Menurut WHO tahun 2020, stunting adalah balita berperawakan pendek (stunted) dengan tinggi atau panjang badan di bawah 2 standar deviasi grafik pertumbuhan WHO. Perawakan pendek ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronik atau berulang.
Namun perlu diperhatikan, tidak semua anak yang bertubuh pendek itu dikatakan stunting. Bisa jadi tubuh pendek itu disebabkan karena faktor keturunan.
Ada beberapa bayi mengalami kekurangan gizi kronik, yaitu asupan gizi tidak adekuat dan kebutuhan gizi meningkat.
Dalam jangka panjang, kekurangan gizi kronik ini bisa menyebabkan perkembangan otak terganggu sehingga memengaruhi kemampuan kognitif anak kelak. Pada akhirnya, si Kecil mungkin mengalami kesulitan belajar ketika sudah duduk di bangku sekolah nanti.
Untuk mencegah stunting, vitamin dan mineral (zat gizi mikro) saja tidak cukup, Ma. Bayi juga perlu mendapatkan protein hewani untuk menurunkan risiko stunting, Ma.
Hal ini mungkin membuat Mama bertanya-tanya: berapa takaran protein hewani untuk MPASI? Jawabannya bisa disimak pada ulasan Popmama.com berikut ini.
