Benarkah Konsumsi MPASI Berkuah Bisa Sebabkan Maltrusi pada Bayi?
Mitos atau fakta? Simak penjelasannya di sini, Ma
12 Maret 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Untuk tumbuh dan berkembang, bayi membutuhkan nutrisi yang tepat. Memasuki 6 bulan, ASI atau susu formula saja tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya. Si Kecil membutuhkan asupan nutrisi dari makanan padat, Ma.
Sebagai orangtua, Mama mungkin mengalami kesulitan dalam pemberian MPASI. Ada bayi yang dengan senang hati melahap semua makanan yang disajikan. Ada juga yang membutuhkan waktu lama untuk makan.
Bagi sebagian Mama, sup mungkin cara termudah untuk memberikan makan pada si Kecil. Namun Mama mungkin bertanya-tanya: benarkah konsumsi MPASI berkuah bisa sebabkan malnutrisi pada bayi?
Nah, jawabannya bisa disimak pada ulasan Popmama.com berikut ini, ya, Ma.
Editors' Pick
Benarkah Konsumsi MPASI Berkuah Bisa Sebabkan Malnutrisi pada Bayi?
Bayi membutuhkan makronutrisi dan mikronutrisi untuk tumbuh dan berkembang. Makronutrisi berasal dari makanan yang mengandung karbohidrat, protein dan lemak. Sedangkan mikronutrisi berasal dari vitamin dan mineral.
Bayi dikatakan malnutrisi jika kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi, Ma.
Dalam masa pertumbuhan, lambung bayi masih kecil dan terus berkembang. Menurut dr. Lucky Yogasatria Sp. A di unggahan Instagramnya, setiap makanan yang dikonsumsi bayi harus ada manfaatnya. Dan karena lambungnya masih kecil, bayi tidak bisa mengonsumsi makanan dalam jumlah besar, Ma.
Apa yang terjadi jika bayi mengonsumsi makanan yang berkuah dalam jumlah banyak? Kuah tersebut tidak mengandung protein. Selain itu, kandungan vitamin dan mineralnya pun sedikit, Ma. Di sisi lain, kuah dapat memenuhi lambung bayi yang kecil itu sehingga ia mungkin menolak makanan lain karena sudah kenyang. Padahal nutrisinya mungkin belum tercukupi. Bila ini sering terjadi, maka bayi berisiko mengalami malnutrisi.
Bukan berarti bayi tidak boleh mengonsumsi makanan berkua, ya, Ma. Namun Mama juga perlu memperhatikan asupan makronutrisi dan mikronutrisinya.
Protein Hewani untuk Mencegah Stunting
Menurut sebuah penelitian, stunting pada anak dikaitkan dengan kekurangan asam amino esensial.
Lalu, dari mana asam amino esensial ini bisa diperoleh? Bahan makanan sumber protein hewani mengandung asam amino esensial yang lengkap dan cukup bila dibandingkan dengan protein nabati. Konsumsi lebih dari satu jenis protein hewani terbukti dapat menurunkan risiko stunting.
Lalu berapa jumlah protein yang dibutuhkan oleh bayi dalam sehari? Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan, bayi usia 6-11 bulan membutuhkan sekitar 15 gram protein. Dan bayi usia 12 bulan sekitar 20 gram.
Dalam jangka panjang, kekurangan gizi dapat menyebabkan perkembangan otak terganggu sehingga memengaruhi kemampuan kognitif anak kelak. Oleh karena itu, stunting harus dicegah sejak dini dengan cara memenuhi kebutuhan nutrisi, terutama protein hewani.