Dikutip dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia atau idai, pada awalnya PMK terdiri dari 3 komponen, yaitu: kontak kulit ke kulit (skin-to-skin contact), pemberian ASI atau breastfeeding, dan dukungan terhadap Mama (support).
Namun literatur terbaru kini menambahkan satu komponen lagi, sehingga terdiri dari 4 komponen.
Yaitu: kangaroo position, kangaroo nutrition, kangaroo support and kangaroo discharge.
Kangaroo position merupakan posisi bayi saat melakukan metode ini, dimana memungkinkan bagi mama untuk menatap ke arah bayinya.
Kangaroo nutrition bertujuan untuk meningkatkan pemberian ASI secara langsung maupun dengan pemberian ASI perah.
Kangaroo support merupakan bentuk bantuan secara fisik maupun emosi, baik dari tenaga kesehatan maupun keluarganya, agar Mama dapat melakukan kangaroo care untuk bayinya.
Sedangkan kangaroo discharge adalah membiasakan Mama melakukan kangaroo care, sehingga pada saat bayi sudah pulang ke rumah, Mama tetap dapat melakukan kangaroo care di rumah.
Menurut penelitian, PMK merupakan alternatif pengganti inkubator dalam perawatan BBLR, dengan beberapa manfaat antara lain:
- Menurunkan jumlah kejadian bayi baru lahir yang meninggal.
- Meningkatkan suhu tubuh bayi.
Cara ini merupakan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar, yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit mama, dimana tubuh mama akan menjadi thermoregulator bagi bayinya, sehingga bayi mendapatkan kehangatan (menghindari bayi dari hipotermia). - Menstabilkan bayi.
- Meningkatkan pemberian ASI dan menurunkan kemungkinan terjadinya masalah pada menyusui.
- Mengurangi terjadinya infeksi.
- Stimulasi bayi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi.
- Menurunkan kejadian infeksi dan penyakit berat.
- Ungkapan kasih sayang dan meningkatkan bonding.
Baca juga: Cari Tahu Mengapa Bayi Bisa Lahir Prematur