8 Fakta Vaksin IPV untuk Bayi, Mama Wajib Tahu Nih!

Hal-hal yang perlu diketahui tentang IPV

10 Agustus 2021

8 Fakta Vaksin IPV Bayi, Mama Wajib Tahu Nih
pixnio.com/Amanda Mills

Demi mencegah munculnya sejumlah penyakit berbahaya, pemerintah telah mewajibkan vaksinasi mulai dari bayi hingga beranjak remaja. Salah satu yang pastinya sangat umum adalah IPV (Inactivated Poliovirus Vaccine) yang bertujuan untuk mencegah munculnya penyakit polio pada anak-anak.

Vaksin polio sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu IPV yang diberikan lewat suntikan, dan OPV (Oral Poliovirus Vaccine) yang berupa obat tetes. Walaupun sama-sama mencegah polio, namun keduanya memiliki sejumlah perbedaan.

Karena diberikan lewat suntikan, banyak anak-anak bahkan orangtua yang menganggapnya sebagai momok menakutkan. Meski demikian, IPV ternyata sangat bermanfaat lho, Ma! Agar tidak salah kaprah, coba baca rangkuman Popmama.com berikut ini mengenai vaksin IPV untuk bayi.

1. Seberapa penting?

1. Seberapa penting
Pixabay/Myriams-Fotos

IPV adalah salah satu imunisasi wajib dari pemerintah, yang diberikan sebelum bayi berusia enam bulan. Tujuannya adalah mencegah polio (poliomyelitis) yang diakibatkan oleh virus. Penyakit ini menyerang sistem saraf dan sumsum tulang belakang pada anak-anak di bawah usia lima tahun, sehingga menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian.

Vaksin IPV sendiri telah mulai diberikan di dunia sejak tahun 1955 dan membuat Indonesia menyatakan diri bebas polio pada tahun 2014. Meski demikian, pemberian vaksin harus tetap dilakukan untuk memaksimalkan eradikasi virus polio.

2. Diberikan gratis

2. Diberikan gratis
Pexels/Chokniti Khongchum

Dibandingkan dengan OPV, IPV memang terbilang mahal karena kandungannya yang berbeda. Meski demikian, Mama tak perlu khawatir. Karena ini adalah program wajib dari pemerintah, maka imunisasi bisa didapat secara gratis di puskesmas atau lokasi yang menyediakan layanan imunisasi.

3. Jadwal imunisasi

3. Jadwal imunisasi
Pixabay/David Mark

Sebagaimana dibahas sebelumnya, IPV harus diberikan sebelum bayi berusia enam bulan. Adapun prosesnya dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu saat usia dua bulan dan empat bulan. Setelahnya, vaksin lanjutan dilakukan setelah usia 6-18 bulan dan diulangi lagi saat umur 4-6 tahun.

IPV memang sangat direkomendasikan sebanyak empat kali demi memperkuat imun terhadap polio. Namun jika anak tidak mendapatkan imunisasi sesuai jumlah yang direkomendasikan, usahakan si Kecil setidaknya mendapatkan satu dosis IPV dan OPV.

Editors' Pick

4. Kandungan vaksin

4. Kandungan vaksin
Pexels/Thirdman

IPV merupakan jenis vaksin dengan teknologi baru yang berisi komponen virus yang dimatikan. Karena proses pembuatan yang lebih rumit, maka harganya memang terbilang lebih mahal dari OPV, namun dipercaya mencegah kelumpuhan dengan lebih baik. Adapun proses pembuatannya memanfaatkan virus penyebab polio dari berbagai jenis yang kemudian menjalani proses di laboratorium.

5. Cara kerja

5. Cara kerja
Pixabay/Myriams-Fotos

Berbeda dengan OPV yang membentuk antibodi melalui saluran pencernaan, IPV membangun kekebalan tubuh langsung di dalam darah. Dengan demikian, IPV menciptakan perlindungan pada otak dan saraf tulang belakang. Dengan demikian, serangan virus akan menghindarkan dari paralytic poliomyelitis, yaitu kelumpuhan yang bisa berimbas pada kematian.

Selain itu, IPV juga memiliki sejumlah keunggulan dibanding OPV. Selain bisa mencegah kelumpuhan, virus yang dimasukkan di dalam tubuh takkan bermutasi dan menular kepada orang lain. Pemberiannya juga aman dikombinasikan dengan antigen atau vaksin lain.

6. Efek samping

6. Efek samping
Pexels/RODNAE Productions

Sebagaimana sebagian besar vaksin yang diberikan, pastinya ada sejumlah efek yang bisa dirasakan si Kecil pasca menerima vaksin. Berikut beberapa hal yang mungkin mereka alami.

  • Demam ringan pasca imunisasi. Hal ini bisa diatasi dengan penurun demam
  • Muncul rasa sakit pada bekas suntikan sehingga membuat si Kecil rewel
  • Area di sekitar suntikan mungkin anak mengeras
  • Nyeri bahu
  • Pingsan atau reaksi alergi parah (jarang terjadi)
  • Untuk alergi parah, beberapa anak mungkin mengalami ruam, masalah bernapas, keringat dingin, hingga hilang kesadaran

Sebagai catatan, IPV hanya membentuk kekebalan di dalam darah sehingga jika seorang anak terinfeksi, dia takkan mengalami kelumpuhan namun masih bisa menularkannya pada anak lain lewat tinja. Karenanya, pemberian vaksin ini sebaiknya memang dipadukan dengan OPV.

7. Tata cara mendapatkan vaksin

7. Tata cara mendapatkan vaksin
Pexels/Pixabay

Vaksin IPV sebagian besar sudah ada di seluruh Indonesia dan didistribusikan di berbagai puskesmas atau instansi yang ditunjuk pemerintah. Mama bisa mendapatkannya kapan saja sesuai jadwal yang ditetapkan instansi tersebut hanya dengan menunjukkan Kartu Menuju Sehat (KMS) anak.

8. Jangan diberikan kepada…

8. Jangan diberikan kepada…
Pexels/Spencer Selover

Meski IPV sangat penting untuk menjaga kekebalan anak melawan polio, namun pemberiannya ternyata juga tidak bisa sembarangan. Ada beberapa golongan yang tidak dianjurkan mendapat vaksin ini, yaitu:

  • Memiliki alergi terhadap kandungan vaksin, dan berpotensi mengancam nyawa
  • Sedang sakit berat. Jika hanya pilek ringan saja masih diperbolehkan vaksin
  • Melakukan vaksinasi dengan jarak terlalu dekat (kurang dari satu bulan)

Itulah beberapa rangkuman Popmama.com tentang vaksin IPV untuk bayi. Mengingat pentingnya manfaat imunisasi ini, Mama jangan sampai melewatkan jadwal untuk si Kecil, ya! Tapi agar lebih aman, sebaiknya konsultasikan juga dengan dokter anak.

Baca Juga:

The Latest