Untuk mengasah fisik, emosi, sosial, intelektual, dan bahasa, banyak orangtua yang melakukan stimulasi pada bayinya.
Kelima aspek tersebut dapat distimulasi dalam waktu yang sama, hanya saja tingkat kerumitan dan durasinya saja yang harus disesuaikan dengan usia bayi.
Meskipun stimuasi penting bagi anak, namun sayangnya ada banyak orangtua yang tidak memahami cara melakukannya dengan baik.
Bukan main-main, stimulasi yang dilakukan secara berlebihan pun dapat berpengaruh buruk pada perkembangan anak.
Ya, stimulasi yang diberikan terus-menerus bisa membuat bayi kewalahan. Ia akan menjadi sangat lelah dan kemudian rewel tanpa henti.
Bagaimana stimulasi yang berlebihan itu? Ini misalnya. Jika Mama mengajak si Bayi terlalu lama ke supermarket pada akhir pekan yang sibuk. Berada di dalam ruangan yang penuh orang asing, dan melihat barang-barang yang begitu banyak, bisa sangat melelahkannya.
"Kita tidak bisa melakukannya seperti ketika sedang bepergian dengan orang dewasa. Itu sangat berbeda jika dilihat dari kebutuhan bayi dan perbedaan jadwal mereka," jelas Lisa M. Asta, MD, profesor klinis bidang kesehatan anak di University of California at San Francisco, yang juga pengurus American Academy of Pediatrics.
Jika hal itu terjadi, Mama harus menghentikan stimulasi pada bayi. Amati tanda-tanda apakah bayi sudah over stimulasi.
Menurut Asta, bayi bisa saja menjadi rewel, menolak, atau hiperaktif, semua tergantung pada apa yang dialami oleh bayi.
Bayi yang lebih besar bisa saja jadi tak mau lepas dari orangtuanya atau memukul.
Untuk lebih lengkapnya, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa fakta mengenai over stimulasi pada bayi.
