Penyebab Bayi Sembelit saat MPASI, Apakah Perlu Khawatir?

Sembelit saat baru mulai mengonsumsi MPASI tentu bikin Mama khawatir

24 April 2024

Penyebab Bayi Sembelit saat MPASI, Apakah Perlu Khawatir
Freepik/cookie_studio

Ketika memasuki usia 6 bulan, bayi mulai mengonsumsi makanan padat. Mama mungkin akan merasa khawatir jika bayi mengalami masalah pencernaan, seperti sembelit, setelah mencoba makanan baru.

Sembelit menyebabkan banyak kekhawatiran bagi orangtua. Hal ini dapat dimaklumi karena dapat menyebabkan banyak ketidaknyamanan. Terutama bila terjadi pada bayi yang masih kecil.

Apakah sembelit saat mengonsumsi MPASI itu normal? Apa penyebab bayi sembelit saat MPASI? Bila ini terjadi pada bayi mama, yuk, temukan penjelasannya pada ulasan Popmama.com berikut ini.

Sembelit pada Bayi

Sembelit Bayi
Freepik/freepik

Sembelit terjadi saat feses menjadi keras dan sulit dikeluarkan. Kotoran yang kering, keras, dan menyerupai kotoran kelinci sering terjadi pada bayi yang mengalami sembelit. Bayi juga akan menunjukkan jika mereka mengalami konstipasi dengan ketegangan yang hebat dan kemerahan di wajah saat buang air besar.

Tidak jarang bayi tidak buang air besar setiap hari. Frekuensi buang air besar bayi akan bergantung pada beberapa faktor termasuk apakah mereka diberi ASI, diberi susu formula, dan berapa banyak makanan padat yang mereka konsumsi. Perkembangan sistem pencernaan bayi juga akan memengaruhi pergerakan ususnya.

Saat memperkenalkan bayi pada makanan padat, wajar jika Mama melihat perubahan pada tekstur, warna, bau, dan jumlah kotorannya.

Idealnya, setelah terbiasa dengan MPASI, bayi akan buang air besar sekali dalam sehari, Ma.

Editors' Pick

Tanda-Tanda Sembelit pada Bayi saat MPASI

Tanda-Tanda Sembelit Bayi saat MPASI
Freepik/freepik

Tanda-tanda sembelit pada bayi setelah mulai MPASI antara lain:

  • Jarang buang air besar: Jika bayi tidak buang air besar selama tiga hari atau lebih, ia mungkin mengalami sembelit.
  • Kotoran yang keras dan kering: Jika feses keras, menggumpal, dan sulit dikeluarkan, ini bisa menjadi tanda sembelit.
  • Mengejan saat buang air besar: Jika bayi mendengus, mengejan, atau menangis saat buang air besar, ini bisa menjadi tanda sembelit.
  • Darah dalam tinja: Meskipun hal ini jarang terjadi, darah dalam tinja bisa menjadi tanda sembelit karena robekan kecil atau alasan lain. Bicaralah dengan dokter untuk panduan lebih lanjut.
  • Kehilangan nafsu makan: Sembelit dapat membuat bayi merasa tidak nyaman dan kenyang sehingga menyebabkan hilangnya nafsu makan.

Untuk mengatasi sembelit pada bayi, penting untuk memahami penyebab sembelit pada bayi.

Penyebab Bayi Sembelit saat MPASI

Penyebab Bayi Sembelit saat MPASI
Freepik/freepik

Jika Mama memperkenalkan makanan padat kepada bayi, Mama mungkin akan menemukan beberapa hal berikut ini:

  • bayi lebih sering buang air besar,
  • bayi lebih jarang buang air besar,
  • warna kotoran bayi lebih gelap atau terang,
  • kotoran bayi sangat bau atau lain dari biasanya,
  • ada makanan yang belum tercerna di kotoran bayi,
  • selera makan bayi menurun.

Saat bayi mengonsumsi susu formula atau ASI, tidak banyak yang perlu diuraikan, diolah, dan dicerna.

Ketika bayi mulai mengonsumsi makanan padat, sistem pencernaannya perlu beradaptasi dan bekerja lebih keras untuk memecah protein dan serat dalam makanan utuh, meskipun hanya berupa bubur. Ada lebih banyak enzim pencernaan untuk membantu mencerna makanan baru ini.

Saat sistem pencernaan bayi masih berkembang, usus kecil kini menjadi lebih baik dalam membentuk tinja melalui pemadatan kotoran dan penyerapan kembali air. Hal ini dapat mengurangi frekuensi buang air besar dan menyebabkan berbagai macam perubahan pada tampilan tinja.

Memberi bayi makanan padat terlalu dini dapat menyebabkan sembelit. Jenis pola makan juga menjadi faktor penyebabnya. Pola makan yang rendah serat, banyak produk susu, tinggi zat besi, sering mengonsumsi makanan yang menyebabkan sembelit, atau kekurangan cairan dapat menyebabkan atau memperburuk sembelit pada bayi.

Selain itu, kesehatan usus bayi dan fungsi sistem pencernaannya juga menjadi faktor yang berkontribusi terhadap keteraturan buang air besarnya.

Selain itu, beberapa hal berikut juga bisa menjadi penyebab sembelit pada bayi yang mulai MPASI:

  • Kekurangan cairan: Saat bayi pertama kali mulai makan makanan padat, penting untuk memastikan mereka mendapat cukup cairan. Dehidrasi dapat menyebabkan sembelit, jadi pastikan bayi minum cukup ASI, susu formula, atau air. Hal ini sangat penting bagi bayi yang berusia di atas 6 bulan. Saat pertama kali memperkenalkan makanan padat, Mama dapat memberikan air matang bersama makanan untuk meningkatkan asupan cairannya.
  • Kurang serat: Memperkenalkan makanan berserat tinggi secara bertahap dapat membantu sistem pencernaan bayi menyesuaikan diri. Makanan yang tinggi serat dapat membantu menjaga kelancaran sistem pencernaan bayi. Ini mencakup semua buah-buahan dan sayuran seperti brokoli, kacang hijau, kacang hijau, kembang kol, serta apel dan pir.

Apakah Sembelit Perlu Dikhawatirkan?

Apakah Sembelit Perlu Dikhawatirkan
Freepik/freepik

Perubahan pada buang air besar bayi adalah hal yang normal saat memperkenalkan makanan padat. Ingat, pencernaan merupakan proses adaptasi sehingga biasanya ada masa penyesuaian.

Jika Mama sesekali memperhatikan sembelit pada bayi saat Mama memperkenalkan lebih banyak makanan padat, hal ini tidak perlu dikhawatirkan.

Namun, jika sembelit terjadi berulang kali atau jika Mama melihat darah atau lendir di feses bayi, segera bawa bayi ke dokter, ya, Ma.

Dokter dapat membantu mengidentifikasi penyebab sembelit bayi dengan menilai apakah ada masalah mendasar seperti masalah pencernaan, intoleransi, atau alergi.

Dokter juga dapat menawarkan strategi pola makan untuk membantu menstimulasi pergerakan usus dan menjaga kelancaran usus saat bayi mulai mengonsumsi MPASI.

Menyelesaikan masalah ini sejak dini bisa mencegah komplikasi lebih lanjut di kemudian hari seperti kekurangan nutrisi, masalah pencernaan, atau pola makan.

Itu penjelasan tentang penyebab bayi sembelit saat MPASI. Apakah si Kecil pernah mengalami hal yang sama?

Baca juga:

The Latest