Fakta Unik: Ternyata Bayi Dilahirkan tanpa Tempurung Lutut Keras

Ada begitu banyak keajaiban dalam kehidupan ini. Salah satunya adalah pertumbuhan dan perkembangan bayi. Organ-organ tubuh bayi berkembang seiring berjalannya waktu dan hal ini sangat menakjubkan.
Ketika lahir, bayi dilahirkan dengan tulang-tulang yang akan mengalami perubahan saat ia bertambah usia.Nah ternyata bayi mama lahir tanpa memiliki tempurung lutut, lho. Kali ini Popmama.com merangkum penjelasannya, dilansir dari Very Well Family:
Apakah Bayi Memiliki Tempurung Lutut saat Lahir?

Pertanyaan ini mungkin terlintas dalam benak mama tatkala Mama memikirkannya. Ya, lutut bayi sangat lentur dan tidak sekencang tempurung lutut anak yang lebih besar atau orang dewasa.
Menurut para ahli, bayi punya tempurung lutut saat lahir. Tetapi tempurung lututnya terbuat dari tulang rawan. Tempurung lutut bayi disebut patela tulang rawan.
Mengapa Tempurung Lutut Bayi Diciptakan Fleksibel?

Tulang rawan tempurung lutut bayi sangat lembut dan fleksibel sehingga melindungi sendi dari gesekan. Hal ini memudahkan bayi saat dilahirkan melalui jalan lahirnya. Kondisi tempurung lutut yang empuk ini membuat bayi lebih mudah untuk merangkak di kemudian hari sampai mereka menginjak usia balita.
Kapan Tempurung Lutut Bayi Mengeras?

Proses patela berubah dari tulang rawan menjadi tulang keras disebut osifikasi. Proses ini biasanya akan mencapai puncaknya saat anak memasuki tahun-tahun sekolah dasar.
Transisi tempurung lutut ini terjadi di antara usia 2-6 tahun. Prosesnya lambat, dimulai dari tengah tempurung lutut kemudian ke tepi-tepi lutut.
Karena sendi lutut ini sifatnya fleksibel, beberapa tulang rawan masih ada dalam prosesnya. Titik di mana femur (tulang kaki) dan patela (tulang lutut) terhubung dilapisi dengan tulang rawan artikular. Ini membantu lutut dan kaki bergerak bersama dengan lancar, dan melindungi lutut bayi dari cedera.
Waspada Kondisi Tulang Rawan yang Tidak Menyatu

Pada kondisi normal umumnya tulang rawan akan menyatu membentuk tulang yang lebih kuat dan keras. Tetapi patelanya terpisah menjadi dua bagian. Kondisi ini disebut dengan bipartite patella. Ini adalah kondisi di mana pusat tulang di dalam tulang rawan tidak menyatu, menyebabkan tempurung lutut terbagi menjadi dua bagian.
Kondisi ini biasanya asimtomatik dan akan terbawa hingga remaja. Namun, sebagian bayi merasakan sakit saat mengalami trauma langsung, aktivitas berlebihan, atau aktivitas berat.
Cedera Lutut Umum pada Bayi dan Anak-anak

Nyeri lutut pad bayi dan anak-anak biasanya terjadi karena keseleo atau cedera pada ligamen di sekitar lutut. Tetapi cedera tempurung lutut tergolong masih jarang terjadi.
Namun, cedera lutut memang terjadi dan merupakan sesuatu yang perlu diwaspadai oleh orangtua. Jenis cedera lutut yang paling umum terjadi karena penggunaan yang berlebihan, terpelintir secara tiba-tiba, atau karena benturan langsung pada lutut dan persendian di sekitarnya.
Berikut ini cedera masa kanak-kanak paling umum yang terjadi pada lutut, menurut Children's Healthcare of Atlanta, meliputi:
- Fraktur
- Dislokasi
- Tendonitis
- Robekan ligamen cruciatum anterior
- Robekan tulang rawan meniscal
- Radang kandung lendir
- Sindrom Stres Patellofemoral
- Cedera tulang rawan artikular
Jika si Kecil memiliki gejala-gejala ini, atau jika Mama melihat indikasi bahwa si Kecil mungkin menderita cedera lutut, segera konsultasikan dengan dokter.
Semoga informasi ini bermanfaat.