Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Cegah Stunting di Jawa Barat dan NTT
Meski sederhana, tapi memilki dampak yang luar biasa!
2 Mei 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Peningkatan kesadaran akan pentingnya mencuci tangan dengan sabun memiliki dampak yang signifikan terhadap upaya pencegahan stunting. Program ini menjadi salah satu program yang digalakkan oleh yayasan Save The Children bersama Unilever Lifebuoy.
Program yang diberi nama "Better Investment For Stunting Alleviation" (BISA) memiliki misi untuk meningkatkan awareness dan mendorong anak untuk rutin mencuci tangan pakai sabun dalam mencegah stunting di daerah Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Popmama.com akan merangkumnya dalam perilaku cuci tangan pakai sabun cegah stunting di Jawa Barat dan NTT.
Editors' Pick
1. Meski kegiatan sederhana, gerakan cuci tangan pakai sabun memiliki manfaat yang besar
Mencuci tangan menggunakan sabun merupakan kegiatan yang sederhana yang kadang dibiasakan orangtua dari kecil. Meski begitu, perlu diketahui bahwa kegiatan ini mempunyai dampak yang besar dimana salah satunya adalah mencegah stunting atau malnutrisi.
Mencuci tangan dengan sabun merupakan teknik dasar dan terpenting untuk mencegah penyakit menular seperti diare dengan tingkat keberhasilan 80% untuk pencegahan infeksi umum dan 45% berkaitan dengan pencegahan penyakit yang lebih besar.
Diare yang berlangsung terus-menerus pada balita dapat menghambat penyerapan nutrisi yang bisa menyebabkan stunting.
Hal ini juga disebutkan dalam pernyataan Aduma Situmorang selaku Acting Director of Health and Nutrition.
“Cuci tangan dengan sabun merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit menular yang bisa berkontribusi pada stunting. Program BISA telah menunjukkan hasil yang mengesankan dalam meningkatkan perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur,” jelas Aduma Situmorang.
2. Kebiasaan cuci tangan pakai sabun dapat cegah penyakit menular
Air yang tercemar dan perilaku sanitasi dan kebersihan yang rendah dapat berkontribusi pada stunting melalui tiga cara yaitu diare, cacing usus, dan disfungsi usus lingkungan (EED) akibat paparan jangka panjang terhadap kondisi lingkungan yang tidak higienis.
Perlu diketahui, Di Indonesia, tahun 2021 kasus diare pada balita yang terlaporkan mencapai 818.687 kasus.
Sementara, provinsi Jawa Barat menempati urutan pertama dengan jumlah kasus sebesar 158.355, dan NTT di urutan ke-sembilan sebesar 17.523 kasus diare pada balita.
Maka dari itu, gerakan cuci tangan pakai sabun harus terus-menerus digerakkan agar terjadi perubahan perilaku yang dimulai dari kebiasaan yang bersih dan sehat di masyarakat, khususnya diantara ibu hamil, pengasuh anak di bawah lima tahun, dan remaja.
Hal ini juga disampaikan oleh Parnil Sarin selaku Global Brand Director Lifebuoy, Unilever.
“Program ini sangat istimewa karena menggabungkan keahlian kami (Lifebuoy) dan juga Save the Children untuk mengubah kehidupan perempuan, gadis remaja, dan anak-anak, yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan gizi yang lebih baik melalui praktik kebersihan tangan yang tepat dan agar dapat membantu anak-anak untuk mencapai potensi terbaik mereka,” jelas Parnil.