dr. Galih Linggar Astu, Sp.A, dokter anak yang praktik di Brawijaya Hospital Tangerang dan RSU Hermina Ciledug ini, melalui akun Instagramnya mengatakan bahwa anak bayi yang memiliki alergi diturunkan dari orangtuanya dianjurkan untuk mengganti menu MPASI setiap satu minggu sekali, terutama protein hewani.
Misalnya, minggu ini protein hewani pada menu MPASI yang Mama gunakan adalah ayam, minggu berikutnya telur, dan minggu selanjutnya ikan. Protein ini bisa Mama variasikan dengan bahan makanan lainnya sambil diperhatikan reaksi alergi yang muncul setelah mengonsumsi makanan tersebut.
Gatal-gatal dan muntah adalah reaksi alergi paling umum yang terjadi pada bayi. Sesak napas, batuk, atau mengi juga biasanya terjadi tetapi hanya ditunjukkan oleh beberapa bayi saja. Sebagai informasi, reaksi alergi terbagi menjadi dua, yaitu reaksi alergi yang diperantarai IgE dan reaksi yang diperantai non-IgE.
Gejala atau reaksi alergi yang diperantarai IgE terjadi pada 30 menit hingga 1 jam setelah bayi terpapar alergen. Sedangkan reaksi alergi yang diperantarai IgE muncul pada lebih dari 1 jam setelah terpapar alergen.
Melansir Infant Risk, American Academy of Pediatrics (AAP) menganjurkan para orangtua untuk memperkenalkan banyak jenis makanan pada bayi ketika sudah memasuki tahap pemberian MPASI agar bisa mencegah perkembangan alergi pada makanan tertentu.
Selain protein hewani, Mama juga bisa memberikan protein nabati seperti dari kacang-kacangan, biji-bijian, sayur, dan buah. Namun, jika Mama sudah mengetahui jenis makanan yang memicu alergi pada bayi, sebaiknya tidak diberikan dan diganti dengan alternatif lainnya.