Namun, bahan stainless steel juga memiliki kekurangan, Ma. Dari segi harga, produk ini mungkin lebih mahal dari produk berbahan dasar plastik.
Penelitian yang diunggah dalam National Library of Medicine mengungkapkan bahwa peralatan memasak berbahan stainless steel berpotensi berkontribusi terhadap konsumsi nikel dan kromium secara keseluruhan. Hal ini terjadi ketika stainless steel digunakan sebagai perlengkapan masak.
Beberapa orang mengalami sensitivitas atau alergi nikel dan kromium, dengan gejala yang diakibatkan oleh kontak kulit langsung dengan logam tersebut. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa orang yang sensitif tersebut juga dapat mengalami gejala saat mengonsumsi makanan yang dimasak dengan peralatan stainless steel.
Namun, menurut sebuah penelitian terkini tentang memasak dengan stainless steel, jumlah yang dilepaskan berada di bawah ambang batas pemicu alergi yang diketahui. Lebih jauh, tingkat rendah peluluhan logam semakin berkurang seiring dengan semakin seringnya peralatan masak tersebut digunakan.
Selain itu, ada penelitian lain yang dilakukan terkait tempat makan berbahan stainless steel. Penelitian yang diunggah di laman Researchgate menunjukkan bahwa stainless steel untuk menyimpan jus lemon, jeruk, mangga, dan stroberi berkontribusi secara signifikan terhadap total asupan harian nikel, kromium, dan besi, sehingga meningkatkan konsentrasi logam.
Jumlah Cr, Ni, dan Fe yang larut dari peralatan masak berbahan stainless steel ke dalam makanan bergantung pada pH dan lama paparan. Peningkatan periode penyimpanan akan meningkatkan pelarutan logam dalam semua jus buah yang diteliti.
Hasil yang diperoleh mengharuskan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan baja tahan karat dengan jus yang sangat korosif dan disertai dengan kemungkinan bahaya kesehatan. Jadi bila Mama menggunakan tempat makan bayi berbahan stainless steel, Mama bisa menghindari menyimpan jus lemon, mangga, stroberi, dan jeruk.