Ketika memberikan timun pada bayi, terutama untuk pertama kalinya, berikut beberapa hal yang harus diperhatikan:
- Cuci buah sampai bersih. Potong seiris timun dan rasakan karena beberapa timun terasa terlalu pahit.
- Mama dapat memasak timun dengan kulitnya atau memberikan timun tanpa dikupas jika bayi Mama sudah berusia 12 bulan.
- Perkenalkan timun dalam bentuk bubur untuk memudahkan pencernaan.
- Beri makan timun yang dimasak dengan benar untuk bayi di bawah 12 bulan untuk menghindari masalah pencernaan.
- Mulailah memberi makan dalam jumlah kecil dan secara bertahap tingkatkan sesuai kenyamanan bayi.
- Jangan menambahkan makanan baru lainnya ke dalam diet bayi saat memperkenalkan timun. Ikuti "aturan menunggu tiga hingga lima hari" untuk memeriksa reaksi alergi, jika ada.
- Jika Mama atau salah satu anggota keluarga memiliki alergi terhadap timun, maka konsultasikan dengan dokter anak sebelum memberikan timun kepada bayi.
- Jika Mama mengamati tanda-tanda ketidaknyamanan perut, seperti kembung, hilangkan timun dari menu selama beberapa hari. Perkenalkan kembali setelah Mama berkonsultasi dengan dokter anak.
- Setelah bayi merasa nyaman dengan rasa lembut dari bubur timun, Mama dapat mencampurkan timun yang dihaluskan dengan sayuran atau buah lain.
- Untuk bayi dan balita yang lebih besar, yang sudah mulai makan makanan kecil, irisan ketimun dapat disajikan sebagai camilan.
- Jika bayi didiagnosis memiliki alergi timun, maka jangan sajikan makanan yang mengandung timun, meski dalam jumlah kecil.
Timun adalah makanan sehat yang layak ditambahkan ke diet seimbang bayi dengan cara yang sesuai dengan usia. Untuk bayi di bawah usia satu tahun, Mama bisa mengukus, memanggang, atau memasak timun untuk menambah variasi makanannya.
Balita yang berusia lebih dari satu tahun dapat menikmati timun sebagai bagian dari salad, saus, atau sandwich.
Demikian informasi seputar keamanan konsumsi timun untuk bayi. Selamat mencoba, Ma!