Tetapi, tidak semua benjolan pada kepala bayi diakibatkan kelenjar getah being. Sebab, bayi bisa mengalami benjolan di kepala karena berbagai alasan.
Sebagian besar disebabkan oleh jatuh, sehingga ia harus diawasi dengan baik. Berikut beberapa penyebab yang mungkin terjadi ketika bayi mengalami benjolan di kepala:
Bayi maupun balita secara alami punya sifat ingin tahu tinggi. Di sisi lain, mereka tidak memiliki koordinasi fisik seperti yang dimiliki anak-anak berusia remaja. Faktor ini lah yang dapat membuat mereka rentan terjatuh.
Bahkan, sebuah penelitian menunjukkan anak-anak berusia di bawah 12 bulan paling sering jatuh dari tempat tidur, yang berujung rentan terjadi benturan pada kepala. Benjolan yang diakibatkan benturan bisa hilang dalam beberapa hari.
Namun jika belum hilang dan kondisi bayi semakin parah, seperti muntah atau kejang, maka bayi mama harus segera mendapat penanganan lebih lanjut dari tim medis.
Benjolan pada bayi bisa juga diakibatkan dari faktor ketidaksengajaan, seperti bayi yang tiba-tiba saja terhuyung-huyung ke dinding atau kepalanya terkena mainan yang sedang dimainkannya.
Itu semua bagian dari tumbuh kembang si Kecil. Benjolan yang tidak disengaja jarang menyebabkan cedera kepala berat. Namun, tetap saja Mama harus mengawasinya agar terhindar dari benjolan yang tentu tidak diinginkan.
Kondisi ini bisa terjadi setelah bayi dicukur rambutnya. Rambut yang seharusnya keluar menembus kulit justru masuk ke dalam lapisan kulit.
Sehingga, rambut terjebak di dalam sana dan berujung menjadi benjolan kecil kemerahan. Hal itu memang tidak membahayakan si Kecil, namun pada kondisi tertentu dapat menyebabkan infeksi.
Benjolan ini pada kepala bayi umumnya berwarna merah, lantaran muncul dari sekumpulan pembuluh darah yang tidak normal dan menjadi satu. Selain pada kulit kepala, Hemangioma juga kerap ditemukan di area wajah, leher, dada, dan punggung bayi.
Benjolan akibat hemangioma akan hilang dengan sendirinya. Namun, Mama perlu memeriksakan kondisi ini jika benjolan membuat penglihatan dan pernapasan bayi terganggu.
Benjolan ini dapat muncul akibat timbunan lemak yang berbentuk bulat atau lonjong. Benjolannya akan tumbuh perlahan hingga berdiameter 10 cm, sehingga perlu dihilangkan lantaran bisa membuat bayi tidak nyaman.
Kalau benjolan ini muncul di kepala bayi berupa plak berwarna kuning. Kondisi tersebut semakin terlihat dan menonjol ketika anak memasuki masa pubertas. Meski Nevus jarang sekali terjadi, namun harus diwaspadai karena sangat berpotensi menyebabkan kanker kulit.
Benjolan jenis ini termasuk tumor jinak yang dapat menyerang bayi baru lahir atau anak-anak. Kondisi tersebut ditandai dengan pembengkakan area leher dan kepala. Perlu penanganan lebih lanjut oleh tim medis walaupun termasuk tumor jinak.
Ini merupakan benjolan yang kerap ditemukan pada kepala bayi. Kondisi itu bisa terjadi karena paparan sinar matahari intens. Tampilan benjolan dari Karsinoma sel basa berwarna merah dengan bentuk menyerupai bekas luka.