.

Kemudian akun Instagram salah satu dokter anak Indonesia @dr.andreas.spa kembali mengunggah ulang video tersebut. Menurutnya, hal ini jelas berbahaya dan berpotensi menyebabkan shaken baby syndrome (SBS). 

Apa yang dimaksud dengan shaken baby syndrome? Apa akibatnya jika bayi mengalaminya? Hal-hal apa saja yang dapat menyebabkan bayi mengalami shaken baby syndrome?

Nah, berikut ini informasi bayi dilempar-lempar berisiko alami shaken baby syndrome yang sudah Popmama.com rangkum untuk Mama dari berbagai sumber.

1. Viral video bayi dilempar-lempar di media sosial

Sebuah video bayi dilempar berkali-kali ke udara ini sempat viral di media sosial. Hal ini pun menimbulkan keresahan bagi para netizen. Alhasil, video ini pun kembali diunggah oleh salah seorang dokter anak Indonesia untuk memberikan edukasi terkait kejadian hal tersebut.

Menurut dokter S.Tumpal Andreas Christian Leyrolf, M.Ked (Ped), Sp.A aksi ini berisiko menyebabkan bayi mengalami shaken baby syndrome.

Editors' Pick

2. Apa itu Shaken Baby Syndrome?

2. Apa itu Shaken Baby Syndrome
Pexels/Anna Shvets

Dilansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), shaken baby syndrome atau yang dikenal juga sebagai shaken impact syndrome (SIA) adalah bentuk kekerasan pada anak berupa guncangan yang hebat pada kepala.

Diketahui sekitar 95% cedera otak dan 64% cedera kepala pada anak berusia kurang dari 1 tahun penyebabnya adalah karena kekerasan termasuk akibat shaken baby syndrome. Umumnya, hal ini terjadi ketika anak berada pada usia di bawah 2 tahun.

Kejadian ini merupakan kejadian yang dapat dicegah dengan memberikan edukasi yang tepat pada setiap orangtua dan orang dewasa yang mengawasi si Bayi.

3. Penyebab bayi mengalami shaken baby syndrome

3. Penyebab bayi mengalami shaken baby syndrome
Freepik/Valuavitaly

Hal ini dapat terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja. Namun, guncangan yang keras pada bayilah yang menjadi penyebab shaken baby syndrome terjadi.

Selain itu, edukasi pada orang dewasa seringkali mengakibatkan keteledoran saat menggendong atau mengasuh bayi.

Hal ini umum terjadi saat orang dewasa menggendong serta mengayun bayi dengan guncangan yang cukup keras. Seperti misalnya mengayun sambil berputar-putar hingga melempar-lempar bayi ke udara.

Bayi yang tertawa karena aksi tersebut memang terlihat lucu dan menggemaskan. Namun, jika dilakukan terlalu kencang dan berulang-ulang maka akan mengakibatkan terjadinya shaken baby syndrome.

4. Akibat yang dapat terjadi jika bayi terkena shaken baby syndrome

4. Akibat dapat terjadi jika bayi terkena shaken baby syndrome
Freepik/Sergei_stock1977

Dilansir dari Mayo Clinic, terdapat beberapa akibat yang bisa terjadi pada bayi yang mengalami Shaken Baby Syndrome. Di antaranya, seperti:

  • kebutaan sebagian atau total,
  • keterlambatan perkembangan,
  • masalah saat belajar atau masalah perilaku,
  • disabilitas intelektual,
  • gangguan kejang,
  • cerebral palsy,
  • pendarahan otak,
  • kerusakan saraf,
  • cedera leher atau tulang belakang,
  • kematian.

Tak selalu bisa terjadi akibat guncangan berulang, hal ini bahkan bisa terjadi ketika bayi hanya mengalami guncangan singkat.

5. Tanda-tanda jika bayi mengalami shaken baby syndrome

5. Tanda-tanda jika bayi mengalami shaken baby syndrome
Freepik/Javi_indy

Kembali dilansir dari Mayo Clinic, beberapa gejala awal yang bisa menjadi perhatian Mama seperti bayi yang rewel, muntah-muntah, tidak mau makan dan ia jadi lebih banyak tidur. Biasanya, ini terjadi selama beberapa hari bahkan hingga beberapa minggu.

Jika bayi mengalami gejala yang lebih serius seperti pendarahan otak, maka ia akan menunjukkan gejala berupa hilang kesadaran, kejang, muntah, malas menyusu, dan kurang aktif.

Selanjutnya, kerusakan otak yang berat akibat shaken baby syndrome dapat membuat bayi mengalami gangguan pernapasan sampai berhenti bernapas.

Untuk bayi yang mengalami kerusakan otak, gejala juga bisa jadi tidak spesifik. Alhasil, ini baru bisa terdeteksi ketia ia sudah besar, terutama saat anak mengalami gangguan belajar atau gangguan perilaku.

Nah, itu tadi berbagai informasi tentang bayi dilempar-lempar berisiko alami shaken baby syndrome. Semoga informasi ini dapat membantu Mama dalam menjaga si Kecil, ya!

Baca juga:

The Latest