Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik/pvproductions
Freepik/pvproductions

Intinya sih...

  • Fimosis adalah kondisi saat kulup tidak dapat ditarik kembali, umum pada bayi hingga usia 5 tahun.

  • Ciri-ciri fimosis pada bayi antara lain kulup tampak menggembung saat buang air kecil, tapi umumnya akan membaik tanpa perawatan khusus.

  • Penyebab fimosis pada bayi meliputi faktor alami sejak lahir dan kondisi tertentu seperti infeksi atau jaringan parut.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Memahami kondisi kesehatan bayi adalah langkah penting bagi orangtua. Salah satu kondisi yang sering menimbulkan kekhawatiran adalah fimosis, yaitu keadaan ketika kulup penis tidak dapat ditarik ke belakang untuk memperlihatkan kepala penis. Pada bayi, kondisi ini sebenarnya cukup umum hingga bayi berusia 5 tahun.

Fimosis pada dasarnya bisa memiliki berbagai penyebab, mulai dari faktor alami sejak lahir hingga kondisi tertentu yang muncul seiring pertumbuhan. Beberapa penyebab bersifat wajar dan akan membaik sendiri seiring bertambahnya usia, sementara penyebab lainnya mungkin membutuhkan penanganan lebih lanjut. 

Oleh karena itu, Popmama.com telah siapkan penjelasan mengenai penyebab fimosis pada bayi. Yuk, disimak agar dapat memberikan penanganan dengan benar untuk si Kecil!

1. Apa itu fimosis?

Freepik

Fimosis adalah kondisi saat kulup tidak dapat ditarik kembali (retraksi), melansir dari Cleveland Clinic. Penis mungkin akan terlihat seperti memiliki cincin di sekitar ujungnya. Dalam keadaan normal, seharusnya kulup dapat ditarik kembali kulup dengan mudah dan melihat seluruh kepala (glans) penis.

Bayi mengalami fimosis saat lahir, dan kulup mereka yang kencang biasanya akan mengendur seiring bertambahnya usia tanpa pengobatan. Kebanyakan anak laki-laki di bawah usia 5 tahun memiliki kondisi kulup yang  tidak tertarik ke belakang (retractable).

2. Ciri-ciri fimosis pada bayi

Pexels/Photo by Natalie Bond

Bayi bisa mengalami fimosis dengan gejala yang berbeda, terutama dengan balita atau laki-laki dewasa. Pada bayi, tanda yang paling sering terlihat adalah kulup tampak menggembung saat buang air kecil. Kondisi kulup yang belum bisa ditarik mundur sepenuhnya akan berlangsung sampai usia 3-5 tahun, ataupun lebih lama.

Jika si Kecil mengalami fimosis, Mama tidak perlu panik. Fimosis pada bayi umumnya merupakan kondisi alami dan akan membaik seiring pertumbuhan tanpa memerlukan perawatan khusus.

3. Penyebab fimosis pada bayi

Freepik/cookie_studio

Terdapat dua penyebab fimosis pada bayi, yaitu:

  1. Fimosis fisiologis

    Fimosis fisiologis adalah penyebab fimosis yang terjadi pada bayi dan balita. Fimosis terjadi secara alami sebagai bentuk perkembangan tubuh yang dilahirkan dengan kulup yang ketat saat lahir. 

  2. Fimosis patologis (kongenital)

    Fimosis pada bayi juga dapat disebabkan oleh fimosis patologis, yaitu karena infeksi, peradangan, atau jaringan parut. Jika kulup dicabut secara paksa dapat menyebabkan perdarahan, jaringan parut, dan trauma psikologis, sehingga menyebabkan bayi mengalami fimosis.

4. Apakah fimosis berbahaya bagi bayi?

Freepik/cookie_studio

Fimosis merupakan kondisi normal yang terjadi pada banyak bayi laki-laki. Bayi akan mengalami ini sampai sekitar usia 5 tahun. Namun, fimosis akan menjadi masalah kesehatan jika menimbulkan gejala seperti adanya lubang seukuran lubang jarum atau tidak dapat menarik kembali kulup untuk membersihkan area di bawahnya.

Selain itu, juga terdapat kemungkinan bayi mengalami komplikasi pada fimosis. Bayi dapat mengalami nyeri pada penis, infeksi, atau kesulitan saat buang air kecil. Pada kasus tertentu, kulit yang terlalu ketat juga dapat menyebabkan sisa kulit menempel pada kepala penis atau bahkan menjepit kepala penis jika terdapat jaringan parut.

Pada situasi yang jarang terjadi, fimosis juga bisa memicu masalah yang lebih serius, seperti cedera pada area sekitar penis atau gangguan aliran darah yang berujung pada kematian jaringan (nekrosis). Oleh karena itu, meskipun kebanyakan fimosis dapat membaik sendiri, orangtua tetap harus memerhatikan kondisi si Kecil dengan cermat.

5. Cara menangani fimosis

Freepik/pressfoto

Untuk menangani fimosis pada bayi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar tidak menyebabkan masalah kesehatan. Berikut adalah beberapa cara dalam menangani fimosis:

  • Mengoleskan krim atau gel kortikosteroid ke penis bayi. 

  • Meregangkan kulup secara perlahan sekitar dua minggu setelah mulai pengobatan kortikosteroid. Kulup ditarik secara perlahan sejauh mungkin tanpa menimbulkan rasa sakit. Oleskan krim kortikosteroid ke kepala penis selama latihan peregangan ini.

  • Jika anak mengalami infeksi pada kulup atau kepala penis, akan diresepkan antibiotik oleh dokter.

Itulah penjelasan mengenai penyebab fimosis pada bayi. Jangan lupa selalu perhatikan kesehatan si Kecil, Ma!

Editorial Team