Tantrum pada Bayi: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Apakah si Kecil pernah mengalaminya?

11 Februari 2022

Tantrum Bayi Penyebab Cara Mengatasinya
Freepik/cookie_studio

Tantrum atau bentuk luapan emosi yang ditandai dengan menangis kencang dan marah biasanya sering terjadi pada balita. Namun, bayi pun bisa mengalaminya lho, Ma.

Orangtua yang baru memiliki bayi akan menghabiskan sebagian besar tahun pertama kehidupan bayi mereka untuk mengetahui suasana hati si Bayi.

Menjelang umur satu tahun, banyak bayi yang jadi lebih rentan terhadap amukan, bahkan membuat Mama yang paling perhatian pun bisa kewalahan menghadapi si Kecil. Terkadang kondisi ini akan muncul hingga usianya mencapai balita bahkan lebih.

Seorang bayi yang semenit sebelumnya tenang bisa tiba-tiba menangis di menit berikutnya layaknya sakelar yang diputar.

Meskipun tantrum bisa membuat banyak orangtua terkejut dan membuat frustrasi, kondisi ini sangat normal terjadi pada bayi mama. Hal ini menandakan si Kecil sedang melewati masa perkembangannya.

Pada usianya yang menjelang satu tahun, bayi sudah mulai sering mencurahkan perasaannya tetapi belum memiliki kata-kata untuk mengungkapkan perasaan itu.

Sesuatu seperti mainan yang berada di luar jangkauan atau camilan yang tak kunjung diberikan dapat dengan cepat menyebabkan wajahnya memerah, punggung melengkung, ratapan memekakkan telinga, dan kakinya menendang.

Oleh karena itu, Popmama.com akan merangkum mengenai tantrum pada bayi: penyebab dan cara mengatasinya. Yuk, simak!

Alasan Mengapa Bayi Bisa Mengalami Tantrum

Alasan Mengapa Bayi Bisa Mengalami Tantrum
flickr.com

Melansir dari Very Well Family, saat bayi mengamuk, biasanya kebutuhan mendesak mereka tidak terpenuhi dan karena mereka merasakan permintaannya belum kunjung diberikan.

Menjelang usia satu tahun memang bayi belum bisa berbicara dengan lancar dan tidak mengerti bagaimana mencurahkan perasaan mereka. Itulah mengapa mereka menggunakan sarana fisik untuk mencoba dan mengomunikasikan emosi yang meluap-luap.

Ketika bayi mama mengamuk, mereka mencoba memberi tahu Mama sesuatu. Apa yang mereka katakan mungkin: 

1. Ma, aku takut! 

Bayi dapat terkejut atau ketakutan oleh suara yang tiba-tiba, gambar dan pemandangan yang aneh, atau orang baru. 

Di usia ini, mereka juga dapat merasakan kecemasan karena perpisahan dan panik bahkan ketika ditinggalkan oleh pengasuh yang akrab.

2. Aku frustasi! 

Frustrasi adalah akar dari banyak tantrum. Dibutuhkan waktu bagi seorang anak kecil untuk belajar bagaimana mengekspresikan diri mereka dan bentuk rasa keputusasaan antara apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka coba katakan biasanya merupakan titik awal tantrum.

Tantrum juga sering terjadi karena perubahan yang kadang membuatnya tidak nyaman misalnya ketika mau diajak pergi dengan kendaraan, setelah waktu bermain, dan pada waktu makan.

3. Aku capek! 

Seringkali, bayi yang terlalu terstimulasi akan bertingkah. Misalnya, setelah pertemuan keluarga besar atau karena diajak ikut ke acara yang banyak orangnya, bayi mama mungkin bisa kewalahan karena situasinya terlalu bising.

Selain itu, jika bayi terus diajak beraktivitas dan berinteraksi dengan banyak orang, kondisi tersebut dapat membuatnya kelelahan. Hal ini dapat menyebabkan amukan. Ketika Mama tidak mengenali tanda-tanda bahwa bayi tidak nyaman dengan situasi itu maka bentuk “keluhannya" berupa rewel dan menangis. 

4. Aku tidak nyaman dengan ini! 

Selama tantrum, pakar parenting Elizabeth Pantley, yang merupakan penulis buku terlaris seri buku parenting "The No Cry Solution", menyarakan agar orangtua mempertimbangkan terlebih dahulu apakah tantrum benar-benar merupakan gejala dari sesuatu yang lain, seperti kelelahan, kelaparan,a atau karena merasa sakit.

Ketika bayi merasa tidak nyaman, selain penyebab umum seperti kepanasan. Mungkin bisa juga karena sesuatu yang lebih serius seperti merasa kesakitan. Biasanya mereka akan sering mencoba berkomunikasi dengan tubuhnya.

Cara Menanggapi Tantrum pada Bayi

Cara Menanggapi Tantrum Bayi
flickr.com

Tak ada metode yang mudah untuk memastikan perilaku bayi tetap sempurna setiap saat.

Ada momen-momen tertentu di mana tantrum akan datang walaupun Mama sudah berusaha sekeras mungkin mencoba mengerti apa maunya si Kecil.

Entah mengapa ledakan tantrum seringkali terjadi ketika anak kecil berada di tempat umum seperti di mal atau restoran.

Ingat ya, Ma, untuk merespons dengan tenang sambil mempertahankan batasan bagaimana cara menenangkan si Kecil. Disarankan untuk tidak membentaknya. Penting untuk membuat bayi memahami bahwa Mama peduli dengan kebutuhannya.

Tarik napas dalam-dalam beberapa kali lalu mulailah berbicara kepada si Kecil dengan suara yang tegas namun menenangkan.

Cobalah untuk memberi kalimat-kalimat pengertian tentang apa yang mereka rasakan.

Misalnya, Mama bisa mengatakan, "Kamu sedih ya, nak karena kita mau pulang, masih suka main di sini ya? Atau capek? Sini Mama peluk dulu." Sentuhan lembut juga dapat membantu menenangkan emosi bayi mama.

Ingatlah, pada usia ini, bayi memang membutuhkan bantuan untuk menenangkan diri. Ini bukan keterampilan yang mereka pelajari sendiri.

Selanjutnya, bawalah bayi  ke ruangan yang tenang, jauh dari orang lain. Lalu, mulai ajak mengobrol atau bernyanyi dengan lembut sambil menggosok punggungnya. Cara ini dapat mencegah amukan bayi. Distraksi juga merupakan teknik yang efektif.

Misalnya, jika si Kecil memprotes karena dimasukkan ke kursi mobilnya, coba nyanyikan lagu favoritnya atau beri mereka mainan.

Tetapi, hal penting lain yang perlu diingat, jangan biarkan si Kecil terbiasa menggunakan amukan atau perilaku nakal untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Menyerah dan membeli mainan untuk menghentikan tangisan hanya akan memperkuat perilaku negatif ini.

Jika menurut Mama amukan si Kecil berkepanjangan dan hampir tidak terkendali serta butuh waktu lama untuk menenangkannya, Mama mungkin bisa mendiskusikannya dengan dokter anak untuk memeriksakan apakah ada masalah kesehatan yang serius.

Cara Mencegah Tantrum pada Bayi

Cara Mencegah Tantrum Bayi
Freepik/cookie_studio

Kunci untuk mencegah tantrum adalah memperhatikan kebutuhan bayi dan mengantisipasi sebanyak mungkin dengan sesuatu yang membuatnya tidak nyaman.

Ini tidak mudah dan jika Mama dan Papa juga ikut-ikutan lelah dan frustrasi maka tak akan menyelesaikan perilaku mereka.

Cara yang bisa dicoba untuk mencegah amukan yang disebabkan oleh kelelahan adalah dengan menjaga bayi mama pada rutinitas yang dapat diprediksi.

Waktu bangun, waktu sarapan, waktu tidur siang, waktu tidur malam, harus mengikuti pola yang sama sesering mungkin.

Rutinitas yang tetap ini memberi si Kecil rasa aman. Pada hari-hari ketika mama tahu rutinitas akan berubah, cobalah untuk merencanakannya.

Mungkin dengan menyiapkan hadiah dan camilan untuk mengapresiasi perilakunya yang baik. Mama juga bisa mengajaknya tidur siang dadakan jika bayi terlihat rewel.

Selain itu, pola pikir Mama yang positif dapat membantu memengaruhi cara bereaksi. Mungkin pasti Mama sangat lelah tapi coba untuk tetap tenang menanggapinya.

Bersabarlah dengan si Kecil ketika mereka berada dalam situasi baru atau dengan orang baru. Bicarakan ini dari hati ke hati ya, Ma.

Bekerja samalah dengan bayi mama saat mereka mempelajari keterampilan baru, mengingat bahwa frustrasi dan kelelahan sering kali merupakan bagian dari proses.

Pastikan untuk memberi diri Mama istirahat juga, bantuan Papa juga sangat dibutuhkan untuk mengatasi kondisi ini. Banyak orangtua baru yang seringkali menyalahkan diri sendiri atau berpikir itu salah mereka ketika anaknya mengamuk.

Tantrum adalah tahap normal dari perkembangan setiap bayi dan tidak berlangsung selamanya, Ma.

Dengan menanggapi secara empati dan menunjukkan kepada si Kecil bahwa Mama peduli dengan kebutuhan mereka, Mama pasti akan menemukan cara untuk menghadapi tahun-tahun tantrumnya.

Nah, itulah tadi informasi mengenai tantrum pada bayi: penyebab dan cara mengatasinya. Semoga informasi ini bisa menjadi bermanfaat untuk Mama.

Baca juga : 

The Latest