Ada mitos, bayi yang mengejan saat buang air besar atau jarang buang air besar, sedang mengalami konstipasi atau sembelit.
Benarkah?
Banyak orangtua yang mempercayai mitos tersebut, tapi pernyataan di atas tidak 100 persen benar.
Sembelit pada bayi sangat jarang terjadi jika si Kecil meminum ASI, karena ASI memiliki nutrisi yang seimbang antara protein dan lemak yang membuat feses bayi menjadi lembut, meski dalam beberapa hari tidak BAB sekalipun.
Sembelit biasanya lebih mungkin terjadi pada bayi yang minum susu formula.
Bayi yang baru lahir dan disusui ASI eksklusif, biasanya memang akan BAB beberapa kali dalam sehari. Bahkan ada beberapa bayi yang selalu BAB setelah selesai menyusui.
Pola BAB setiap bayi berbeda-beda, meski anak mama hanya BAB sehari sekali atau 2 hari sekali hal tersebut masih sangat wajar, selama bentuk feses tidak keras dan warnanya pun normal.
Pada bayi yang baru saja lahir, feses yang normal biasanya berwarna hijau kehitaman. Kemudian setelah 2 hari biasanya akan berubah menjadi hijau kecokelatan.
Setelah Mama rutin memberikan ASI, di hari ketiga sampai kelima feses bayi akan berubah menjadi kuning terang. Teksturnya pun agak lebih sedikit padat, biasanya menggumpal tapi cenderung tidak terlalu padat.
Sedangkan, bayi yang tidak minum ASI, fesesnya berbeda dengan bayi yang minum ASI. Biasanya warna fesesnya bukan kuning terang, melainkan cokelat muda, hampir mirip dengan feses orang dewasa.
Teksturnya pun seperti pasta gigi dan berbau lebih menyengat dibanding bayi-bayi yang minum ASI. Normalnya, bayi yang minum susu formula akan BAB sehari sekali, tapi ada juga yang 2 hari sekali.
Kemudian, bayi memang biasanya mengejan saat sedang BAB, tapi ada bayi yang kentara saat mengejan ada juga yang tidak. Proses mengejan ini dikatakan normal karena mengejan adalah bagian dari proses penyesuaian bayi terhadap fungsi saluran cerna.
Jadi, yang seperti apa yang namanya sembelit?
