Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik/jcomp
Freepik/jcomp

Bayi sering kali menunjukkan berbagai ekspresi yang membuat orangtua bertanya-tanya. Tangisan yang keras, wajah memerah, hingga tubuh yang meronta bisa terlihat seperti ekspresi marah. Momen ini kadang membuat orangtua merasa bingung karena sulit memahami apa yang sebenarnya dirasakan si Kecil.

Ketika hal ini terjadi, tidak jarang muncul perasaan cemas dan bertanya-tanya, apakah ekspresi tersebut sekadar bagian dari tumbuh kembangnya atau justru tanda lain yang perlu diwaspadai. Rasa ingin tahu inilah yang membuat banyak orangtua berusaha memahami lebih jauh tentang arti di balik ekspresi marah pada bayi.

Yuk, simak rangkuman mengenai apakah normal bayi terlihat marah yang Popmama.com sudah siapkan di bawah ini.

1. Normalkah bayi terlihat marah hingga wajahnya terlihat memerah?

Freepik/pvproductions

Menurut penjelasan dari BabyCenter, wajar saja jika bayi tampak marah. Ini merupakan reaksi yang normal dan bagian dari perkembangan emosional bayi. Bahkan, bayi yang baru lahir bisa saja menangis keras karena merasa lapar dan tidak segera diberi susu.

Seperti yang sudah diketahui para orangtua baru, tangisan bayi biasanya muncul karena berbagai kebutuhan, mulai dari ingin disusui, digendong, diganti popok, hingga merasa lelah, sakit, buang air besar, atau tidak nyaman. 

Ada juga bayi yang memang cenderung lebih sensitif sehingga reaksinya terhadap dunia terlihat lebih negatif dan intens, sehingga tampak seperti bayi mudah marah atau rewel. Meski tantrum biasanya baru muncul saat bayi berusia 12 hingga 18 bulan, tangisan marah bisa dianggap sebagai versi kecilnya. 

Bahkan bayi yang biasanya tenang pun bisa merasa frustrasi saat mulai bereksplorasi tetapi belum mampu melakukan apa yang diinginkan. Kondisi ini bisa membuat mereka tampak marah.

2. Penyebab bayi marah

Freepik/cookie_studio

  • Lapar

Menurut American Psychological Association (APA), rasa lapar merupakan penyebab utama bayi terlihat marah. Tangisan atau rengekan keras sering kali menjadi cara si Kecil memprotes sekaligus memberi sinyal bahwa ia ingin segera menyusu atau minum susu.

  • Mengantuk atau merasa bosan

Bayi yang terlalu lelah biasanya akan kesulitan tidur dan akhirnya menjadi rewel. Selain itu, rasa bosan karena kurang stimulasi atau minim interaksi juga bisa memicu tangisan sebagai upaya menarik perhatian orangtuanya.

  • Perut kembung

Selain lapar, perut kembung juga bisa membuat bayi rewel. Kondisi ini umumnya terjadi karena si Kecil menyusu terlalu banyak. Berbeda dengan gas yang bisa lebih lama, kembung akibat terlalu banyak susu biasanya hanya menimbulkan rasa tidak nyaman sementara.

  • Ketidaknyamanan fisik

Cuaca yang terlalu panas atau dingin bisa membuat bayi mudah marah. Begitu pula dengan popok basah, pakaian ketat, atau gesekan pada kulit yang menimbulkan rasa tidak nyaman sehingga membuatnya menangis.

  • Stimulasi berlebihan

Bayi memiliki sensitivitas tinggi terhadap lingkungannya. Paparan suara bising, cahaya lampu terlalu terang, atau aktivitas yang terlalu ramai dapat membuat si Kecil kewalahan hingga merasa frustrasi dan marah.

  • Kelelahan

Tangisan keras juga bisa menjadi tanda bayi kelelahan. Dalam kondisi ini, biasanya ia membutuhkan waktu untuk ditidurkan, direbahkan, atau dibedong agar kembali merasa tenang.

  • Butuh empeng

Kadang, bayi hanya ingin sesuatu untuk diisap agar merasa nyaman. Saat ia menangis kencang, bisa jadi itu tanda bahwa si Kecil membutuhkan empeng untuk menenangkan dirinya.

  • Buang air besar

Bayi terlihat "marah" dengan wajah memerah juga bisa karena ia sedang belajar mengejan untuk buang air besar.

3. Cara mengatasi bayi yang marah

Freepik/pvproductions

Menghadapi si Kecil yang sedang marah perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Bayi biasanya lebih mudah tenang jika orang di sekitarnya juga rileks. 

Menurut penjelasan dari KidsHealth, berikut beberapa cara yang bisa membantu menenangkan bayi saat menangis kencang atau terlihat marah:

  1. Pastikan suhu tubuh bayi normal dan tidak demam (di bawah 38ºC).

  2. Periksa apakah bayi lapar atau popoknya perlu diganti.

  3. Gendong bayi atau ajak berjalan-jalan sebentar.

  4. Ajak bernyanyi, bersenandung, atau berbicara dengan suara lembut.

  5. Berikan dot atau empeng agar ia merasa lebih nyaman.

  6. Mandikan bayi dengan air hangat untuk membuat tubuhnya rileks.

  7. Tepuk atau usap punggung bayi dengan lembut.

  8. Letakkan bayi di pangkuan dalam posisi tengkurap lalu usap punggungnya perlahan.

  9. Gunakan ayunan atau kursi goyang bayi untuk membantu menenangkannya.

  10. Putarkan musik yang lembut atau menenangkan.

Penting untuk diingat, tangisan atau ekspresi marah merupakan cara bayi berkomunikasi. Bila si Kecil masih menangis meski sudah dicoba berbagai cara, penting bagi Mama untuk tetap tenang. 

Akan tetapi, jika tangisannya tidak berhenti, terdengar sangat keras, atau Mama khawatir ada sesuatu yang salah, segera hubungi dokter agar kondisi si Kecil bisa dipastikan aman.

Itu dia rangkuman mengenai apakah normal bayi terlihat marah. Semoga informasinya dapat membantu, ya, Ma.

Editorial Team