Sering Tidak Bergejala, Infeksi CMV pada Bayi Hambat Pertumbuhan Bayi
CMV pada bayi biasanya ditularkan saat hamil atau melahirkan
29 Oktober 2021
![Sering Tidak Bergejala, Infeksi CMV Bayi Hambat Pertumbuhan Bayi](https://image.popmama.com/content-images/post/20211025/untitled-design-1-34a2d7784e4c3a9ac20864e0b21bb4cd.jpg?width=40&height=auto)
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cytomegalovirus (CMV) adalah jenis virus herpes dan menyebabkan kondisi yang disebut infeksi CMV. Infeksi CMV jarang menimbulkan masalah atau gejala pada orang sehat. Namun, infeksi bisa menjadi perhatian bagi wanita hamil.
Setelah terinfeksi oleh virus, virus tetap tidak aktif di dalam tubuh, meningkatkan risiko menularkannya janin. Virus dapat berpindah dari darah ibu ke tubuh janin melalui plasenta.
Bayi yang lahir dengan infeksi CMV dikatakan mengalami infeksi CMV kongenital. Bayi yang tertular CMV biasanya tidak menunjukkan gejala. Tetapi ini dapat menimbulkan masalah kesehatan di kemudian hari. Gejala biasanya mulai terlihat saat bayi tumbuh dan berkembang.
Apa risikonya dan cara pengobatan cytomegalovirus pada bayi? Simak terus ulasan Popmama.com berikut ini ya, Ma.
Penyebab Infeksi CMV pada Bayi
Infeksi CMV menular dan dapat menyebar melalui cairan tubuh. Di bawah ini adalah berbagai cara bayi dapat tertular CMV dan mengalami infeksi:
- Penularan virus dari Mama ke janin melalui plasenta, menyebabkan infeksi CMV kongenital. Sekitar 40% bayi yang lahir dari Mama dengan infeksi CMV selama kehamilan akan mengalami infeksi CMV kongenital.
- Penularan virus dari Mama ke bayi melalui cairan vagina selama persalinan pervaginam. Ini disebut infeksi CMV perinatal.
- Penularan virus dari Mama ke bayi melalui ASI. Ini juga dikenal sebagai infeksi CMV perinatal.
- Penularan di tempat penitipan anak atau di rumah melalui menghirup tetesan pernapasan orang yang terinfeksi. Atau kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan tubuh, seperti air liur atau urin. CMV ini biasanya jarang menimbulkan gejala.
Editors' Pick
Tanda dan Gejala Infeksi CMV pada Bayi
Sekitar 80-90% bayi cukup bulan yang sehat dengan infeksi CMV tidak menunjukkan gejala. Namun, beberapa bayi mengalami gejala saat mereka tumbuh. Antibodi dari Mama bersifat protektif sehingga sebagian besar bayi cukup bulan yang terpapar tidak memiliki gejala atau tidak terinfeksi.
Namun, bayi prematur lebih berisiko karena mereka mungkin tidak memiliki antibodi terhadap CMV. Risikonya lebih tinggi pada bayi yang lahir prematur atau bayi cukup bulan yang mengembangkan kondisi lain, seperti hepatitis atau pneumonia, pada hari-hari awal setelah lahir. Gejala bervariasi untuk CMV kongenital dan perinatal.
Gejala infeksi CMV kongenital adalah:
- ukuran kepala kecil,
- penyakit kuning ditandai dengan warna kulit yang kekuningan,
- pembesaran hati dan limpa,
- masalah mata, seperti retina yang meradang,
- pecahnya pembuluh darah di bawah kulit,
- ruam kulit,
- gangguan pendengaran terkait CMV,
- berat badan lahir rendah.
Gejala infeksi CMV perinatal adalah:
- hasil tes darah yang tidak normal, seperti jumlah trombosit yang rendah dan enzim hati yang tinggi,
- peradangan dan infeksi paru-paru,
- pembesaran limpa dan hati.
Infeksi CMV yang didapat biasanya tidak menimbulkan gejala. Jika gejala memang terjadi, mirip dengan infeksi mononukleosis, menyebabkan demam ringan, sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan, dan kehilangan nafsu makan. Gejalanya dapat hilang dalam beberapa hari hingga minggu.