Jika Mama memperkenalkan makanan padat kepada bayi, Mama mungkin akan menemukan beberapa hal berikut ini:
- bayi lebih sering buang air besar,
- bayi lebih jarang buang air besar,
- warna kotoran bayi lebih gelap atau terang,
- kotoran bayi sangat bau atau lain dari biasanya,
- ada makanan yang belum tercerna di kotoran bayi,
- selera makan bayi menurun.
Saat bayi mengonsumsi susu formula atau ASI, tidak banyak yang perlu diuraikan, diolah, dan dicerna.
Ketika bayi mulai mengonsumsi makanan padat, sistem pencernaannya perlu beradaptasi dan bekerja lebih keras untuk memecah protein dan serat dalam makanan utuh, meskipun hanya berupa bubur. Ada lebih banyak enzim pencernaan untuk membantu mencerna makanan baru ini.
Saat sistem pencernaan bayi masih berkembang, usus kecil kini menjadi lebih baik dalam membentuk tinja melalui pemadatan kotoran dan penyerapan kembali air. Hal ini dapat mengurangi frekuensi buang air besar dan menyebabkan berbagai macam perubahan pada tampilan tinja.
Memberi bayi makanan padat terlalu dini dapat menyebabkan sembelit. Jenis pola makan juga menjadi faktor penyebabnya. Pola makan yang rendah serat, banyak produk susu, tinggi zat besi, sering mengonsumsi makanan yang menyebabkan sembelit, atau kekurangan cairan dapat menyebabkan atau memperburuk sembelit pada bayi.
Selain itu, kesehatan usus bayi dan fungsi sistem pencernaannya juga menjadi faktor yang berkontribusi terhadap keteraturan buang air besarnya.
Selain itu, beberapa hal berikut juga bisa menjadi penyebab sembelit pada bayi yang mulai MPASI:
- Kekurangan cairan: Saat bayi pertama kali mulai makan makanan padat, penting untuk memastikan mereka mendapat cukup cairan. Dehidrasi dapat menyebabkan sembelit, jadi pastikan bayi minum cukup ASI, susu formula, atau air. Hal ini sangat penting bagi bayi yang berusia di atas 6 bulan. Saat pertama kali memperkenalkan makanan padat, Mama dapat memberikan air matang bersama makanan untuk meningkatkan asupan cairannya.
- Kurang serat: Memperkenalkan makanan berserat tinggi secara bertahap dapat membantu sistem pencernaan bayi menyesuaikan diri. Makanan yang tinggi serat dapat membantu menjaga kelancaran sistem pencernaan bayi. Ini mencakup semua buah-buahan dan sayuran seperti brokoli, kacang hijau, kacang hijau, kembang kol, serta apel dan pir.