Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Pinterest.com/ellytoes51
Pinterest.com/ellytoes51

Buat sebagian orangtua, melihat si Kecil mulai tertarik dengan makanan manis dan segar seperti es krim bisa bikin dilema. Rasanya pengin banget berbagi camilan favorit, tapi di sisi lain masih ada rasa khawatir soal aman atau tidaknya.

Apalagi es krim identik dengan rasa manis dan dingin. Hal ini tentu menggoda, tapi nggak bisa asal diberikan ke bayi. Ada beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan, mulai dari usia bayi, kondisi pencernaan, hingga risiko alergi.

Nah, biar Mama nggak bingung, kini Popmama.com akan membahas tentang kapan bayi boleh diberi es krim, dan apa saja hal yang perlu diperhatikan sebelum memberikannya. Yuk, simak ulasan lengkapnya! 

Kapan Bayi Boleh Diberi Es Krim?

Pinterest.com/jessicasuelzen

Bayi umumnya baru boleh diberi es krim setelah berusia satu tahun. Pada usia ini, sistem pencernaannya sudah lebih siap menerima produk olahan susu, sehingga risiko gangguan perut atau alergi jadi lebih kecil. Meski begitu, penting juga untuk memperhatikan kandungan es krim.

Sebaiknya hindari yang tinggi gula, karena pedoman nutrisi merekomendasikan agar anak di bawah usia 2 tahun tidak diberikan makanan dengan gula tambahan. Terlalu banyak gula bisa mempengaruhi kesehatan gigi, nafsu makan, hingga risiko obesitas di kemudian hari. 

Jadi, Mama bisa mulai mengenalkan es krim setelah si Kecil berusia setahun, itu pun dalam porsi kecil dan sesekali saja, bukan sebagai camilan rutin.

Jenis Es Krim yang Boleh Dicicipi Bayi

Pinterest.com/pequerecetas

Kalau si Kecil sudah berusia satu tahun dan Mama ingin mengenalkan es krim, pilihlah jenis yang lebih aman untuk pencernaannya.

  • Es krim homemade
    Membuat es krim sendiri di rumah lebih aman karena Mama bisa mengatur bahan dan takaran gulanya. Gunakan buah segar yang dihaluskan, yoghurt tanpa tambahan gula, atau ASI/susu formula sebagai campurannya.

  • Es krim rendah gula
    Pilih es krim dengan kandungan gula minimal atau khusus untuk anak-anak. Hindari es krim kemasan yang biasanya tinggi gula, lemak, dan aditif buatan.

  • Es krim berbahan alami
    Pastikan bahan dasarnya jelas dan aman, misalnya dari susu pasteurisasi atau yoghurt. Hindari es krim dengan topping berpotensi tersedak, seperti kacang utuh atau cokelat keras.

Dengan begitu, si Kecil tetap bisa menikmati sensasi segarnya es krim tanpa membuat kesehatannya terganggu. 

Tips Mengenalkan Es Krim pada Bayi

Pinterest.com/amalia8553

Supaya pengalaman pertama si Kecil mencicipi es krim tetap aman dan menyenangkan, ada beberapa hal yang bisa Mama perhatikan:

  1. Mulai dengan porsi kecil, cukup 1–2 sendok teh saja untuk awal, biar tubuh bayi beradaptasi dengan rasa dingin dan teksturnya.

  2. Setelah mencoba, lihat apakah muncul tanda alergi, seperti ruam, muntah, atau diare. Jika ada reaksi yang mengganggu, hentikan pemberian dan konsultasikan ke tenaga kesehatan.

  3. Kenalkan es krim saat si Kecil sehat, tidak sedang pilek atau batuk, agar tidak memperburuk kondisi tubuhnya.

  4. Hindari terlalu sering, karena es krim hanya diberikan sebagai camilan sesekali, bukan makanan rutin.

Jadi, sekarang Mama sudah tahu kapan bayi boleh diberi es krim. Memberikan es krim pada bayi sebenarnya boleh saja asalkan menunggu usia yang tepat, memilih jenis yang aman, serta memperhatikan porsinya. Dengan cara ini, si Kecil bisa tetap menikmati sensasi manis dan segarnya es krim tanpa mengorbankan kesehatannya.

Editorial Team