Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Baby.png
Pinterest.com/chitrashaki224

Setiap bayi memang punya kecepatan tumbuh kembang yang berbeda. Ada yang bisa cepat tengkurap misalnya, ada juga yang butuh waktu lebih lama. Perbedaan ini biasanya masih tergolong normal selama perkembangan bayi tetap berjalan seiring bertambahnya usia.

Namun, nggak jarang orangtua merasa cemas saat melihat si Kecil tampak lebih lambat dibandingkan bayi seusianya. Misalnya, berat badan yang tidak naik sesuai grafik atau belum menunjukkan kemampuan motorik yang seharusnya sudah muncul di usianya. Kekhawatiran ini wajar banget, karena pertumbuhan bayi jadi salah satu indikator penting kesehatannya.

Itulah kenapa penting bagi Mama untuk mengenali tanda-tanda keterlambatan pertumbuhan sejak dini. Dengan begitu, jika memang ada masalah, penanganan bisa dilakukan lebih cepat sehingga perkembangan bayi tetap bisa didukung secara optimal.

Untuk lebih jelasnya, berikut tanda-tanda bayi mengalami keterlambatan pertumbuhan seperti yang sudah Popmama.com rangkum untuk Mama.

1. Pertumbuhan fisik yang tidak sesuai dengan usianya

Pinterest.com/feminahu

Pertumbuhan fisik bayi biasanya dipantau lewat kurva pertumbuhan (growth chart) yang disusun oleh WHO untuk bayi di bawah dua tahun. Grafik ini membantu dokter dan orang tua melihat apakah pertumbuhan berat dan tinggi bayi berjalan konsisten sesuai standar usia dan jenis kelamin. 

Dalam pertumbuhan fisik ada beberapa ciri yang perlu diwaspadai, yang menunjukkan bahwa adanya keterlambatan pertumbuhan pada bayi, seperti: 

  • Berat badan tidak naik atau bahkan menurun selama beberapa waktu (misalnya dua bulan berturut-turut). 

  • Penurunan berat badan secara drastis, seperti turun satu atau lebih garis persentil dan apabila sebelumnya di persentil tinggi lalu turun ke bawah secara tiba-tiba, ini bisa jadi alarm keterlambatan pertumbuhan. 

  • Termasuk juga jika berat bayi berada di bawah persentil ke-5, atau pertumbuhan tinggi badan tidak mencapai standar seiring waktu. 

2. Terlambat mencapai kemampuan baru

Pinterest.com/lovevery

Setiap bayi punya waktunya sendiri untuk mencapai kemampuan baru, mulai dari tengkurap, duduk, merangkak, hingga berjalan. Namun, ada rentang usia normal yang bisa jadi acuan. Misalnya, kebanyakan bayi bisa tengkurap sekitar usia 3–4 bulan, duduk sendiri di usia 6–9 bulan, merangkak di usia 7–10 bulan, dan mulai berjalan di usia 12–15 bulan.

Kalau si Kecil belum juga menunjukkan tanda-tanda kemampuan tersebut jauh di atas rata-rata usianya, sebaiknya Mama tidak menunda untuk memeriksakannya. Hal ini bisa menjadi tanda adanya keterlambatan pertumbuhan atau masalah lain yang butuh intervensi lebih dini. 

Namun, penting diingat bahwa kemampuan baru bukanlah perlombaan. Tapi keterlambatan yang signifikan perlu diperhatikan agar si Kecil bisa mendapatkan stimulasi atau terapi sesuai kebutuhannya, ya, Ma!

3. Kesulitan menyusu atau makan

Pinterest.com/ kindredbravely

Ketika bayi kesulitan menyusu atau mengalami masalah saat makan, hal ini bisa berdampak serius pada tumbuh kembangnya. Ketidakmampuan menyusu dengan baik, baik melalui ASI maupun MPASI sering jadi faktor utama dibalik keterlambatan pertumbuhan.

Karena saat menyusu, posisi yang salah atau perlekatan yang tidak tepat bisa membuat bayi kesulitan mengisap ASI secara optimal. Jika ini terjadi, asupan ASI berkurang dan nutrisi pun tidak tercukupi. Sehingga berat badan bayi sulit bertambah sesuai harapan. 

Selain menyusu, bayi yang sudah mulai mengkonsumsi makanan padat MPASI mungkin tampak pilih-pilih atau menolak makan. Bila dibiarkan bisa menyebabkan asupan kalori dan nutrisi tidak mencukupi, sehingga mempengaruhi pertumbuhan. 

4. Kurang aktif dibanding bayi sebaya

Pinterest.com/mushieofficial

Bayi umumnya punya rasa ingin tahu tinggi dan cenderung aktif bergerak, entah itu menendang, meraih benda, atau berguling. Aktivitas ini penting banget karena membantu menguatkan otot sekaligus melatih koordinasi tubuhnya.

Kalau si Kecil terlihat jarang bergerak, tampak lemas, atau tidak banyak bereksplorasi dibanding bayi seusianya, hal ini bisa menjadi tanda keterlambatan pertumbuhan. Bayi yang kurang aktif juga berisiko tertinggal dalam kemampuan motorik, seperti merangkak atau berjalan. 

Meski begitu, perlu diingat bahwa tingkat aktivitas tiap bayi bisa berbeda. Namun, bila gerakan bayi tampak sangat terbatas atau tidak sesuai dengan usianya, sebaiknya Mama segera berkonsultasi dengan tenaga medis untuk memastikan kondisinya.

5. Kurang responsif terhadap lingkungan

Pinterest.com/birgitteschlnze

Selain fisik, perkembangan bayi juga terlihat dari cara ia merespons orang dan lingkungan sekitar. Umumnya, bayi mulai tersenyum sosial di usia 6–8 minggu, tertarik menoleh saat mendengar suara, dan mencari kontak mata dengan orang di sekitarnya. Seiring bertambah usia, respons ini makin berkembang menjadi tawa, ocehan, hingga interaksi dua arah.

Kalau bayi jarang memberikan reaksi, misalnya tidak tersenyum balik, tidak menoleh ketika dipanggil, atau sulit melakukan kontak mata, hal ini bisa menjadi tanda keterlambatan tumbuh kembang. Kondisi ini juga bisa berkaitan dengan masalah perkembangan sosial, emosional atau sensorik yang perlu diperhatikan lebih dini. 

Ma, setiap bayi memang tumbuh dengan ritmenya sendiri. Tapi kalau tanda-tanda bayi mengalami keterlambatan pertumbuhan terlihat jelas, penting untuk segera memeriksakan si Kecil ke dokter. Deteksi dini bisa membantu memberikan dukungan dan penanganan terbaik agar tumbuh kembangnya tetap optimal.

Editorial Team