Imunisasi dasar anjuran Kementerian Kesehatan dan Ikadan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bisa diberikan dari anak berumur 0-18 tahun. Namun, selama pandemi Covid-19 ini kejangkaun imunisasi ini cukup menurun di Indonesia.
Dua tahun terakhir, sejak dunia terdampak dengan pandemi, pelaksanaan layanan imunisasi cukup mengalami tantangan. Secara global, pada tahun 2020 Badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis terdapat 23 juta anak di bawah umur satu tahun yang tidak menerima imunisasi dasar.
Ini merupakan angka tertinggi sejak tahun 2009. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan dan UNICEF melaporkan 84 persen dari fasilitas pelayanan kesehatan imunisasi anak di Indonesia terdampak Covid-19.
Dampaknya, capaian imunisasi dasar lengkap baru mencapai 58,4 persen dari target 79,1 persen per Oktober 2021.
Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, dr. Prima Yosephine MKM, menyebutkan data jangakaun imunisasi ini dalam acara 'Long Life for All - sehatkan keluarga, lewati pandemi dengan imunisasi lengkap' yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan bersama dengan GlaxoSmithKline (GSK) Indonesia.
"Di Indonesia, penururan imunisasi terjadi sepanjang pandemi Covid-19 berlangsung dari 2020-2021 dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan imunisasi dasar di tahun 2020 sebesar 65,3 persen dan 58,4 persen di tahun 2021," ujar dr. Prima, Senin (18/4/2022).
Karena data itu, kemungkinan banyak orangtua di Indonesia yang imunisasinya selama pandemi Covid-19 ini terlewat dari jadwal usia anak.
Ada berbagai kemungkinan, mulai dari orangtua yang positif Covid-19 atau kebijakan pemerintah yang memaksa anak untuk tetap di rumah saja selama masa karantina.
Berikut Popmama.com rangkum hal yang harus orangtua lakukan saat bayi telat imunisasi.
