Selain dukungan orangtua, dukungan dari pihak sekolah juga membuat dirinya berhasil membawa pulang medali dalam kompetisi IMC 2025. Pencapaian medali perak menjadi sebuah kejutan yang didapatnya berkat latihan yang sungguh-sungguh.
“Untuk IMC aku latihan soal-soal tahun sebelumnya dan diskusi soal-soal dengan guru atau ikut pelatihan persiapan lomba. Aku sangat senang karena tadinya target aku hanya dapat bronze, tapi ternyata bisa dapat silver medal,” ungkap lelaki yang duduk di bangku kelas 5 SD itu.
Dukungan dari sekolah juga sangat penting. Ia mengungkapkan bahwa metode belajar matematika di SD Cikal Surabaya selalu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, belajar matematika di sekolah selalu diajarkan dengan cara-cara yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari atau bisa dalam bentuk game. Hal ini yang membuat Atharizi jadi lebih komunikatif dan kooperatif.
Dengan prestasi yang berhasil diraih salah seorang siswa SD asal Surabaya ini, tentunya kembali membuktikan bahwa dengan passion, latihan, dan dukungan yang tepat, Matematika bisa menjadi bidang yang menyenangkan dan membawa prestasi membanggakan.
Selamat untuk Atharizi! Semoga kisahnya dapat menginspirasi anak-anak Indonesia lainnya untuk tidak takut lagi dengan pelajaran Matematika.