Ciri-Ciri Anak Gemuk karena Steroid, Orangtua Harus Waspada

Steroid merupakan obat yang biasanya digunakan sebagai antiinflamasi atau peradangan. Selain itu, steroid juga digunakan sebagai pengganti hormon pada kondisi bayi, anak, atau orang dewasa yang tidak bisa menghasilkan hormon kortisol.

Kortisol berguna bagi tubuh untuk mempertahankan gula darah, mengatur tekanan darah serta membantu mengatasi infeksi. Nah, steroid ini menyerupai hormon kortisol yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal atau kelenjar anak ginjal.

Bila dimanfaatkan sesuai kebutuhan atau indikasi, maka steroid ini bermanfaat bagi tubuh, Ma. Steroid biasanya digunakan oleh pasien dengan kasus sebagai berikut:

• anak yang tidak mempunyai hormon kortisol sejak lahir. Hal ini bisa diketahui saat skrining setelah lahir,
• reaksi alergi berat,
• asma,
• peradangan,
• penyakit autoimun,
• mencegah penolakan jaringan pada transplantasi obat.

Salah satu efek dari penggunaan steroid adalah peningkatan berat badan dan muka tampak gemuk (moon face). Oleh karena itu, steroid kerap disalahgunakan oleh sebagian orang dengan harapan bisa menambah nafsu makan dan meningkatkan berat badan.

Menurut dr Agustini Utari, Sp.A(K), ia menemukan beberapa kasus penggunaan steroid untuk menambah nafsu makan dan berat badan bayi dan anak. Sama seperti kasus balita yang diberi steroid selama setahun oleh pengasuhnya.

Padahal, bila steroid tidak diberikan sesuai dengan indikasi atau masalah kesehatan, ini sangat berbahaya, Ma.

Lalu apa ciri-ciri bayi dan anak yang gemuk karena steroid? Biasanya, bayi dan anak yang gemuk karena steroid itu memiliki wajah gemuk seperti bengkak. Hal ini terjadi karena steroid menambah penimbunan cairan dan garam dalam tubuh.

Bayi dan anak yang gemuk namun tidak bertambah tinggi ini juga perlu dicurigai. Pasalnya, pengguna steroid dalam jangka waktu panjang juga mungkin mengalami masalah pertumbuhan tulang, Ma. Anak juga berisiko mengalami osteoporosis.

Bayi dan anak yang gemuk karena steroid juga mungkin mengalami beberapa masalah kesehatan. Misalnya diabetes atau gangguan tekanan darah.

Dalam kasus yang parah, menurut dr. Agustini Utari, tulang anak berhenti bertumbuh, mengalami gangguan tekanan darah, dan diabetes. Tergantung kondisi anak, bisa saja efek samping itu tidak bisa disembuhkan meski penggunaan steroid sudah dihentikan.

Bila bayi dan anak menunjukkan ciri-ciri di atas, maka Mama perlu waspada dan membawa si Keci ke dokter, ya.

Dalam jangka pendek, steroid bisa menimbulkan efek samping sebagai berikut:

• peningkatan berat badan,
• moon face (puffy face) atau muka tampak gemuk,
• gangguan perubahan suasana hati,
• gangguan tidur,
• peningkatan gula darah,
• peningkatan tekanan darah,
• menekan sistem kekebalan tubuh, pada akhirnya bisa berisiko mengalami infeksi yang lebih sering.

Bila diberikan tidak sesuai dengan indikasi dalam jangka panjang, steroid bisa menimbulkan efek sebagai berikut:

• osteoporosis, tulang menjadi lebih rapuh dan mudah patah,
• menghambat pertumbuhan tulang pada anak,
• berisiko tinggi mengidap diabetes,
• berisiko mengalami katarak,
• mengalami insufisiensi adrenal. Ini berarti tubuh tidak bisa merespon dengan baik terhadap kondisi sakit atau pembedahan.

Itu penjelasan tentang ciri-ciri anak gemuk karena steroid. Pemberian makan merupakan proses belajar orangtua dan anak. Selain itu, makan juga harus menjadi suatu aktivitas yang menyenangkan bagi bayi, anak, dan orangtua. Bila ini tercapai, kebutuhan nutrisi bayi dan anak pun bisa terpenuhi. Selain itu, penting untuk diingat bila bayi dan anak yang gemuk itu tidak berarti ia sehat, ya, Ma.

Untuk mengetahui apakah bayi dan anak itu tumbuh dengan baik, Mama harus melihat grafik tumbuh kembang, ya.

Semoga informasi di atas bisa menambah wawasan, Ma!