Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Pexels/Rodnae Productions
Pexels/Rodnae Productions

Kesehatan bayi merupakan prioritas setiap orangtua. Mama dan Papa tentunya memiliki harapan agar si Kecil selalu sehat, serta tumbuh dan berkembang dengan baik.

Namun, faktanya adalah bayi sangat rentan terkena masalah kesehatan karena sistem kekebalan tubuh mereka yang masih berkembang atau kurangnya nutrisi yang didapatkan. 

Salah satu masalah kesehatan yang perlu diwaspadai adalah dysbiosis usus. Sederhananya, dysbiosis usus merupakan kondisi ketidakseimbangan populasi bakteri normal di usus. 

Dalam acara webinar bertema "Kunci Kesehatan Jangka Panjang Anak Kelahiran Caesar" yang diselenggarakan oleh Danone Indonesia pada Rabu (05/04/2023), Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A (K), dokter spesialis anak konsultan gastrohepatologi membagikan beberapa informasi terkait dysbiosis usus dan pentingnya keseimbangan mikrobiota saluran cerna.

Berikut ini Popmama.com telah merangkum informasi terkait dysbiosis usus pada bayi dan cara mencegahnya. Yuk, simak sama-sama!

1. Mengenal apa itu dysbiosis usus

Freepik/cookie_studio

Dysbiosis usus pada bayi adalah kondisi di mana keseimbangan mikrobiota di usus bayi terganggu. Pada bayi yang mengalami dysbiosis usus, bakteri jahat yang merugikan mulai mendominasi bakteri baik yang menguntungkan. 

Padahal, keseimbangan mikrobiota di usus sangat berperan penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh bayi di awal kehidupannya.

Alhasil, penderita dysbiosis usus akan rentan terserang penyakit, serta dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi

"Mikrobiota yang seimbang diperlukan untuk pengembangan toleransi kekebalan. Ketidakseimbangan mikrobiota saluran cerna ini disebut dysbiosis usus. Kondisi ini perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena merupakan titik kritis yang menyebabkan masalah kesehatan lain pada anak," tutur dokter Ariani.

2. Apakah dysbiosis usus pada bayi merupakan masalah yang serius?

Unsplash/CDC

Dysbiosis usus dapat terjadi pada bayi dari usia yang sangat muda dan dapat memengaruhi kesehatannya secara signifikan. Maka dari itu, kondisi ketidakseimbangan mikrobiota ini tidak bisa disepelekan. 

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dysbiosis usus dapat menurunkan kekebalan tubuh bayi terhadap masuknya kuman-kuman penyakit.

Dengan begitu, bayi akan lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, seperti ISPA, diare, alergi makanan, obesitas, bahkan masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.

3. Penyebab terjadinya dysbiosis usus

Freepik/prostooleh

Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya dysbiosis usus pada bayi, yaitu sebagai berikut:

  • Bayi lahir melalui persalinan caesar. Bayi yang lahir melalui persalinan caesar lebih mungkin mengalami ketidakseimbangan bakteri di usus dengan komposisi mikrobiota jahat yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena bayi yang lahir melalui persalinan caesar tidak bertemu dengan mikrobiota baik yang ada di vagina ibunya.

  • Penggunaan antibiotik. Penggunaan antibiotik pada bayi dapat menghancurkan bakteri baik yang hidup di usus, sehingga meningkatkan risiko terkena infeksi bakteri yang lebih berbahaya.

  • Pola makan yang kurang sehat. Pemilihan makanan yang kurang tepat, seperti memberikan makanan yang terlalu tinggi gula atau karbohidrat pada bayi juga dapat memicu pertumbuhan bakteri yang merugikan di usus.

4. Gejala dysbiosis usus pada bayi

Freepik/pch.vector

Gejala dysbiosis usus pada bayi mungkin bervariasi. Umumnya, keseimbangan saluran cerna bayi dapat dinilai dari pertumbuhan dan perkembangannya, serta kekebalan tubuhnya dalam melawan penyakit. 

"Anak memiliki saluran cerna yang seimbang apabila pertumbuhan dan perkembangannya baik, memiliki mood yang stabil, serta tidak mudah jatuh sakit," kata dokter Ariani.

Sebaliknya, Mama perlu waspada apabila pertumbuhan dan perkembangan anak terhambat, memiliki mood yang tidak stabil, serta rentan terserang penyakit, seperti diare, kembung, dan masalah berat badan. Sebab, bisa jadi itu adalah tanda dari ketidakseimbangan mikrobiota atau dysbiosis usus.

5. Cara mencegah dysbiosis usus pada bayi

Freepik/freepik

Tak perlu khawatir, ada beberapa cara yang bisa Mama lakukan untuk menyeimbangkan mikrobiota di usus bayi. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dysbiosis usus pada bayi:

  • Memberikan ASI yang cukup

ASI mengandung probiotik (bakteri baik) yang akan menghuni usus bayi, dan juga prebiotik (yang menjadi makanan probiotik). Probiotik ini akan membantu membangun sistem kekebalan tubuh dan menjaga keseimbangan bakteri di usus bayi.

  • Biarkan bayi mengeksplorasi lingkungan sekitarnya

Memasuki usia 5 bulan, Mama bisa mengajak bayi mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Tak perlu takut kotor, tanah justru penuh dengan mikroba baik dan buruk. Dengan mengekspos tubuh si Kecil dengan tanah, saluran pencernaannya akan terlatih kekuatannya dan membuat imunitasnya semakin kuat. 

  • Jangan sembarangan memberikan antibiotik

Saat bayi jatuh sakit, sebaiknya Mama tidak sembarangan memberikan obat, apalagi antibiotik. Pastikan Mama diskusikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum memberikan obat kepada si Kecil.

  • Perhatikan nutrisi saat memberikan MPASI

Pada saat bayi mulai diperkenalkan pada makanan padat, pastikan untuk memperkenalkannya dengan perlahan dan berikan makanan yang tepat dan bernutrisi, seperti protein, buah-buahan, dan sayuran.

Demikian rangkuman mengenai dysbiosis usus pada bayi dan cara mencegahnya. Jika Mama curiga si Kecil mengalami dysbiosis usus, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Editorial Team